Tensi Pilkada Jeneponto Memanas, Kapolda Sulsel Imbau Masyarakat Tunggu Penetapan KPU

  • Bagikan
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan saat diwawancara di halaman Mapolda Sulsel, beberapa waktu lalu (Foto: Isak Pasa'buan/A)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Situasi di Kabupaten Jeneponto belakang ini menjadi tegang pasca pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. Dimana dari sejumlah video yang beredar, ada dua kelompok massa yang diduga pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Jeneponto terlibat saling serang menggunakan batu.

Insiden tersebut diduga terjadi akibat dipicu saling klaim kemenangan antara pendukung paslon bupati dan wakil bupati Jeneponto nomor urut 2 Paris Yasir-Islam Iskandar dengan nomor urut 3 Muhammad Sarif-Moch Noer Alim Qalby.

Tingginya tensi politik di wilayah tersebut pasca pencoblosan, mendapat atensi khusus dari Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan. Melalui jajaran Polres Jeneponto, orang nomor satu di Polda Sulsel itu mengaku terus berupaya menghadirkan kondusifitas.

Bukan itu saja, Yudhiawan juga meminta agar masing-masing paslon dan pendukung agar legowo atas penetapan KPU. Terlebih dalam pesta demokrasi akan selalu menghadirkan keputusan menang dan kalah.

"Kita harapkan kepada seluruh elemen masyarakat yang ada di sana (Jeneponto) harus siap menerima kemenangan ataupun kekalahan," kata Yudhiawan saat diwawancara wartawan, Kamis (5/12/2024).

Yudhiawan juga mengatakan, kemenangan dan kekalahan dalam kontestasi politik, adalah hal lumrah. Apalagi pada saat penetapan sebagai peserta, masing-masing pasangan calon telah mengikuti deklarasi Pilkada damai.

"Semuanya harus sesuai pada saat selesai penetapan. Paslon kan semua dipanggil untuk (deklarasi) Pilkada Damai, siap menang-siap kalah.  Termasuk juga dari partai pengusung, tim relawan, tim sukses, termasuk Paslon sendiri," terangnya.

Selain itu, alumni Akpol 1991 itu mengaku telah melakukan penebalan personel ke daerah yang dianggap rawan, termasuk Jeneponto. Dirinya pun menegaskan, tidak akan segan memproses hukum bagi siapa saja yang berbuat anarkis.

"Kalau pasukan, kita sudah kirim ke daerah yang dianggap rawan. Kita harapkan jangan sampai ada yang anarkis. Kalau anarkis pasti kita proses pidana," tegasnya.

Saat ini, kata Yudhiawan, ada sembilan kabupaten kota yang menggelar pemungutan suara ulang (PSU) di Sulsel, dengan totol 18 TPS. Pilkada di Sulsel disebut sudah keluar dari lima besar zona rawan Pilkada se-Indonesia, setelah sebelumnya menempati urutan ke empat paling rawan.

Penilaian dari Bawaslu tersebut, diklaim Yudhiawan, tidak terlepas dari kesadaran masyarakat dalam mewujudkan pesta demokrasi yang sejuk. Untuk itu mantan Kapolrestabes Makassar ini pun meminta agar masyarakat tetap menghadirkan kondisi yang damai saat PSU berlangsung.

"Kita harapkan masyarakat semuanya untuk tetap menjaga keamanan. Jangan sampai menjadi rawan lagi," pesannya. (isak pasa'buan/B)

BalasBalas ke semuaTeruskanTambahkan reaksi
  • Bagikan