MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali mengukuhkan tiga guru besar baru pada akhir Desember 2024. Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat di Auditorium Al-Jibra, Kampus UMI, Senin (16/12/2024).
Tiga guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Hanafi Ashad dari bidang Teknik Sipil, Prof. Dr. Andi Asrina, SKM., M.Kes dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Prof. Dr. Ir. Andi Asni, MP. dari bidang Perikanan dan Ilmu Kelautan.
"Dengan penambahan ini, UMI kini memiliki total 84 guru besar, menegaskan perannya sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia," kata Ketua Dewan Profesor UMI, Mansyur Ramli.
Pengukuhan ini menegaskan komitmen UMI dalam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan menghasilkan solusi nyata bagi masyarakat.
"UMI terus berperan aktif dalam mencetak akademisi unggul dan pemikiran strategis untuk menghadapi tantangan global," hatapnya.
Dia menegaskan bahwa menjadi guru besar bukan hanya soal gelar, tetapi juga tanggung jawab besar. Ia mengingatkan bahwa para profesor harus terus memperbarui keilmuan mereka dan menjadi teladan dalam nilai-nilai Islami.
"Pengukuhan ini adalah awal dari tanggung jawab besar untuk menginspirasi dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat," kata Mansyur.
Sedangkan, Plt Rektor UMI, Prof. Hambali Thalib, menyatakan bahwa para guru besar baru ini memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Ia juga mengungkapkan bahwa UMI sedang menunggu Surat Keputusan (SK) untuk pengukuhan enam guru besar tambahan dalam waktu dekat.
"Ketiga orasi ilmiah ini menunjukkan fokus UMI pada pengembangan ilmu yang aplikatif dan berkelanjutan," ujarnya.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Hanafi Ashad mempresentasikan inovasi “Beton Hijau”, sebuah solusi konstruksi modern yang ramah lingkungan. Ia menekankan pentingnya teknologi ini untuk mengurangi dampak perubahan iklim sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan.
"Konsep ini juga sejalan dengan prinsip Islam tentang keberlanjutan," tambahnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Andi Asrina, SKM., M.Kes, memaparkan strategi promosi kesehatan untuk pencegahan HIV/AIDS. Ia mengusulkan pendekatan multi-level dengan melibatkan komunitas lokal sebagai kunci keberhasilan.
"Kolaborasi dan edukasi adalah langkah penting dalam mengurangi stigma terhadap ODHA," jelasnya.
Guru besar ketiga, Prof. Dr. Ir. Andi Asni, MP., membahas pentingnya biologi perikanan dalam menunjang penangkapan ikan terukur. Ia menyoroti bahwa pendekatan ini dapat menjaga keseimbangan ekosistem laut sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
"Melalui penelitian yang tepat, kita dapat mendukung keberlanjutan sumber daya laut," katanya. (Yadi/A)