Pengungsi Banjir di Makassar Keluhkan Minimnya Bantuan

  • Bagikan
Kondisi rumah warga di Blok 8, Kacamata Manggala, Makassar, terendam banjir dengan tinggi air kurang lebih 2 meter. (Isak/A)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur hampir seluruh wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) mengakibatkan beberapa daerah dilanda bencana, seperti tanah longsor dan banjir. Tak terkecuali di Kota Makassar, ada empat kecamatan yang terdampak banjir yakni Kecamatan Biringkanya, Tamalanrea, Manggala dan Panakkukang.

Banjir paling parah yakni di Kecamatan Manggala, di kawasan Blok 8 Perumnas Antang. Rumah rumah-rumah warga terendam air dengan ketinggian kurang lebih 2 meter sejak Jumat (20/12), dan mengakibatkan sebagian warga di wilayah tersebut terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Hanya saja, di lokasi pengungsian mereka mengaku belum mendapatkan bantuan. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan makan mereka harus melakukan swadaya sesama pengungsi.

Bukan hanya keterbatasan bahan makanan, warga yang mengungsi juga hanya membuat tenda seadanya untuk dijadikan tempat pengungsian. Meskipun, beberapa posko pengungsian diketahui sudah dibuat pemerintah setempat untuk menampung warga.

Namun banyaknya warga yang terdampak banjir mengakibatkan tidak sedikit diantaranya membuat posko pengungsian sendiri. Seperti yang terjadi di kawasan RT A dan B, Blok 8 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Minggu (22/12/2024).

salah satu warga yang terdampak dan terpaksa mengungsi bernama Satria mengatakan, para pengungsi di kawasan RT A dan RT B sejak Jumat lalu belum sama sekali tersentuh bantuan, bahkan air bersih yang disalurkan oleh pemerintah. Padahal, dari RT B ada kurang lebih 44 kepala keluarga (KK) yang mengungsi.

"Kita tidak ke masjid (posko pengungsian) karena tidak cukup, belum lagi kita lansia, anak-anak," ujar Satria pada wartawan, Minggu sore.

Keluhan yang sama juga diungkapkan warga lainnya, Sitti Hasnah. Kata dia, saat air merendam rumahnya, ia dan keluarganya terpaksa mengungsi ke tempat seadanya dikarenakan kondisi posko pengungsian yang disediakan pemerintah sudah padat.

"Susah di sini, belum ada bantuan makanan belum ada. Na dari hari Jumat pagi kita mengungsi di sini, air naik lagi," keluhnya.

Ketua RT 4 Blok 8 Perumnas Antang, Fathiyah Bahmid menjelaskan ada puluhan KK warganya yang terdampak dan terpaksa mengungsi. Untuk di posko pengungsian induk atau yang disediakan pemerintah disebut warganya ada kurang lebih 26 KK.

"Kalau di posko induk ada 109 jiwa, itu dari RT 2, RT 6, RT 1, dan RT 4. Ada lansia, anak-anak, sebagian juga sudah pindah ke rumah keluarganya," ucap Fathiyah.

Saat ini, warga yang mengungsi itu disebut sangat membutuhkan bantuan utamanya air bersih, pakaian, selimut, dan kebutuhan untuk bayi serta lansia.

"Sebenarnya ini paling dibutuhkan air minum, tapi sudah mulai ada dari kelurahan kesini.  Kebutuhan selimut juga dengan popok yang dibutuhkan juga," sebutnya.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, Minggu (22/12/2024). Total ada tiga kecamatan yang terdampak parah banjir, seperti Kecamatan Manggala, Biringkanaya, dan Panakkukang.

Dengan rincian, di Kecamatan Manggala ada dua yakni Kelurahan Manggala dan Batua. Kemudian Kecamatan Biringkanaya seperti Kelurahan Katimbang, Paccerakkang, dan Sudiang. Selanjutnya Kelurahan Tamamaung dan Pandang, di Kecamatan Panakukkang.

"Di Makassar ada tujuh kelurahan di tiga kecamatan yang terdampak banjir," ujar Kepala BPBD Makassar Akhmad Hendra Hakamuddin kepada wartawan.

Untuk data jumlah warga yang mengungsi saat ini mengalami peningkatan dari sebelumnya hanya 221 KK, bertambah menjadi 381 KK.

Saat ini anggota BPBD Makassar dan Tim SAR disebut masih tetap siaga di titik-titik yang banjir mengingat kondisi cuaca yang diperkirakan masih akan turun hujan.

"Jumlah pengungsi sekarang ini ada 381 KK atau sekitar 1.403 jiwa. Warga terdampak sementara ini ditempatkan di 27 titik pengungsian yang telah didirikan," pungkasnya. (Isak/B)

  • Bagikan

Exit mobile version