MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Menjelang hari pemungutan suara pada Pilkada Makassar, Rabu (27/11/2024), pasangan calon (paslon) terus berupaya meraih dukungan dengan berbagai cara, termasuk melalui opini publik.
Salah satu strategi yang digunakan adalah merilis hasil survei yang tiba-tiba muncul di saat-saat krusial. Survei ini sering dituding sebagai pesanan untuk memengaruhi pemilih yang masih ragu atau mempertahankan pendukung yang sudah ada.
Terbaru, survei LSI Denny JA melalui lembaga Citra Komunikasi, anak perusahaannya, mendadak mempublikasikan hasil yang menempatkan pasangan Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi hampir menyusul paslon unggulan Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA).
Namun, hasil ini menimbulkan kecurigaan karena secara signifikan menurunkan elektabilitas paslon MULIA yang sebelumnya konsisten unggul di beberapa survei. Survei terbaru ini menunjukkan elektabilitas MULIA di angka 34,6%, jauh menurun dari estimasi 48% yang ditunjukkan lembaga survei lain.
Sebaliknya, elektabilitas paslon Sehati (Andi Seto-Rezki) melambung ke 29,5%, diikuti Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) dengan 20,4%, dan pasangan Muhammad Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando sebesar 1,9%. Responden yang belum menentukan pilihan tercatat sebanyak 13%.
Keberadaan survei ini memicu kritik dari sejumlah pihak, termasuk pengamat politik Universitas Hasanuddin, Dr. Andi Lukman Irwan. Menurutnya, publik harus waspada terhadap hasil survei yang mendadak muncul tanpa rekam jejak di wilayah tertentu.
"Survei yang tiba-tiba hadir dan mempublikasikan hasil patut dipertanyakan. Hasil survei seharusnya sejalan dengan kepercayaan masyarakat, bukan semata untuk membentuk opini publik," ujar Dr. Lukman, Kamis (21/11/2024).
Ia juga menyoroti potensi konflik kepentingan jika lembaga survei merangkap sebagai konsultan politik. "Lembaga survei yang juga bertindak sebagai konsultan tentu cenderung menghasilkan survei yang menguntungkan paslon tertentu," jelasnya.
Dr. Lukman mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh hasil survei elektabilitas yang dirilis mendekati pemilihan. "Saat ini banyak lembaga survei yang menyajikan data dengan tujuan tertentu. Masyarakat harus bijak dan tidak langsung percaya," tegasnya.
Survei LSI Denny JA ini menjadi sorotan karena baru pertama kali tampil di Pilkada Makassar, dan hasilnya dirilis secara mendadak. Hal ini semakin memperkuat kecurigaan bahwa survei ini memiliki maksud tertentu untuk menguntungkan pihak tertentu menjelang pencoblosan. (Yadi/B)