Muhammadiyah “Uji” Calon Wali Kota

  • Bagikan
rambo/raksul

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Muhammadiyah Kota Makassar membentangkan "karpet merah" bagi pasangan calon wali kota dan wakil wali kota untuk menuangkan ide dan gagasan besarnya membangun kota ini. Pengurus salah satu organisasi terbesar ini mengundang pasangan calon untuk "diuji" dalam forum dialog terbuka.

Muhammadiyah merupakan ormas yang pertama kali mengagendakan untuk memanggil pasangan calon secara bergilir. Bagi pasangan calon, panggung ini merupakan momentum untuk mendekati pemilih dari kalangan Muhammadiyah yang belum menentukan pilihan sekaligus membuktikan bahwa mereka punya bekal cukup menjadi pemimpin dalam lima tahun mendatang.

Empat pasangan calon diundang secara bergantian untuk dialog terbuka selama dua hari Sabtu-Ahad (9-10/11/2024) di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. Pengurus Muhammadiyah mengalokasikan waktu dua dua jam bagi masing-masing pasangan calon untuk memaparkan ide dan gagasan dalam memimpin Kota Makassar.

Ketua Pengurus Muhammadiyah Kota Makassar, KH Muhammad Said Abd Shamad mengatakan warga Muhammadiyah di kota ini ingin mendengarkan secara langsung program, visi, dan misi pasangan calon.

"Kami sebagai ormas gerakan dakwah sangat berkepentingan untuk mendengar dari calon wali kota dan calon wakil wali kota mengenai program dan visi misi mereka ke depan," ujar Said Shamad, Kamis (7/11/2024).

Menurut dia, ormas Muhammadiyah sejauh ini belum menentukan pilihan kepada calon tertentu. Namun lewat forum dialog ini, kata dia, akan dijadikan sebagai wadah bagi kelompok Muhammadiyah di Makassar untuk menentukan pilihan sesuai dengan konsep yang dianggap sejalan dengan visi misi Muhammadiyah ke depan.

"Warga Muhammadiya bisa mendengar langsung program calon untuk menentukan pilihan. Mana yang cocok dengan visi misi Muhammadiya sebagai lembaga dakwah dan menjalankan syariat Islam," imbuh Said Shamad.

Said Shamad mengatakan, pihaknya sengaja membedakan waktu untuk setiap pasangan calon untuk hadir. Alasannya, agar sesama kandidat tidak saling "ganggu" dalam memaparkan program, visi, dan misi.

Menurut dia, empat pasangan calon tersebut merupakan figur-figur terbaik. Hanya saja, kata Said Shamad, pasangan calon ada yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai manusia tidak ada yang sempurna, apalagi akan menjalankan amanah sebagai pemimpin di Kota Makassar nantinya.

"Ini forum Muhammadiyah untuk memfasilitasi calon wali kota kita. Mereka masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Kami di Muhammadiyah akan menilai dan menentukan pilihan lewat forum ini sehingga tidak ragu dalam menentukan pilihan nantinya," tutur Said Shamad.

Dia menambahkan, di forum tersebut nanti, perwakilan Muhammadiyah akan menyampaikan aspirasi berkaitan dengan keumatan. Apalagi banyak hal yang ingin disampaikan oleh warga Muhammadiyah kepada pasangan calon.

"Ini juga forum bagi kami Muhammadiyah menyampaikan aspirasi kami yang berkaitan dengan keumatan," imbuh dia.

Said Shamad berharap Pilwali Makassar berjalan efektif dan efisien tanpa adanya riak-riak yang berujung pada fitnah dan penyebaran hoaks. Bagi Muhammadiyah, pilkada berjalan sukses bila tidak ada kegaduhan.

"Kami sebagai organisasi gerakan Islam berharap agar proses pilkada berjalan aman dan damai. Tidak ada provokasi, menyebar fitnah, dan kabar bohong," ujar dia.

Sementara itu, Ketua Lembaga Kebijakan Publik Muhammadiyah Kota Makassar, Usman Lonta mengatakan tujuan dilaksanakan dialog agar warga Muhammadiyah mengetahui program dan kemampuan calon wali kota dalam membangun Makassar nantinya.

"Mereka sudah sosialisasi untuk pencitraan diri. Tapi, publik ingin mengetahui lebih jauh isi pikiran mereka. Jangan cuma tampil melalui baliho," ujar Usman.

Menurut Usman, tidak elok rasanya bila para kandidat hanya tampil di alat peraga yang terpasang di mana-mana. Dia mengatakan, Muhammadiyah ingin mengetahui program kandidat, khususnya yang relevan dengan pokok pikiran dari Muhammadiyah.

Juru bicara pasangan Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham, Andi Widya Syadzwina mengatakan pihaknya selalu siap menghadiri undangan dari pihak manapun, selagi tidak ada agenda lain yang menghalangi. Menurut dia, Appi-Aliyah sangat terbuka untuk berdialog serta mendiskusikan program baik dengan kalangan ormas, tokoh agama, masyarakat umum, atau kelompok mahasiswa.

"Bagi pasangan MULIA selalu siap hadir jika tidak ada halangan. Yang jelas Appi dan Aliyah sangat respek untuk menyampaikan program di forum manapun karena memang program yang kami usung ingin diketahui secara luas oleh masyarakat," kata Widya Syadzwina.

"Pada dasarnya dialog terbuka ini merupakan kebaikan untuk mendengarkan program MULIA. Kalau diundang, kami pastikan Appi dan Aliyah pasti hadir," sambung Wina-sapaan akrabnya.

Wina menegaskan bahwa paslon MULIA setiap hari punya agenda rutin dengan melakukan dialog bersama masyarakat di kecamatan yang ada di Makassar. Selain itu, terdapat juga agenda bertemu dengan tokoh masyarakat dan tokoh pemuda. Bahkan kalangan milenial juga untuk berdiskusi soal program yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat ke depan.

"Jadi, agenda Appi dan Aliyah rutin ada setiap hari. Kalau pagi sampai siang biasa kampanye dialogis dengan warga di kecamatan berbeda. Sore atau malam bisa silaturahmi dengan para tokoh," tutur Wina.

Sementara itu, juru bicara pasangan Andi Seto Gadhista Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi (Sehati), Bahtiar Maddatuang mengatakan pihaknya akan menjadwalkan untuk menghadiri undangan tersebut. "Insyaallah dua-duanya (Seto-Rezki) akan hadir," ujar dia.

Maddatuang mengatakan, pasangan yang diusung Gerindra, NasDem, PAN dan PSI ini siap menyampaikan gagasan kepada kader Muhammadiyah Kota Makassar. "Kalau Seto diberikan waktu menyampaikan gagasan untuk Makassar pasti akan disampaikan, karena Makassar ini untuk kita semua. Semua kalangan," imbuh dia.

Maddatuang mengatakan, Seto-Rezki akan menyampaikan konsep mengenai Kota Makassar yang nyaman untuk semua. Selain itu, sejumlah program prioritas juga akan dipaparkan seperti di sektor kesehatan dan pendidikan yang paripurna.

Seto, kata dia, tidak bisa dipisahkan dengan Gerindra yang mengakomodasi tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam Kabinet Merah Putih. Beberapa tokoh yang masuk kabinet Prabowo yakni Abdul Mu’ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah), Muhadjir Effendy (Penasihat Khusus Presiden Bidang Urusan Haji), Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan RI), Fauzan (Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi), Dzulfikar Ahmad Tawalla (Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia), Fajar Riza Ul Haq (Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah) dan Dahnil Anzar Simanjuntak (Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Indonesia).

"Saya kira Seto sebagai kader Gerindra bisa mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah. Prabowo sebagai ketua umum Gerindra banyak akomodasi warga Muhammadiyah masuk Kabinet Merah Putih," kata Maddatuang.

Adapun, juru bicara Indira Yusuf Ismail dan Ilham (INIMI), Andi Esse mengatakan pihaknya agar menyesuaikan agenda kandidat mereka. Dia mengaku belum memastikan untuk menghadiri undangan dialog terbuka tersebut.

"Tapi, bagi paslon INIMI selalu ada waktu untuk menghadiri dialog bersama tokoh agama, masyarakat, dan ormas. Apalagi mendengarkan program serta visi-misi kami," ujar dia.

Sementara itu, Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah menyebutkan acara yang digagas ormas Muhammadiyah tersebut patut diapresiasi. Alasannya, gagasan para kandidat belum sepenuhnya didengar oleh masyarakat secara luas.

"Karena debat kandidat yang jadi sarana penyampaian visi dan misi kandidat itu punya waktu yang terbatas. Makanya ormas menginisiasi dialog seperti yang dilakukan Muhammadiyah," ujar Asratillah.

Wakil Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Sulawesi Selatan ini menyebutkan dengan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah, pada calon wali kota Makassar bisa menyampaikan gagasan mereka hingga dua jam.

"Para calon bisa menyampaikan program unggulan dan bisa dipublikasikan ulang ke masyarakat dan para audiens merasa puas terhadap gagasan kandidat karena waktu mereka relatif panjang untuk memberi penjelasan," imbuh dia.

Asratillah juga menyebutkan salah satu fungsi ormas memberikan edukasi politik kepada masyarakat dan itu sudah dilakukan oleh Muhammadiyah. "Jadi bukan hanya KPU sebagai penyelenggara saja yang memberikan edukasi kepada pemilih, tapi seluruh ormas juga diminta ikut terlibat," kata dia. (suryadi-fahrullah/C)

  • Bagikan

Exit mobile version