MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Universitas Hasanuddin bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Pemprov Kaltara) menggelar seminar akhir kegiatan Feasibility Study Pembangunan Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Utara.
Pertemuan berlangsung pada pukul 10.00 Wita di Ruang Rapat A, Lantai 4 Gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, pada Selasa (3/12/2024), serta terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting.
Mengawali kegiatan, Prof. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi melibatkan unhas berkontribusi dalam kajian strategis ini.
Sebagai perguruan tinggi, salah satu misi kami adalah memberikan kontribusi nyata melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
"Feasibility study yang telah dilakukan adalah bentuk nyata dari komitmen kami dalam mendukung pemerintah daerah untuk meningkatkan potensi ekonomi dan daya saing wilayah," ujarnya.
Hasil kajian ini diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah dan pelaku usaha dalam mengambil langkah konkret untuk merealisasikan industri berbasis kelapa sawit yang tidak hanya bernilai ekonomis.
"Tetapi juga berkelanjutan secara sosial dan lingkungan," jelasnya.
Seminar akhir kegiatan Feasibility Study Pembangunan Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Utara sebagai langkah krusial dalam upaya pemerintah daerah merealisasikan industri berbasis kelapa sawit sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional.
Feasibility study yang telah dilakukan sebelumnya mengungkapkan potensi besar Kalimantan Utara dalam pengembangan industri minyak goreng kelapa sawit. Kajian ini mencakup aspek teknis, lokasi/lingkungan, sosial ekonomi, budaya, finansial, hingga aspek kebijakan, manajemen dan organisasi.
Haerani Hamid, STP., M.Eng.Sc., Ph.D., perwakilan tim tenaga ahli Universitas Hasanuddin, dalam pemaparannya dijelaskan Pabrik minyak goreng yang direncanakan untuk didirikan di Kalimantan Utara dirancang tidak hanya untuk mencapai swasembada minyak goreng di wilayah ini, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan daerah sekitar, termasuk negara tetangga Malaysia,
"Pabrik ini dirancang dengan kapasitas produksi 50 ton minyak goreng curah dalam setiap satu kali proses produksi," katanya.
Dengan kapasitas tersebut, total produksi tahunan diproyeksikan mencapai 11.739 ton, jumlah yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di Kalimantan Utara sekaligus menopang permintaan dari daerah sekitarnya.
"Pembangunan pabrik ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut, mengingat permintaan pasar yang terus meningkat serta ketersediaan bahan baku yang melimpah di Kalimantan Utara," tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kriteria utama dalam pengembangan pabrik meliputi analisis terhadap kebutuhan pasar, ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan, dan luas lokasi pabrik yang dirancang untuk mendukung ekspansi di masa depan.
Menurutnya, pabrik ini tidak hanya menjadi solusi untuk ketahanan pangan daerah, tetapi juga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi lokal.
"Ini adalah peluang strategis yang dapat membawa dampak signifikan, baik dari segi peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun penguatan daya saing Kalimantan Utara sebagai salah satu pusat produksi minyak goreng," tutup Haerani.
Sebagai penutup, Gubernur Kalimantan Utara, DR (HC) H. Zainal A. Paliwang, M.Hum., dalam sambutannya produksi kelapa sawit di Kalimantan Utara bukanlah sebuah hambatan, melainkan potensi besar yang dapat terus kita tingkatkan. Kita tidak ingin kekurangan bahan baku, dan inilah alasan utama mengapa Pemprov sangat mendukung pembangunan pabrik minyak goreng kelapa sawit di Kalimantan Utara," ujar Gubernur Zainal dalam sambutannya.
Beliau menegaskan bahwa pembangunan pabrik ini akan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam lokal, sekaligus memberikan dampak positif terhadap pengembangan UMKM di daerah tersebut. "Beberapa provinsi lain telah memiliki fasilitas serupa, namun Kalimantan Utara memiliki peluang untuk melakukan hal yang lebih besar. Dengan hadirnya pabrik ini, kita dapat meningkatkan kapasitas produksi UMKM secara efisien dan menghadirkan produk berkualitas dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Ini adalah langkah strategis yang dapat memberdayakan ribuan pelaku UMKM di wilayah kita," tambahnya.
Lebih lanjut, Gubernur Zainal menekankan bahwa pembangunan industri ini akan memperkuat perekonomian daerah, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Ini adalah komitmen kita bersama untuk menjadikan Kalimantan Utara sebagai pusat produksi yang kompetitif dan berkelanjutan, serta memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat secara luas," tutupnya. (Suryadi/A)