MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi salah satu provinsi dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di luar Pulau Jawa. Cuaca ekstrem dan intensitas hujan tinggi yang diprediksi masih berlangsung dalam beberapa hari ke depan semakin meningkatkan risiko bencana di wilayah ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait potensi hujan lebat disertai angin kencang dalam waktu dekat. Namun, Anggota Komisi E DPRD Sulsel, Musakkar, menyoroti minimnya alokasi anggaran untuk penanggulangan bencana di daerah ini.
Musakkar mengungkapkan bahwa dari total anggaran Rp15 miliar yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, hanya Rp2 miliar yang benar-benar dialokasikan untuk penanganan bencana.
"Sisa anggaran diduga banyak dialokasikan untuk hal-hal yang kurang relevan, seperti operasional kantor dan gaji aparatur," ujar Musakkar dalam rapat di Gedung DPRD Sulsel, Kamis (12/12/2024).
Ia juga menilai kinerja Pemprov Sulsel dalam penanganan bencana tidak optimal. Menurutnya, anggaran sering kali habis sebelum tindakan nyata dilakukan.
"Musim hujan sudah datang, dan ancaman banjir tidak bisa dihindari. Namun, langkah konkret dari BPBD masih minim," tegasnya.