MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Makassar, Jayadikusumah, mengeluarkan pernyataan tegas yang menggema di hadapan seluruh jajarannya saat apel pagi di Selasar Gedung Kantor, Jumat (6/12/2024).
Dalam arahannya, ia menekankan pentingnya integritas, profesionalisme, dan kecermatan dalam memberikan pelayanan kepada warga binaan pemasyarakatan.
“Saya tegaskan tidak ada tempat bagi praktik tebang pilih dalam pelayanan. Semua petugas harus memegang teguh prinsip keadilan dan tidak tergoda menjadi ‘pahlawan kesiangan’ yang memfasilitasi warga binaan di luar aturan,” ucap Jayadikusumah dengan nada serius.
Jayadi secara khusus mengingatkan agar tidak ada petugas yang bermain mata dengan warga binaan, seperti menyediakan handphone secara ilegal atau memberikan fasilitas istimewa.
Menurutnya, semua bentuk layanan harus diberikan sesuai dengan hak warga binaan, tetapi tetap berlandaskan pemenuhan kewajiban yang sudah ditetapkan.
Lebih lanjut, Kepala Rutan Kelas I Makassar yang merupakan alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) Angkatan 33 ini juga mengimbau jajarannya untuk lebih cerdas menyikapi setiap situasi yang muncul di lingkungan kerja.
Ia mengingatkan agar petugas tidak gegabah dalam mengambil keputusan atau bertindak, karena hal tersebut dapat berakibat fatal, mencederai karir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan mencoreng nama baik institusi.
“Jangan sampai tindakan gegabah karena emosi atau tekanan sesaat membuat kita menyesal. Berpikirlah yang jernih, lakukan evaluasi yang matang, dan patuhi prosedur yang ada. Semua tindakan kita memiliki konsekuensi, baik untuk diri sendiri maupun lembaga,” ujarnya.
Terakhir, Jayadikusumah menegaskan bahwa pelayanan kepada warga binaan harus dilakukan dengan mengacu pada regulasi yang berlaku.
Ia mengajak seluruh jajarannya untuk tetap memegang prinsip transparansi, akuntabilitas, dan berkomitmen pada visi bersama untuk menciptakan sistem pemasyarakatan yang berintegritas.
Kata Jayadi, perilaku menyimpang, sekecil apa pun, dapat menjadi preseden buruk yang merusak tatanan disiplin di Rutan Makassar.
“Mari tunjukkan bahwa kita mampu menjadi pengayom yang adil, cerdas, dan profesional,” pungkasnya. (Isak/B)