Potret Kepemimpinan AG KH Muhammad As’ad Dalam Menyongsong Satu Abad As’adiyah

  • Bagikan

Semua santri pada diam, hening tidak ada suara, seolah olah sepakat untuk mendengarkan dan melaksanakan isi kandungan kata hikmah dari Anregurutta dan sesudahnya tidak lagi timbul perkelahian antar kelompok daerah, ketika itu nampak pula kharismatik Anregurutta.

K.H. Muhammad As’ad selaku seorang pemimpin yang demokratis sejati, karena terlihat dalam peristiwa tersebut: Keikhlasan beliau mengabdikan dirinya pada Pembangunan dan kemajuan Negara, Bangsa dan Agama melalui pendidikan dan kepesanterenan, Melakukan musyawarah mufakat,dan keputusan diambil berdasarkan hasil musyawarah, Menerima saran, dan menghargai pendapat orang lain, Tidak memaksakan kehendaknya kepada orang lain, Berpikir jangka panjang.dan kedepan.

Anregurutta, dalam penilaiannya selaku seorang tokoh, maka banyak hal dan peristiwa yang sangat spesifik, luar biasa dan gawat, yang pernah dialami oleh beliau, dan beliau menghadapinya dalam kondisi psikis yang tegas, tegar, disiplin, komit pada prinsip, namun penuh dengan kebijaksanaan, toleransi demokratis, damai, sopan dan penuh cinta kasih sesama manusia.

Ketika, mengahadapi peristiwa gawat, genting dan dapat membahayakan, serta berpotensi membawa pada perpecahan masyarakat, yaitu, ketika, Wafatnya Arung Matowa Wajo Andi Oddang Pero, sebahagian anak cucunya, menghendaki agar orang tuanya, dimakamkan di dalam Mesjid Jami’ Sengkang, penggalian lahad pun dilakukan disalah satu tempat di dalam Mesjid.

Lalu Anregurutta tidak setuju hal itu, dan langsung melarang, penggali melanjutkan penggalian liang kubur, serentak marahlah para petugas penggalian, dan tetap mempertahankan keinginan keluarga Arung Matowa, suasana berubah menjadi genting saat itu.

Maka atas petunjuk Allah memberikan petunjukNya bagi orang yang dikehendaki kapan dan dimanapun, keluarga Raja diberi petunjuk oleh Allah, untuk datang menemui Anregurutta bermusyawarah dengan baik, hingga mengeluarkan sebuah keputusan bahwa Arung Matowa Wajo dikuburkan diluar Mesjid, yaitu sebelah barat Mesjid (makam itu, sekarang masih ada) keadaan genting langsung berubah menjadi tenang aman dan damai.

  • Bagikan