Prabowo Efek Jadi Faktor Pendorong Keunggulan Andi Sudirman di Pilgub Sulsel

  • Bagikan
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) unggul dalam hitung cepat (quick count) lembaga survei Indikator Politik Indonesia, mengalahkan pasangan Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DIA).

Berdasarkan data quick count yang dirilis Rabu, 27 November 2024, pukul 20.00 Wita, Andalan Hati mencatat perolehan suara sebesar 76,35%, sementara DIA memperoleh 23,65%. 

Hingga saat ini, data suara yang masuk telah mencapai 94,25%. Meski demikian, hasil ini belum merupakan hasil resmi, karena penetapan akhir masih menunggu penghitungan manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Pengamat politik sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin, Prof. Sukri Tamma, menilai faktor popularitas menjadi salah satu penyebab dominasi Andalan Hati. 

“Pak Andi Sudirman sudah bekerja selama lima tahun sebagai Wakil Gubernur dan Gubernur Sulsel. Hal ini membuat tingkat popularitasnya sangat tinggi di 24 kabupaten/kota di Sulsel,” ujar Prof Sukri.

Ia menjelaskan, meskipun Danny Pomanto memiliki reputasi baik di Kota Makassar, pengaruhnya sulit menjangkau wilayah Sulsel secara keseluruhan. "Sulsel ini terdiri dari 24 kabupaten/kota, dan tim Andalan Hati bekerja efektif hingga ke daerah-daerah tersebut," tambahnya. 

*Prabowo Efek*

Selain faktor popularitas, kemenangan Andalan Hati juga didukung oleh apa yang disebut sebagai “Prabowo efek”.

Menurut Prof Sukri, kedekatan Andi Sudirman dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang juga kakaknya dan salah satu tokoh kepercayaan Prabowo Subianto, memberikan keuntungan elektoral yang signifikan. 

“Aspek ini berperan besar, terutama karena Andi Amran punya pengaruh yang kuat di Sulsel dan dipercaya oleh Prabowo,” katanya. 

Prof Sukri juga menyoroti peran tim pemenangan Andalan Hati yang dinilai sangat efektif dalam menjangkau masyarakat hingga ke pelosok. Hal ini menjadi keunggulan dibandingkan tim DIA, yang menurutnya bekerja maksimal namun terkendala waktu. 

“Tim DIA memang bekerja keras, tetapi waktu yang mereka miliki untuk menjangkau seluruh kabupaten/kota tidak cukup lama. Sementara Andalan Hati telah memiliki basis yang lebih kokoh sejak awal,” jelasnya. 

Meskipun Andalan Hati unggul di hasil hitung cepat, hasil resmi Pilkada Sulsel 2024 tetap harus menunggu penghitungan suara manual oleh KPU. Prof Sukri berharap proses ini berjalan transparan dan lancar sehingga dapat memastikan legitimasi hasil pemilihan. 

“Hitung cepat ini memberikan gambaran awal, namun hasil akhir tetap bergantung pada penghitungan manual KPU. Kita berharap prosesnya berjalan sesuai aturan,” tutupnya. 

Hasil sementara ini memberikan optimisme bagi Andalan Hati untuk melanjutkan kepemimpinan di Sulawesi Selatan. Namun, langkah selanjutnya akan sangat bergantung pada proses finalisasi oleh penyelenggara pemilu. (*)

  • Bagikan