IMMIM Gelar Workshop Penyusunan Instrumen Penilaian Masjid untuk IMMIM Award

  • Bagikan
Ikatan Masjid Mubalig Indonesia Muttahidah (IMMIM) mengadakan Workshop Penyusunan Instrumen Penilaian Masjid dalam rangka IMMIM Award, di Gedung Islamic Centre, lantai 3, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Kamis (21/12).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Ikatan Masjid Mubalig Indonesia Muttahidah (IMMIM) mengadakan Workshop Penyusunan Instrumen Penilaian Masjid dalam rangka IMMIM Award. Acara ini berlangsung di Gedung Islamic Centre, lantai 3, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Kamis (21/12).

Hadir dalam kegiatan tersebut Kabag TU Kanwil Kementerian Agama Sulsel, H. Aminuddin, M.Ag.; Kabag Kesra Pemkot Makassar, H. Muhammad Syarief, S.STP., M.S.; Ketua Umum DPP IMMIM, Dr. KH. M. Ishaq Shamad, M.A.; Pimpinan Dewan Masjid Indonesia Sulawesi Selatan; serta 30 peserta yang merupakan perwakilan dari Kemenag Kota Makassar dan DPK IMMIM.

Ketua Umum DPP IMMIM, Dr. KH. M. Ishaq Shamad, M.A., dalam sambutannya menyampaikan bahwa workshop ini juga menjadi momentum untuk melakukan muhasabah satu tahun kepengurusan DPP IMMIM periode 2023–2028.

"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas pengelolaan masjid melalui penilaian yang terstruktur dan objektif. Selain itu, pentingnya kolaborasi antara berbagai lembaga menjadi penekanan agar layanan dakwah dan pemberdayaan umat terus meningkat," ujarnya.

Lebih lanjut, KH. Ishaq menegaskan bahwa IMMIM berkomitmen menjadi lebih terbuka dan inklusif dalam bekerja sama dengan mitra strategis.

Sebagai bukti, IMMIM telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan 13 lembaga, termasuk Kanwil Kemenag Sulsel, Baznas Sulsel, Dewan Masjid Indonesia, dan Bank Syariah Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dakwah, pemberdayaan pengurus masjid, serta kesejahteraan umat.

Beliau juga menyampaikan bahwa IMMIM Award dengan penilaian masjid yang komprehensif akan menjadi motivasi bagi pengurus masjid untuk terus meningkatkan manajemen dan pelayanan kepada jamaah.

"Kami berharap standar pengelolaan masjid dapat ditingkatkan sehingga masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan umat," tambahnya.

Selain itu, KH. Ishaq berharap instrumen ini dapat diterapkan tidak hanya oleh masjid di bawah naungan IMMIM, tetapi juga oleh masjid lainnya.

"IMMIM ingin menjadikan masjid sebagai tempat ibadah yang memiliki warna wasathiyah, sekaligus sebagai pusat ide dan pengembangan umat," jelasnya.

Kabag TU Kanwil Kemenag Sulsel, H. Aminuddin, M.Ag., menyampaikan apresiasi terhadap konsep instrumen penilaian masjid yang disusun oleh IMMIM.

"Kami berharap instrumen ini dapat mengakomodir konsep masjid yang ramah anak, ramah perempuan, ramah lansia, dan ramah lingkungan. Tidak hanya untuk masjid IMMIM, tetapi juga masjid lain secara luas," katanya. (*)

Senada dengan itu, Kabag Kesra Pemkot Makassar, H. Muhammad Syarief, S.STP., M.S., juga mengapresiasi inisiatif IMMIM.
"Konsep ini diharapkan dapat diaplikasikan pada sejumlah masjid di Kota Makassar untuk mendukung pengelolaan yang lebih baik," tuturnya.

Hasil workshop ini diharapkan menjadi standar penilaian masjid yang mampu meningkatkan kualitas pelayanan kepada umat. IMMIM terus berupaya menjadikan masjid sebagai pusat pengembangan masyarakat yang berdaya dan inklusif.

  • Bagikan