Pesan Natal 2024: Legawa Terima Hasil Pilkada

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Perayaan hari Natal 2024 menjadi momentum untuk menyampaikan pesan-pesan damai yang relevan dengan situasi politik usai pelaksanaan Pilkada Serentak. Perhelatan politik yang menguras tenaga dan dana tersebut patut disikapi dengan hati yang dingin.

Bagi umat Kristiani, apapun hasil pilkada serentak, khususnya di Sulawesi Selatan harus diterima dengan lapang dana. Bahwasanya, kalah menang merupakan suatu keniscayaan.

Merujuk pada hasil pemilihan kepala daerah serentak di daerah ini, ada sepuluh gugatan yang dilayangkan ke Mahkamah Konstitusi. Hasil pemilihan gubernur dan sembilan pemilihan bupati wali kota akan berlanjut ke meja hakim konstitusi.

Meski merupakan hak konstitusional bagi peserta pilkada dalam memperoleh keadilan, namun bagi Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), apapun hasil pilkada sejatinya bisa diterima secara legawa. Ketua PGI Wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (Sulselbara), Pendeta Andrie O. Massie seluruh peserta pilkada seharusnya bersikap legawa dalam menghadapi hasil Pilkada, baik menang maupun kalah.

Menurut dia, dalam ajaran Kristen, ada istilah bahwa waktu Tuhan itu indah. Jika sekarang belum waktunya menang, mungkin di masa depan ada kesempatan lain. Yang penting adalah menjaga hati tetap damai.
“Kalau kita kalah, itu berarti belum waktunya. Kalau menang, jangan sampai euforia berlebihan. Semuanya harus dikembalikan kepada Tuhan,” ujar Pendeta Andrie kepada Harian Rakyat Sulsel, Rabu (25/12/2024).

Pendeta Andrie mengatakan momentum Natal kali ini, dirinya mengajak umat Kristen untuk bersatu kembali. Dia menegaskan pentingnya menjaga kerukunan dalam keluarga, masyarakat, dan lingkungan sosial.

Pesan ini dinilai relevan untuk semua lapisan masyarakat, terutama dalam konteks merajut persatuan setelah Pilkada yang sering memicu perpecahan. Natal, kata dia, adalah waktu yang tepat untuk melupakan perbedaan dan membangun kehidupan yang harmonis.

“Damai itu penting. Tanpa damai, tidak akan ada kerukunan. Tanpa kerukunan, kebahagiaan sulit tercapai,” tutur Pendera Andrie.

Pendeta Andrie juga mengingatkan bahwa Natal adalah momen untuk bersyukur atas anugerah Tuhan. Ia mengajak masyarakat untuk menjadikan semangat Natal sebagai pedoman dalam menghadapi tantangan ke depan.

“Kebahagiaan dan sukacita sejati hanya dapat ditemukan saat kita hidup dalam damai. Mari kita maknai Natal ini sebagai panggilan untuk hidup lebih baik dan lebih rukun,” ujar dia.

“Jika bersatu dalam damai, kehidupan kita akan lebih bahagia dan bermakna, baik sebagai individu maupun bagian dari komunitas,” sambung Pendera Andrie.

Tema perayaan Natal 2024 yakni “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem”. Tema ini diambil dari Injil Lukas 2:15 yang menggambarkan ajakan untuk berjumpa dengan Yesus di tempat kelahirannya, yakni Betlehem. Tema tersebut juga sebagai ajakan umat Kristiani untuk merenungkan kembali makna mendalam dari kelahiran Yesus.

Menurut Pendeta Andrie, tema natal di 2024 ini lebih pada penekanan pada seluruh umat Kristen akan pentingnya makna perjumpaan dengan Tuhan. Perayaan ini disebut menjadi kesempatan bagi setiap individu untuk merefleksikan kasih dan anugerah Tuhan yang hadir melalui Sang Juru Selamat.

Selain itu, Pendeta Andrie juga menjelaskan tema ini menginspirasi umat Kristen untuk meneladani respons para gembala dalam kisah tersebut. Dengan penuh sukacita, mereka segera pergi ke Betlehem setelah mendengar kabar baik dari malaikat, menunjukkan iman dan ketaatan yang tulus kepada Tuhan.

“Ajakan untuk pergi ke Betlehem adalah ajakan untuk bertemu dengan Yesus sebagai juru selamat. Seperti para gembala yang kembali dengan memuji dan memuliakan Tuhan, perjumpaan ini membawa perubahan dalam hidup,” ungkap Pendeta Andrie.

Menurut Pendeta Andrie, momentum Natal ini juga dijadikan sebagai waktu untuk refleksi dalam menata kembali kehidupan. Dimana jika dalam kehidupan sebelumnya seseorang banyak berbuat kesalahan, maka di momentum Natal ini bisa dijadikan sebagai landasan untuk memperbaiki hidupnya kedepan agar lebih baik lagi.

"Jika sebelumnya hidup kita tidak baik, Natal adalah waktu untuk melakukan revolusi dan perubahan," ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa perjumpaan dengan Yesus dalam ajaran umat Kristiani adalah awal dari transformasi, seperti yang dialami para gembala dalam kisah kelahiran Yesus.

“Para gembala itu kembali dengan penuh sukacita dan memuliakan nama Tuhan. Natal seharusnya menjadi pengingat bahwa kita dipanggil untuk hidup lebih baik dan mendekatkan diri kepada Tuhan,” imbuh dia.

Sementara itu, suasana penuh semangat dan sukacita menyelimuti gereja-gereja di Kota Makassar pada perayaan Natal tahun ini. Ribuan umat Kristiani memadati gereja untuk mengikuti ibadah yang diwarnai dengan hiruk-pikuk persiapan dan antusiasme yang luar biasa.

Di Gereja Katolik Santo Fransiskus Assisi, Kota Makassar, para jemaat yang mengenakan pakaian indah dengan sentuhan warna merah dan hijau, warna khas Natal, tampak berbincang riang. Para petugas gereja, mulai dari koor, pengatur lalu lintas dan parkir, hingga relawan yang mendampingi anak-anak, semuanya bekerja keras agar suasana penyambutan Natal berjalan lancar. Meski hiruk-pikuk, suasana tetap khidmat, dengan setiap jemaat fokus mengikuti rangkaian acara.

"Walaupun ramai, ini adalah saat yang penuh berkat. Natal adalah waktu kebersamaan, dan saya sangat menikmati momen ini," ujar Arif, salah seorang jemaat, yang tampak antusias dengan kegiatan Natal di gereja.

Penyambutan juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Seperti Mini Concrete by OMK (Orang Muda Katolik) serta penampilan dari Bina Remaja.

“Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi momen perayaan tetapi juga memberikan ruang bagi kreativitas dan partisipasi generasi muda untuk menunjukkan bakat mereka” ujar Arif.

Penjabat Gubernur Sulsel, Profesor Zudan Arif Fakrulloh bersama Jajaran Forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) dengan Pemkot Makassar melakukan kunjungan ke beberapa titik Gereja di Kota Makassar pada momentum Natal, Selasa malam (24/12/2024).

Berdasarkan pantauan Rakyat Sulsel, meski beberapa terakhir Makassar dan beberapa wilayah di Sulsel dilanda cuaca buruk, perayaan natal kali ini berlangsung aman. Zudan menyampaikan perayaan kali ini diharapkan membawa kebahagiaan bagi umat yang menjalankannya.

“Selamat Natal untuk seluruh umat Kristiani di Sulsel. Mudah-mudahan Natal ini membawa kebahagiaan,” ujar Zudan.

Dia mengatakan, persatuan dan toleransi tetap terjaga apik di Sulawesi Selatan, apalagi Sulsel juga majemuk dengan keberagaman keyakinan. Pesan damai tentu saja selalu menjadi pengingat dan pemersatu agar persaudaraan di Sulsel tetap utuh.

“Harapan saya dengan perayaan natal ini seluruh sulsel semakin rukun semakin damai dan semakin bisa berbagi manfaat untuk sesama, kita jaga toleransi kita jaga kedamaian di Sulsel,” imbuh dia.

Adapun Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, menyampaikan ucapan selamat Natal 2024 kepada seluruh umat Kristiani di Kota Makassar. Dia berharap perayaan Natal menjadi momen untuk mempererat semangat kerukunan dan persaudaraan, sekaligus membawa kedamaian bagi semua pihak.

"Selamat merayakan Natal 2024 dan selamat menyambut Tahun Baru 2025. Semoga semangat kerukunan dan persaudaraan, semoga kehangatan natal yang penuh kasih membawa kedamaian dan kebaikan bagi kita semua," ujar Danny.

Tak hanya itu, di momentum ini, Danny mengajak seluruh masyarakat Makassar menyambut tahun baru 2025 dengan optimisme dan semangat baru.

"Mari sambut tahun baru 2025 dengan optimisme. Semoga tahun baru membawa kebahagiaan, kesuksesan, keberkahan, dan keselamatan bagi kita semua," kata Danny.

Danny menyebut momen pergantian tahun sebagai waktu untuk berbenah diri dan mempersiapkan masa depan yang lebih cerah.

"Saatnya berbenah diri menyongsong masa depan yang lebih baik," tutup Danny.

Kepala Polda Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal Yudhiawan Wibisono melakukan pemantauan gereja di tiga titik, yaitu Katedral Makassar, Gereja Toraja di Jalan Bawakaraeng, dan Gereja Imanuel di Jalan Balai Kota Makassar.

Polda Sulsel bersama jajaran melakukan giat kunjungan dan pengamanan secara serentak di 24 Kabupaten dan Kota di Sulsel. Yudhiawan mengatakan, menyiapkan 2.925 personel untuk mengamankan perayaan Natal.

Personel tak hanya ditugaskan pada pengamanan rumah ibadah seperti gereja, namun juga akan bekerja sama dengan pihak Dinas Perhubungan se-Sulsel untuk memperhatikan kondisi lalu lintas, baik darat maupun laut.

"Tujuannya untuk mitigasi dampak yang bisa merugikan masyarakat sebagai pengunjung. Bahkan, untuk jalur laut juga akan selalu dilakukan pemantauan dalam beberapa waktu ke depan," ujar Yudhiawan.

Jumlah gereja yang dijaga sebanyak 991 se-Sulsel. Untuk beberapa jalan juga akan disediakan pos-pos yang bisa membantu masyarakat, seperti pos pelayanan, pos terpadu, dan pos pengamanan.

“Jadi dari ketiga pos itu ada 29 pos, pengamanan pada setiap pintu masuk gereja juga akan diberikan pendeteksi untuk logam, itu untuk secara teknis,” imbuh dia.

Adapun Batalyon A Pelopor Satbrimob Polda Sulsel memperkuat langkah pengamanan dengan melakukan patroli intensif di gereja-gereja di wilayah Kota Makassar. Komandan Batalion A Pelopor Satbrimob Polda Sulsel, Komisaris Mursalim menyampaikan bahwa kegiatan Pengamanan Operasi Lilin dilaksanakan dari tanggal 21 Desember sampai dengan 2 Januari 2025.

Pengamanan gereja menjadi prioritas utama mengingat meningkatnya aktivitas umat Kristiani menjelang perayaan Natal. Mursalim menyebutkan, dari 126 Gereja yang berada di Kota Makassar sedikitnya ada 20 gereja yang menjadi prioritas. Di antaranya Gereja HKBP Pendeta Maridup Purba di Jalan Rajawalig, Gereja Katolik ST. Yacobus Pastor Leo Paliling di Jalan Gagak, Gereja Toraja Klasis Makassar Pendeta Daud Sampe Ruru di Jalan Cenderawasih, dan Gereja YHS Church Bethany Pendeta Yusak Hadi di Jalan G. Latimojong.

Menurut dia, tidak hanya pengamanan di beberapa gereja, tim patroli Batalyon A Pelopor bersama personel kewilayahan dalam hal ini Polrestabes Makassar dan jajaran Polsek juga turut menyasar tempat publik lainnya seperti pusat keramaian, area publik, bahkan rumah-rumah warga beragama nasrani yang pulang kampung untuk melaksanakan perayaan Natal bersama keluarga. (isak-abu-rijalul-shasa/C)

  • Bagikan

Exit mobile version