Setelah 20 Tahun, Munafri Arifuddin Kembalikan Kejayaan Golkar di Makassar

  • Bagikan
Ketua DPD II Golkar Makassar, Munafri Arifudin

"Pendekatan aktif dan komunikasi intens dengan masyarakat di berbagai wilayah Makassar adalah strategi utama kami," jelasnya.

Pengamat politik Universitas Bosowa Makassar, Arief Wicaksono, menilai kemenangan ini menunjukkan bahwa Golkar masih relevan dalam menjawab aspirasi masyarakat urban.

"Makassar adalah barometer politik di Sulawesi Selatan. Keberhasilan ini menegaskan bahwa Golkar tetap memiliki tempat di hati masyarakat dan mampu menawarkan solusi bagi tantangan perkotaan," kata Arief.

Kemenangan ini diharapkan menjadi pijakan strategis bagi Golkar untuk konsolidasi kekuatan di tingkat lokal dan nasional, khususnya menjelang Pemilu 2024.

"Kemenangan ini bukan hanya capaian politik lokal, tetapi juga membuka peluang bagi Golkar untuk memperkuat posisinya di kancah perpolitikan Indonesia," tambah Arief.

Golkar terakhir kali berjaya di Pilwalkot Makassar pada 2008, ketika mengusung pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Supomo Guntur. Setelah itu, Golkar mengalami tiga kekalahan berturut-turut:

  • 2013: Supomo Guntur-Kadir Halid kalah dari Danny Pomanto-Syamsu Rizal MI.
  • 2018: Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi kalah dari kotak kosong.
  • 2020: Munafri-Rahman Bando berada di posisi kedua, sementara Irman Yasin Limpo-Zunnun NH hanya meraih posisi terakhir.

Namun, di Pilwalkot 2024, Golkar bangkit dengan mengusung pasangan Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) bersama koalisi partai Demokrat, Perindo, Hanura, PBB, dan Ummat.

Kemenangan ini menjadi simbol kebangkitan Golkar dan menandai era baru kepemimpinan di Kota Makassar. (Yadi/A)

  • Bagikan

Exit mobile version