WALHI Sulsel Ajak Gubernur dan Kepala Daerah Terpilih Fokus Pulihkan Ekologi Sulawesi Selatan

  • Bagikan
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan menggelar dialog refleksi Catatan Akhir Tahun (Catahu) 2024 di Cafe Red Corner, Makassar, pada Senin (30/12/2024). (Foto: Rijalul Fikri)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan menggelar dialog refleksi Catatan Akhir Tahun (Catahu) 2024 di Cafe Red Corner, Makassar, pada Senin (30/12/2024). Kegiatan ini mengusung tema "Pesan Ekologi: Untuk Gubernur dan Seluruh Kepala Daerah Terpilih: Pulihkan Sulawesi Selatan".

Dialog yang dimulai pada pukul 10:00 WITA ini dihadiri oleh berbagai organisasi mahasiswa di Kota Makassar, seperti BEM, HMI, PMII, Kohati, serta pecinta alam dan tokoh-tokoh peduli lingkungan hidup.

Direktur Eksekutif WALHI Sulsel, Muhammad Al Amin, dalam rilis Catatan Akhir Tahun menyampaikan tiga rekomendasi penting yang harus segera mendapat perhatian dari pemerintah Sulawesi Selatan.

Pertama, Amin menyoroti krisis ekologi yang terus berlanjut di Sulawesi Selatan, dengan lebih dari 300 peristiwa bencana ekologis yang terjadi sepanjang Januari hingga September 2024. Ia menegaskan pentingnya perhatian dari gubernur terpilih terhadap masalah ini, mengingat lebih dari 400 ribu penduduk menjadi korban bencana ekologis, yang menyebabkan kerugian mencapai 1,9 triliun rupiah.

"Apakah pemerintah Sulsel akan mengganti kerugian ini? Tentu tidak," tegas Amin.

Kedua, ia mengungkapkan keprihatinan mengenai Danau Towuti di Luwu Timur dan Luwu Utara, yang kini dikelilingi oleh delapan perusahaan yang mengambil sumber daya alam di kawasan tersebut tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar. Amin meminta gubernur Sulsel untuk meninjau kembali perizinan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan tersebut, mengingat potensi konflik sumber daya alam yang bisa terjadi jika hal ini tidak segera diselesaikan.

“Danau ini merupakan danau esensial dengan banyak endemik dan menjadi laboratorium pengetahuan bagi warga di sekitarnya. Namun kini, danau tersebut telah terancam oleh kepentingan pribadi perusahaan-perusahaan tersebut,” ujar Amin.

  • Bagikan

Exit mobile version