Upal Bedampak Inflasi

  • Bagikan
Polres Gowa saat merilis dan memperlihatkan 17 tersangka kasus dugaan pembuatan dan peredaran uang palsu (Upal), Kamis (19/12/2024)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Abd Muttalib mengatakan pengungkapan kasus dugaan pembuatan dan peredaran uang palsu (Upal) yang diungkap Polres Gowa  berdampak luas. Salah satunya mempengaruhi inflasi. 

"Salah satu dampak utama dari peredaran uang palsu adalah potensi peningkatan inflasi. Uang palsu yang beredar menambah jumlah uang di pasar tanpa adanya dukungan dari nilai barang dan jasa yang setara, sehingga dapat menyebabkan inflasi yang merugikan perekonomian Keberadaan uang palsu dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem moneter," jelasnya kepada Rakyat Sulsel Kamis (19/12/2024).

Lebih jauh, peredaran uang palsu juga mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap alat tukar sah di republik Indonesia yakni rupiah. 

"Jika masyarakat merasa ragu akan keaslian uang yang beredar, mereka mungkin akan lebih enggan untuk melakukan transaksi, yang pada gilirannya dapat memperlambat aktivitas ekonomi dengan meningkatnya ketidakpastian mengenai keaslian uang, konsumsi masyarakat dapat menurun," ujarnya

"Hal ini berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi karena konsumsi merupakan salah satu pilar utama dalam perekonomian," tambah Muttalib 

Lebih jauh, bisnis yang terpengaruh oleh peredaran uang palsu mungkin mengalami kerugian akibat transaksi yang tidak valid atau penipuan. "Ini dapat mempengaruhi kestabilan usaha kecil dan menengah, yang sangat bergantung pada kepercayaan konsumen," ucapnya 

Muttalib juga mengatakan, tindakan yang diperlukan dari perspektif pengamat ekonomi, penting bagi pihak berwenang, termasuk Bank Indonesia dan aparat kepolisian, untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap peredaran uang palsu.

"Ini termasuk penegakan hukum yang ketat terhadap pelaku serta kampanye edukasi kepada masyarakat mengenai cara mengenali uang asli dan palsu. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem moneter dapat dipulihkan dan stabilitas ekonomi di Sulsel dapat terjaga," katanya.

Secara keseluruhan, peredaran uang palsu di Sulsel berpotensi menyebabkan dampak jangka panjang yang merugikan bagi kepercayaan masyarakat terhadap sistem moneter dan perekonomian secara umum. 

"Upaya untuk memberantas peredaran uang palsu harus dilakukan secara serius oleh pihak berwenang untuk memulihkan kepercayaan masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi di daerah tersebut," tutupnya. (Hikmah/B)

  • Bagikan

Exit mobile version