Prof. Adi juga menekankan pentingnya peran guru besar sebagai bagian dari peradaban perguruan tinggi yang berkelanjutan.
"Hari ini merupakan momentum bagi sivitas akademika, khususnya Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu Budaya, untuk menambah jumlah guru besar. Guru besar bukan hanya bagian dari kampus, tetapi juga pendidik dan peneliti yang kontribusinya dinantikan masyarakat luas," lanjutnya.
Ketiga guru besar ini menyampaikan orasi ilmiah mereka yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Orasi Ilmiah Masing-Masing Guru Besar:
- Prof. Dr. Ir. Rismaneswati, S.P., M.P. dalam pidatonya yang berjudul "Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Produksi Pertanian yang Berkelanjutan di Wilayah Tropika Basah," menekankan pentingnya evaluasi lahan untuk pembangunan sistem pertanian yang tangguh. Beliau menjelaskan bahwa kualitas lahan dapat bervariasi, dan jika digunakan tidak sesuai potensinya, dapat menimbulkan masalah seperti produksi yang tidak optimal dan degradasi lingkungan.
- Prof. Dr. Ir. Amir, M.Si. dengan pidato berjudul "Prediksi Iklim Berdasarkan Kearifan Lokal (Pallontara/Papananrang) dan Analisis Frekuensi Peluang Curah Hujan di Sulawesi Selatan," mengangkat isu perubahan iklim yang memengaruhi pola distribusi air di Sulawesi Selatan. Ia menjelaskan bagaimana peramalan iklim mikro dapat digunakan untuk menentukan jadwal tanam padi dan palawija di daerah tersebut.
- Prof. Dr. Harlinah Sahib, M.Hum. dalam pidatonya yang berjudul "Relasi Bahasa, Budaya, dan Pemikiran Masyarakat Kajang dalam Perspektif Linguistik Antropologi," membahas bagaimana bahasa mencerminkan budaya dan pemikiran masyarakat, khususnya masyarakat Kajang, yang terkenal dengan adat istiadat dan ritual tradisional mereka.
Pidato pengukuhan ini menggambarkan kontribusi masing-masing guru besar terhadap ilmu pengetahuan dan masyarakat serta menunjukkan komitmen Universitas Hasanuddin dalam mendukung pengembangan akademik di berbagai bidang. (Yadi/A)