Jumlah Pengungsi Banjir di Makassar Tembus 2.698 Jiwa 

  • Bagikan
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, meninjau lokasi banjir di Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, Minggu (22/12/2024).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Jumlah pengungsi akibat banjir di Kota Makassar terus bertambah. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Kota Makassar pada Senin, 23 Desember 2024, pukul 10.00 Wita, tercatat 2.698 jiwa atau 777 kepala keluarga (KK) terdampak banjir. 

Para pengungsi tersebar di empat kecamatan dan 38 titik pengungsian. Empat kecamatan yang terdampak adalah Manggala, Biringkanaya, Panakkukang, dan Tamalanrea. 

Kecamatan Biringkanaya mencatatkan jumlah pengungsi terbanyak dengan total 1.091 jiwa atau 288 KK, disusul Kecamatan Manggala dengan 1.202 jiwa atau 349 KK. Sementara itu, Kecamatan Tamalanrea mencatat 107 jiwa atau 37 KK, dan Kecamatan Panakkukang sebanyak 301 jiwa atau 103 KK.  

Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, meminta pembaruan data pengungsi dilakukan setiap tiga jam untuk memastikan kesiapan logistik dan kebutuhan medis. 

"Saya minta data di-update setiap tiga jam karena kita harus memastikan persediaan logistik dan obat-obatan tetap terpenuhi, terutama jika kondisi ini berlangsung lama," ujar Danny Pomanto, sapaan akrabnya, Senin (23/12). 

Ia juga pun meminta kesiapan seluruh pihak untuk mengantisipasi kemungkinan situasi yang lebih buruk terjadi. 

"Di dunia ini tidak ada lagi yang bertanya kenapa banjir, karena semua tahu penyebabnya adalah cuaca ekstrem. Sekarang yang perlu kita fokuskan adalah bagaimana menangani banjir secara maksimal," kata Danny.   

Ia pun  mengintruksikan OPD untuk terus meningkatkan koordinasi dan mengantisipasi terhadap kemungkinan terburuk yang akan terjadi di musim penghujan.

"24 jam kita standby di musim penghujan ini, terus semangat, terus berdedikasi, dan terus memberikan pelayanan terbaik, dan terus mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk dari banjir tahun ini," imbau Danny Pomanto.

Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar terus bergotong royong, bahu membahu, tidak saling menyalahkan, dan saling membantu di tengah bencana banjir yang melanda saat ini.

"Yang penting adalah bagaimana penyelamatan keluarga, terutama anak-anak kita dan orang tua kita," tutup Danny. (Shasa/B)

  • Bagikan

Exit mobile version