"Selain itu keluhan petani akan seringnya mengalami kerugian karena gagal panen akibat serangan penyakit yang membuat tanaman layu disebabkan oleh serangan cendawan dan bakteri," tuturnya.
Menurut Sudirman Numba, sebenarnya banyak inovasi sederhana yang bisa digunakan oleh petani dalam memnjalankan aktivitas usahataninya.
Penggunaan POC dan PGPR misalnya, petani dapat memanfaatkan bahan baku yang ada dan banyak disekitarnya sepeti limbah atau sampah organic rumah tangga maupun limbah organic yang terbuang di pasar tradisional yang banyak menjual buah dan sayuran.
"Hanya saja petani belum memanfaatkan secara optimal sumberdaya yang ada disekitarnya seperti akar bambu, bonggol pisang, akar putri malu dan beberapatanaman lainnya yang berpotenasimenjadi biang dalam pembuatan PGPR," katanya.
PGPR ini begitu banyak manfaatnya bagi perbaikan pertumnuhan tanaman sepertikemapuan untuk meningkatkan kandungan unsurhara dalam tanah, kemapuan untuk menghasilkan hormon tumbuh dalam tanaman, juga kemampuannya untuk menekan perkembangan pathogen dalam tanah yang bisa menyebabkan munculnya penyakit pada akar tanaman.
"Oleh karena itu saatnya sekarang dosen dari perguruan tinggi untuk banyak turun ke desa membantu petani memperbaiki pengelolaan usaha taninya sesuai GAP (Good Agricultural Practises dan GHP (Good Handling Practises)," sebutnya.