"Ini trend yang menggambarkan potensi seorang kandidat untuk menang. Dan sebaliknya, jika trend nya menurun, harus waspada karena ada kecendrungan untuk terus turun. Ini bahaya dan sangat rawan disalip oleh kandidat yang punya trend naik,” katanya," sebutnya.
Toto menyebut contoh elektabilitas personal Munafri (Appi) yang sebelumnya cukup unggul jauh dengan 47,0% pada September, sekarang turun ke 34,0% pada November 2024.
Dan dari pengalaman selama ini, calon yang elektabilitasnya turun, cukup berat untuk rebound. Sementara itu, dua paslon lainnya, Indira Yusuf Ismail – Ilham Ari Fauzi (INIMI) 20.4%, dan Amri Rasyid – Rahman Bando (AMAN) 1,9%.
"Kedua paslon ini, khususnya INIMI, tetap punya peluang untuk bisa menyalip paslon diatasnya, meskipun harus dengan kerja sangat ekstra," tururnya.
Toto menjelaskan, salah satu faktor yang membuat elektabilitas paslon MULIA mengungguli tiga paslon lain, karena secara personal, Munafri Arifudin sudah punya bekal tingkat pengenalan yang cukup ideal, yaitu 93,5%.
Dan dari yang mengenal dia, sebanyak 88,2% mengaku suka. Posisi yang hampir sama, lanjut Toto, terjadi pada Andi Seto Asapa.
Meski sebagai pendatang baru, aneka atribut ruang publik dan program yang cukup massif membuat tingkat pengenalan Andi Seto tembus ke 90,9%. Dan dari yang mengenalnya, sebanyak 80,3% mengaku suka.