Ketua KBPP Polri Sulsel Prihatin Demo Peringatan Hari Papua Merdeka Ricuh di Makassar

  • Bagikan
Ilham Arief Sirajuddin beberkan pilihan langkah politiknya sebagai bakal calon Gubernur Sulsel 2024, dalam Podcast Ide Ida, di Kantor Harian Rakyat Sulsel, Jalan Sultan Alauddin Makassar.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ketua Umum Keluarga Besar Putra-Putri Polri (KBPP Polri) Sulsel, Dr Ilham Arief Sirajuddin (IAS) prihatin dengan kericuhan yang terjadi saat demo Peringatan Hari Papua Merdeka di Makassar yang menyebabkan jatuhnya korban dari pihak aparat kepolisian.

Dalam peristiwa yang terjadi di Jalan Lanto Dg Pasewang, Kelurahan Maricaya Selatan, Kecamatan Mamajang, Senin, 2 Desember kemarin, dua petugas kepolisian dilaporkan menjadi korban dan harus mendapat perawatan di rumah sakit setelah terkena lemparan.

Aksi unjuk rasa di depan asrama Papua di Jalan Lanto Dg Pasewang, Kecamatan Makassar, sekitar pukul 11.00 Wita itu awalnya berlangsung aman dan kondusif.

Namun, situasi berubah ketika beberapa peserta aksi mulai berbuat anarkis dengan merusak fasilitas umum dan kendaraan milik warga yang terparkir di sekitar lokasi.

"Di tengah suasana tenang dan aman yang memang berusaha kita ciptakan dan jaga selama tahapan Pilkada 2024 di Makassar, kita jelas prihatin dengan kejadian ini. Apalagi, ada korban yang jatuh dari kalangan aparat kepolisian," kata IAS di Makassar (3/12/2024).

IAS pun mengingatkan para pengunjuk rasa, termasuk mahasiswa Papua untuk tetap mengedepankan cara-cara yang baik dalam menyampaikan aspirasi.

Menurutnya, demonstrasi adalah hak yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945.

Hak ini diatur dalam Pasal 28E ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

Hanya saja, menurut IAS, ada hak dan kenyamanan dari masyarakat lain yang juga mesti dihormati.

"Makanya, kami meminta dan mengingatkan teman-teman mahasiswa Papua untuk melakukan unjuk rasa dengan baik dan benar. Dengan begitu, teman-teman asal Papua sudah ikut menjaga citra positif kota Makassar," ujar dia.

Menurut IAS, Kota Makassar adalah kota bersama yang harus dijaga.

"Kota kita ini merupakan rumah bersama yang harus dijaga dan dirawat. Siapa pun yang tinggal di kota ini punya tanggung jawab untuk itu. Jadi, harapan kita, tidak ada lagi kejadian-kejadian yang memprihatinkan yang terjadi seperti itu," imbuh mantan Wali Kota Makassar dua periode tersebut. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version