Amanah Ilahi

  • Bagikan
Darussalam Syamsuddin

Oleh: Darussalam Syamsuddin

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Amanah berasal dari akar kata yang sama dengan kata iman dan aman. Seorang mukmin bermakna orang beriman, mendatangkan rasa aman, juga menerima dan melaksanakan amanah. Salah satu nama Allah adalah Al-Mukmin, bermakna bahwa Dia-lah yang memberikan rasa aman, iman, dan amanah.

Sedang orang yang beriman disebut juga sebagai mukmin, karena dia menerima rasa aman, iman, dan melaksanakan amanah. Jika seseorang tidak melaksanakan amanah, dia dipandang tidak beriman dan tidak memberi rasa aman, baik untuk dirinya maupun untuk masyarakat sekitarnya.

Dengan singkat Rasulullah saw menyebutkan: “Tidak beriman bagi mereka yang tidak ada amanahnya”. Jadi amanah adalah apa saja yang dibebankan Allah kepada manusia untuk dilaksanakan. Ajaran Islam menuntun bahwa manusia adalah makhluk yang diberi/memikul beban (mukallaf), pembebanan atau taklif meliputi hak dan kewajiban.

Setiap beban yang diterima seseorang wajib dilaksanakan, karena membawa konsekuensi dosa bila dilalaikan. Namun dalam pembebanan itu juga ada hak istimewa ketika dilaksanakan akan mendapat pahala bagi pelakunya.

Jika amanah dilaksanakan dengan baik itulah yang disebut mukmin, sementara lalai, mengabaikan atau tidak melaksanakan amanah disebut khianat. Islam memandang bahwa orang beragama tidak lain daripada kesetiaan melaksanakan amanah yang dipikulnya. Kesetiaan itu meliputi: kesetiaan kepada Allah, kepada Rasul-Nya, kepada Kitab-Nya, dan kesetiaan kepada pemimpin dan masyarakat Islam.

Kesetiaan kepada Allah, Rasul-Nya, dan Kitab-Nya sebagai landasan ideal. Sedangkan ketaatan kepada pemimpin dan masyarakat Islam sebagai landasan operasional. Dalam praktik kehidupan, di komunitas masyarakat mana pun Anda berada, masyarakat tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan tanpa adanya kepemimpinan yang diakui dan dipatuhi.

Anda khianat bila Anda tidak mematuhi pemimpin yang adil, bila Anda berbuat zalim kepada sesama, bila Anda menghancurkan persatuan dan persaudaraan di antara manusia. Anda termasuk khianat kepada umat, jika menyebar fitnah, cacian atau tuduhan keji kepada sesama muslim. Salah satu bentuk kesetiaan seorang muslim kepada saudaranya dengan tidak mengumbar aib saudaranya.
Anda amanah jika Anda menegakkan kalimat tauhid, membesarkan Allah tidak hanya di atas sajadah ketika sujud dan ibadah, di masjid atau tempat-tempat ibadah lainnya.

Anda khianat kepada Allah, jika Anda membesarkan jabatan, kedudukan, kekayaan, golongan/kelompok, atau diri Anda sendiri. Jika Anda abaikan amanah dan tanggung jawab yang harus Anda laksanakan, melemparkan tanggung jawab kepada orang lain yang berada di bawah tanggung jawab Anda, atau membiarkan masalah berlarut-larut tanpa solusi dan kepastian penyelesaian karena takut kehilangan jabatan. Karena semua membutuhkan pertanggungjawaban, bukan berlindung atau lari dari tanggung jawab.

Betapa banyak umat Islam yang lalai mengabaikan amanah yang harus dilaksanakannya sebagai pelanjut tugas kenabian, menjelaskan yang halal dan haram, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, membebaskan dari belenggu yang memasung mereka, menjadi saksi kebenaran di tengah masyarakat (syuhada ‘ala nas).

Banyak orang kaya Islam khusyu’ meratakan dahinya di atas sajadah, sementara di sekitarnya kemiskinan, kebodohan, penyakit, kelaparan, kesengsaraan, dan kesulitan hidup diderita saudara-saudara mereka tampak dengan kasat mata.

Betapa mudahnya ratusan juta rupiah bahkan miliaran uang dihabiskan untuk upacara-upacara keagamaan, di saat ribuan anak tidak dapat melanjutkan sekolah, tidak terhitung orang tua masih terbebani masih harus memeras tenaga dan kucuran keringat mencari sesuap nasi, ribuan orang sakit menunggu maut karena tidak dapat membayar biaya rumah sakit.

Bahkan, di saat ribuan umat Islam terpaksa menjual iman dan keyakinannya kepada orang-orang yang penuh kasih. Tanpa rasa bersalah Mengabaikan amanah yang dititipkan Allah untuk dilaksanakan. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version