Ia menyebut bahwa solusi yang ditawarkan harus bersifat holistik dan melibatkan teknologi modern.
"Misalnya untuk banjir, kita harus membangun drainase kolektif dan sumur resapan. Air hujan harus disimpan, bukan langsung dibuang ke laut. Ini juga bisa digunakan untuk mengatasi kekeringan saat musim kemarau," kata adik Ketua DPW PPP Sulsel, Imam Fauzan Amir Uskara itu.
Terkait kemacetan, Ilham menyarankan penggunaan transportasi umum yang lebih terintegrasi. Ia mencontohkan pekerja dari wilayah Maros yang setiap hari masuk ke Makassar, dengan transportasi umum yang memadai, kemacetan dapat dikurangi secara signifikan.
Masalah lain yang menjadi perhatiannya adalah aksesibilitas di wilayah kepulauan. Ia mengusulkan penggunaan teknologi seperti Starlink untuk memastikan konektivitas internet dan listrik 24 jam di daerah tersebut.
"Kita harus memastikan semua warga Makassar mendapatkan akses yang sama, termasuk yang tinggal di kepulauan," kata dia.
Sementara isu pembangunan stadion juga tak lupa dari perhatiannya dan menjadi salah satu prioritasnya. Ilham Fauzi menyebut bahwa terdapat tiga lahan stadion milik Pemprov Sulsel yang bisa dikelola oleh Pemkot Makassar. Dengan dukungan finansial yang kuat, Ilham optimistis stadion baru dapat terwujud.
Begitu juga pada sektor kesehatan, Ilham Fauzi mengapresiasi program tiga lapis jaminan kesehatan yang telah diterapkan Pemkot Makassar sebelumnya. Ia pun berkomitmen untuk memperkuat program ini agar dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.
"BPJS dan KIS sudah luar biasa. Ditambah layanan home care seperti Dottorota, ini adalah inovasi yang patut dipertahankan. Kita juga punya RSUD Daya yang gratis bagi warga ber-KTP Makassar. Ke depan, layanan ini akan terus kita maksimalkan," katanya.
Pada sektor ekonomi kreatif juga, Ilham Fauzi ingin membangun balai pelatihan kerja yang fokus pada industri kreatif. Ia menilai ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk memberdayakan anak muda dengan modal yang minim.
"Saat ini BLK kita masih numpang di Pemprov. Ke depan, kita harus punya BLK khusus ekonomi kreatif. Anak muda yang punya smartphone saja sudah bisa menciptakan nilai ekonomi. Ini yang harus kita fasilitasi," jelasnya.
Terakhir, Ilham Fauzi juga ingin melibatkan komunitas dan organisasi seperti Karang Taruna dalam proses pembangunan. Ia berencana memberikan anggaran khusus untuk kegiatan yang dapat memberdayakan anak muda di setiap kecamatan.
Menurutnya, kebijakan yang diambil harus melalui pendekatan humanis. Ia berkomitmen untuk melibatkan semua pihak dalam proses perencanaan hingga implementasi kebijakan. Ia yakin dengan pendekatan ini, Makassar dapat menjadi kota yang lebih inklusif dan berdaya saing.
"Kita harus adil dan berbasis data, bukan asumsi. Kebijakan yang diambil harus untuk kepentingan umum, bukan kelompok tertentu. Kami ingin menciptakan Makassar yang lebih baik, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk generasi mendatang," pungkasnya. (Isak Pasabuan/B)