Gibran juga menceritakan saat dirinya memasang ornamen Natal bagi umat Nasrani dan ornamen Imlek, meskipun sempat mendapat sorotan dan protes. Namun, ia tetap konsisten memberikan ruang yang sama bagi semua agama.
Wapres juga menyampaikan permohonan maaf karena tidak dapat hadir pada pembukaan sidang raya, disebabkan tugas kenegaraan yang diamanatkan kepadanya ketika Presiden RI berada di luar negeri.
Dia menuturkan, Ketua Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja telah mengundangnya sejak tahun lalu ketika ia masih menjabat sebagai calon wakil presiden, dan kini janjinya tersebut terpenuhi dalam penutupan sidang raya ini.
“Mohon maaf, saya seharusnya datang saat pembukaan. Tahun lalu Pak Pendeta mengundang saya, tetapi saat itu saya masih cawapres. Sejak saat itu saya sudah menyanggupi untuk datang ke acara PGI,” ucap Gibran.
Sementara itu, Ketua BPS Gereja Toraja, Pdt. Alfred Anggui, selaku tuan rumah sidang raya, memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan harapannya agar pemerintah pusat memperhatikan gedung Auditorium UKI Toraja yang menjadi aset kampus, mengingat UKI Toraja memiliki sekitar 8.000 mahasiswa. Kehadiran UKI Toraja sangat membantu masyarakat setempat yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi dengan biaya yang lebih terjangkau.
Sebelum meninggalkan lokasi sidang, Wapres menyempatkan diri untuk menyapa, bersalaman, dan berswafoto dengan sejumlah peserta dan pandu yang hadir. (Cherly)