“Kita ingin menjadikan Sulawesi Selatan bersinar, bersih narkoba. Kami melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai instansi vertikal yang menangani peredaran gelap narkotika di tingkat provinsi serta kabupaten dan kota,” sebutnya.
Dari kegiatan tersebut, dikatakan suda ada lebih dari 450 ribu orang telah mengikuti sosialisasi bahaya narkotika melalui tatap muka, kampanye, hingga media luar ruang.
Tak hanya itu, 250 penggiat anti-narkoba dari empat lingkungan utama pemerintah, swasta, masyarakat, dan pendidikan telah dilatih untuk menjadi agen perubahan.
Dalam upaya rehabilitasi, BNNP dan jajaran juga melayani 1.019 penyalahguna melalui rawat jalan, rujukan, dan asesmen medis.
Sebanyak 974 orang direkomendasikan menjalani rehabilitasi di lembaga resmi, sementara sisanya mendapatkan layanan di lapas atau rutan.
BNNP Sulsel sendiri menggagas program pemberdayaan alternatif di kawasan rawan narkotika. Contohnya adalah pelatihan keterampilan digital printing untuk warga Desa Panakkukang, Gowa. Sebanyak 15 peserta diberikan pelatihan dan bantuan alat cetak untuk mendukung usaha mandiri.
Atas capaian tersebut, BNNP Sulsel mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Budi berharap sinergi dengan masyarakat dan stakeholder terus terjalin secara konsisten.
“Dengan kerja sama yang berkelanjutan, kita dapat menekan penyalahgunaan narkotika dan mewujudkan Sulawesi Selatan yang bersih dari narkoba,” kuncinya. (Isak/A)