Gagasan Paslon Belum Tajam

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Harapan warga Kota Makassar mendapatkan gambaran secara rinci terhadap program pasangan calon wali kota dan wakil wali kota dalam debat terbuka tidak sepenuhnya terwujud.

Pemaparan dan gagasan mereka mengenai arah dan wajah Makassar lima tahun ke depan tidak dapat digali dengan dalam oleh kandidat. Bahkan, cenderung ide-ide yang ditawarkan terkesan hanya sekadar wacana yang hampir mustahil tidak dapat direalisasikan.

Panggung debat terbuka kali ini dinilai hanya dijadikan sebagai wahana untuk menabur janji-janji belaka.

Empat pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Makassar bertarung gagasan dalam debat kedua Pilwalkot Makassar 2024, yang mengangkat tema "Wujudkan Makassar Kota Berperadaban Maju Melalui Harmonisasi Pembangunan Nasional dan Daerah, Tata Kelola Lingkungan Hidup yang Berkeadilan, dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat". Debat ini berlangsung di Hotel Four Points by Sheraton, Jalan Andi Djemma, Makassar, Rabu (13/11/2024).

Keempat pasangan calon mengikuti debat ini masing-masing nomor urut 1 Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA), nomor urut 2 Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI), nomor urut 3 Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi Amir Uskara (INIMI), dan nomor urut 4 Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (AMAN).

Masing-masing pasangan calon ini memaparkan gagasan-gagasan utamanya yang diharapkan dapat menjawab tantangan yang di Kota Makassar, utamanya menyangkut tema debat.

Meski begitu, pengamat politik dan kebijakan publik dari Universitas Hasanuddin, Rizal Pauzi menilai dalam debat kali ini, meski berlangsung dengan baik, namun masih menyisakan sejumlah aspek yang belum tergali secara mendalam.

"Debat kali ini berlangsung lumayan baik, namun menurut saya ini belum mendalam. Kandidat cenderung mendorong visi misinya secara umum. Apa solusi yang mereka tawarkan belum sepenuhnya ditonjolkan," kata Rizal kepada Harian Rakyat Sulsel, kemarin.

Rizal menyoroti setiap kandidat yang terlihat lebih fokus pada pemaparan program-program, tetapi belum menjelaskan secara rinci rasionalisasi dari visi misi serta program unggulan yang diusung.

Padahal, menurut dia, yang terpenting adalah bagaimana rasionalisasi dari visi misi dan program unggulannya keempat pasangan calon wali kota dan wakil wali kota tersebut dijabarkan.
"Harusnya, ini yang perlu dipertajam oleh masing-masing kandidat agar masyarakat bisa memiliki referensi yang jelas mengenai apa yang dijanjikan," imbuh Rizal.

Dosen administrasi publik ini mengingatkan pentingnya bagi kandidat untuk menjelaskan indikator keberhasilan dari program yang ditawarkan. Dia mencontohkan bahwa masyarakat harus paham apakah janji-janji politik yang disampaikan dapat diterapkan dengan nyata atau hanya sekadar wacana.

"Misalnya program gratis sampah atau pendidikan gratis. Itu perlu ada penjelasan detail terkait cakupan dan tahapannya. Jangan sampai saat terpilih, ada banyak syarat tambahan yang justru membatasi pelaksanaan program tersebut," tutur dia.

Selain itu, Rizal mengkritik bahwa visi harmonisasi pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah juga masih dijabarkan secara umum dalam debat tersebut. Kata dia, Meskipun ada komitmen dari para kandidat untuk melakukan sinkronisasi, namun dia menilai bahwa para calon belum mengelaborasi langkah-langkah konkret untuk mencapai hal tersebut.

"Saya melihat, secara narasi disampaikan akan ada sinkronisasi dan harmonisasi. Namun caranya seperti apa? Itu yang belum dijabarkan dengan jelas," imbuh Rizal.

Rizal mencontohkan mengenai rencana pembangunan infrastruktur besar seperti proyek kereta api dan stadion di Makassar, yang sudah disinggung calon dalam debat kedua ini. Meskipun ikut dibicarakan, namun menurut Rizal, hal itu masih secara umum dan tidak mendalam.

"Beberapa topik seperti kereta api dan stadion memang dibahas, tetapi masih terlalu umum. Misalnya, bagaimana sikap mereka dalam menjalankan janji tersebut, apakah dengan merevisi perda RTRW atau bagaimana model kebijakannya," kata Rizal.

Selain harmonisasi pembangunan, isu lingkungan juga menjadi sorotan. Rizal menyoroti bahwa perencanaan tata ruang, terutama terkait pemenuhan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Makassar masih belum dibahas secara rinci dalam debat kali ini.

Meskipun dalam debat ada calon yang sempat menyinggung mengenai masalah iklim, di mana efek rumah kaca, bertambahnya emisi gas kendaraan bermotor, dan kurangnya RTH disebut jadi masalah utama yang harus diselesaikan di Kota Makassar.

"Saya melihat terkait ruang terbuka hijau cenderung belum terlalu muncul. Mungkin karena para kandidat melihat tantangan yang besar dalam hal ini, sehingga tidak terlalu dibahas," tutur Rizal.

Dalam pernyataannya, Rizal menilai isu pemanfaatan sungai dan kemacetan justru lebih banyak menjadi sorotan ketimbang persoalan lingkungan lainnya yang juga penting, seperti penanganan RTH. Ia menyebut bahwa permasalahan kemacetan memang relevan, tetapi membutuhkan solusi jangka panjang.

"Cenderung saya melihat debat kali ini lebih menyoroti isu pemanfaatan sungai dan kemacetan. Ini menarik, tetapi perlu digali lebih dalam supaya ada gambaran yang lebih konkret," sebut Rizal.

Meski demikian, Rizal menekankan bahwa masyarakat harus lebih cermat dalam menilai debat ini untuk memahami komitmen para kandidat. Menurutnya, masih banyak pertanyaan yang harus diajukan terkait langkah nyata dari program yang dijanjikan oleh masing-masing calon.

"Masyarakat perlu menggali lebih jauh mengenai komitmen para kandidat, bagaimana langkah mereka untuk merealisasikan janji-janji tersebut," kata dia.

Rizal juga menyarankan agar para calon bisa lebih transparan dalam menjabarkan rencana kebijakan mereka, terutama untuk program unggulan yang berdampak luas.

"Program unggulan seperti pendidikan gratis, misalnya, harus dijelaskan cakupannya. Apakah gratis untuk semua tingkatan atau hanya untuk masyarakat tertentu saja? Hal ini penting agar masyarakat bisa mendapatkan gambaran yang lebih realistis," ujar dia.

Lebih lanjut, Rizal menilai debat ini bisa menjadi refleksi bagi para calon untuk memperkuat aspek-aspek yang mereka anggap penting. Menurutnya, dalam debat berikutnya, kandidat diharapkan bisa memberikan penjelasan yang lebih konkret mengenai bagaimana program-program mereka akan dilaksanakan.

Rizal juga menyampaikan harapannya agar masyarakat Makassar lebih cerdas dan kritis dalam menilai kandidat yang akan mereka pilih. Ia berharap agar masyarakat tidak sekadar memilih berdasarkan popularitas atau slogan, tetapi berdasarkan program yang memang realistis dan bisa dipertanggungjawabkan.

"Harapan saya, masyarakat bisa menilai lebih dalam, tidak hanya melihat dari visi misi yang disampaikan secara umum, tapi benar-benar melihat bagaimana kandidat merancang solusi atas permasalahan kota ini," imbuh dia.

Sebelumnya, pasangan Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) memaparkan visi-misi membangun Kota Makassar yang dijabarkan dalam istilah bertajuk "MULIA Kotanya dan MULIA Warganya". Munafri mengatakan, Makassar menjadi kota terbesar, pintu gerbang, sekaligus penghubung dengan kota-kota lain di Kawasan Indonesia Timur.

Ironisnya persoalan di Makassar hari ini begitu kompleks dan butuh solusi. Menurut dia, kesejahteraan yang seharusnya menjadi tujuan utama pembangunan, menjadi terlupakan atau bahkan sengaja dilupakan.

"Sekarang kemacetan menjadi semakin parah, banjir hanya disebut sebagai genangan, air bersih yang berubah menjadi barang langka di sebagian wilayah jika memasuki musim kemarau," ujar Munafri.

Menurut dia, Makassar juga masih banyak melanggar prinsip-prinsip pembangunan hijau dan biru yang telah menjadi kesepakatan global dalam Sustainable Development Goals (SDG's). Idealnya, kata dia, kebijakan kota Makassar harus selaras dengan kebijakan provinsi dan pemerintah pusat untuk mendukung visi Indonesia Emas tahun 2045, karena pada substansinya, tidak ada yang bisa melakukan perbaikan hanya dari dan dengan dirinya sendiri.

"Untuk membangun Kota Makassar, tentunya kita sangat membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari kita semua," katanya.

Munafri juga menekankan pentingnya mewujudkan Makassar sebagai kota inklusif bila terpilih. Salah satu yang akan dilakukan yakni memberikan zona nyaman jalur khusus bagi kaum disabilitas, baik dari sisi pembangunan maupun hak layak agar setara dengan warga masyarakat pada umumnya.

Pasangan calon Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi dalam paparan visi dan misi menegaskan komitmen untuk membawa perubahan nyata bagi Makassar dalam 100 hari pertama masa kepemimpinan. Menurut Seto, Makassar masih menghadapi berbagai permasalahan yang membutuhkan solusi cepat dan efektif.

"Dengan semangat melayani, kami bergerak dengan hati untuk mewujudkan solusi nyata bagi warga," ujar Seto.

Seto bertekad untuk mengambil langkah tegas dengan program 100 hari kerja, yang berfokus pada perbaikan infrastruktur kota, pengelolaan sampah, dan peningkatan keamanan, demi menciptakan Makassar yang lebih makmur, aman, dan nyaman bagi semua warganya.

Saat ini, Makassar tengah memasuki musim penghujan, dan Seto-Rezki melihat ini sebagai momentum untuk mulai mengatasi masalah-masalah krusial seperti banjir dan sampah yang kerap menumpuk.

Untuk program lain, pasangan ini berupaya meningkatkan jumlah ruang terbuka hijau (RTH). Menurut dia, data saat ini menunjukkan bahwa RTH di Makassar masih kurang dari 9 persen, jauh dari target ideal yang ditetapkan pemerintah, yaitu 30 persen.

"Dari data yang ada, kota Makassar hanya memiliki kurang dari 9 persen RTH. Di masa kepemimpinan kami, insyaallah kami siap untuk mewujudkan 30 persen RTH di Makassar. Ini adalah salah satu komitmen kami untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kenyamanan warga," ujar Seto.

Untuk mencapai target tersebut, pasangan SEHATI memiliki sejumlah strategi inovatif yang mencakup pemanfaatan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasus) yang saat ini belum maksimal di berbagai wilayah kota. Seto menyoroti kawasan perumahan di Biringkanaya dan Tamalanrea sebagai wilayah potensial yang masih memiliki ruang untuk pengembangan RTH.

Selain itu, Seto-Rezki juga berencana untuk mengoptimalkan RTH di gedung-gedung besar seperti mal dan apartemen yang saat ini belum memenuhi standar RTH. Mereka akan mewajibkan gedung-gedung tersebut untuk mengembangkan area hijau di bagian rooftop sebagai bentuk kompensasi RTH.

Adapun, pasangan calon Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (Indira-Ilham), mengarahkan perhatian pada masalah lingkungan yang masih menghantui pesisir kota. Sampah plastik, logam, hingga limbah pestisida telah mencemari perairan dan membahayakan biota laut, pariwisata, serta kesehatan warga.

Indira menegaskan bahwa solusi berkelanjutan harus dimulai dari akar permasalahan, yaitu edukasi kepada masyarakat agar bijak dalam penggunaan plastik dan tidak membuangnya sembarangan.

Sedangkan, Ilham menyoroti peran vital bank sampah di berbagai wilayah Makassar yang sudah berjalan dengan baik. Dia menjelaskan bahwa sampah seharusnya tidak dianggap sebagai sesuatu yang tidak bernilai, melainkan sebagai komoditi yang bisa dimanfaatkan. Salah satu contohnya adalah bahan baku Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang akan segera beroperasi di Makassar.

"Ketika tumpukan sampah di Antang sudah habis, kawasan itu akan kami ubah menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) terpadu yang memberikan kesejukan baru untuk kota Makassar," ujar dia.

Pasangan ini juga siap membawa perubahan besar melalui revitalisasi ekonomi yang produktif. Fokus INIMI mengangkat ekonomi biru yang unggul di Makassar, memperkuat sektor pariwisata, dan mendorong pertumbuhan UMKM dengan sentuhan digitalisasi.

Indira menekankan pentingnya transformasi menuju ekonomi sirkular yang inklusif, dengan mengembangkan sektor pariwisata, inovasi, dan teknologi.

"Ekonomi kreatif harus menjadi tulang punggung kota. Dengan ekosistem yang inovatif, kita akan menciptakan peluang bagi semua," kata Indira.

Adapun, Ilham mengungkapkan kekagumannya terhadap UMKM dalam sel-sel kota. "Digitalisasi adalah kunci bagi UMKM di lorong untuk berkembang lebih luas. Anak muda Makassar harus terlibat penuh dalam lini ini," jelas dia.

Sementara itu, pasangan Amri-Rahman menekankan pembangunan akan menjangkau kesejahteraan warga miskin, serta tidak mengabaikan penyandang disabilitas, perempuan dan anak-anak.

"Yang paling penting adalah kemajuan yang berkelanjutan bukan yang terputus-putus dari satu pemerintah pemerintah yang lain untuk itu kami berorientasi pada kemajuan yang tidak hanya memikirkan generasi sekarang tapi memikirkan generasi ke depan," ujar dia.

"Pastinya AMAN akan memperhatikan inklusivisme. Dalam pembangunan tidak akan ada yang terabaikan. Yang mana warga miskin perempuan anak-anak dan penyandang disabilitas ini akan menjadi prioritas kita untuk pembangunan kota Makassar," lanjut ketua PKS Sulsel tersebut.

Amri Arsyid juga menegaskan dalam membangun Kota Makassar ke depan akan tetap mengadaptasi perkembangan teknologi di era industri 5.0.

"Teknologi dan inovasi 5.0 yang merupakan masa depan bangsa dan masa depan dunia, suka tidak suka harus bisa diadaptasi. Harus bisa kita jalankan untuk memperlancar proses pembangunan di kota kita tercinta ini," ujar Amri.

Pasangan ini juga akan fokus pada kota yang lebih ramah lingkungan di semua sektor, utamanya pada sektor transportasi, industri dan rumah tangga.

"Beberapa sektor yang menjadi target kita adalah sektor industri yang banyak menggunakan energi fosil, pelan-pelan akan kita lakukan konversi dengan regulasi yang kita buat," kata Amri.

Paslon AMAN menargetkan energi bersih terbarukan yang murah dan terjangkau oleh masyarakat baik rumah tangga maupun industri. Adapun, Rahman menambahkan hadirnya energi bersih ini akan ditunjang dengan fasilitas serta edukasi terkait pemanfaatannya.

"Untuk mensukseskan ini tentu harus diawali dengan edukasi pendidikan kepada seluruh pihak bagaimana memanfaatkan energi terbarukan atau energi bersih di seluruh aktivitas kegiatan ekonomi industri dan juga di rumah tangga," ujar Rahman. (Isak Pasa'buan-Suryadi/C)

  • Bagikan

Exit mobile version