Ia mengaku telah melakukan secara maksimal. Salah satunya, yakni dengan membentuk satgas drainase yang telah ada sejak periode pertamanya menjabat.
"Kita sudah punya satgas drainase dari 10 tahun lalu, sudah jalan. Jadi bukan hal yang baru kalau ada satgas drainase, 24 jam," beber Danny.
Satgas drainase tersebut bertugas untuk membersihkan drainase-drainase. Ia pun menilai satgas drainase bekerja dengan baik khususnya beberapa waktu lalu, ketika Kota Makassar dikepung banjir.
"Buktinya apa, air sudah surut setelah puncak pasang menurun, sudah. Dan besoknya sudah kering, ini tandanya satgas drainase bekerja dengan baik," tegas Danny.
Sedangkan, untuk pembersihan kanal-kanal bukan merupakan otoritas pemerintah Kota Makassar. Namun, ia mengaku sering mendapat kecaman hingga perundungan (bullying) di media sosial karena penanganan banjir.
"Contoh Pettarani, saya dikecam. Pettarani itu otoritasnya Balai Jalan Nasional. Tapi kan, masyarakat tidak mau tahu (siapa punya otoritas). Tapi Masyarakat tidak salah. Adakah orang balai mau turun, tidak ada. Kalau maksimal, apa yang tidak maksimal sekarang," ujar Danny.
Oleh karena itu, Danny pun menyebut pentingnya koordinasi antar instansi dalam menghadapi cuaca ekstrem seperti ini.
"Tetap koordinasi dengan perangkat. Dinas sosial saya telepon, camat juga saya telepon," tutup Danny. (Shasa/B)