Studi Baru: Sarapan Besar Bisa Jadi Kunci Turunkan Berat Badan

  • Bagikan
Ilustrasi sarapan

Sarah Diehl, seorang ahli gizi, menambahkan bahwa untuk pasien diabetes, pola makan tiga kali sehari tanpa camilan bisa berisiko. Setiap individu perlu memperhatikan kebutuhan tubuh mereka sendiri dan tidak sembarangan mengikuti pola makan yang satu untuk semua.

Pentingnya Menjaga Keseimbangan Kalori

Bjorndal, ahli gizi lainnya, menekankan pentingnya pendekatan yang lebih personal dalam pengaturan pola makan. Setiap orang memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, bergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas. Jika seseorang ingin menurunkan berat badan, mereka harus menyesuaikan jumlah kalori yang masuk dengan tujuan mereka.

Puasa Intermittent untuk Penurunan Berat Badan

Selain sarapan, penelitian ini juga menyoroti manfaat puasa intermittent. Data menunjukkan bahwa pengurangan BMI yang signifikan terjadi ketika seseorang mengonsumsi sarapan besar, makan siang ringan, dan berpuasa hingga keesokan harinya. Puasa intermittent membantu tubuh meningkatkan metabolisme, yang mendukung proses penurunan berat badan.

Namun, perlu diingat bahwa puasa harus dilakukan dengan hati-hati. Saat tubuh lapar, kita cenderung menginginkan makanan dalam jumlah besar, sehingga penting untuk tetap mengontrol asupan agar tidak berlebihan.

Mindful Eating untuk Mendukung Penurunan Berat Badan

Dr. Cutler juga mengingatkan pentingnya 'mindful eating' atau makan dengan kesadaran penuh. Artinya, kita harus lebih memperhatikan apa yang kita makan, bukan hanya seberapa banyak. Dengan mengontrol asupan dan memilih makanan yang sehat, kita bisa mendukung proses penurunan berat badan yang lebih efektif.

Jadi, jika kamu ingin menurunkan berat badan, sarapan bisa jadi kunci penting. Tapi ingat, tidak hanya sarapan yang perlu diperhatikan—pola makan secara keseluruhan harus tetap sehat dan teratur!. (jawapos)

  • Bagikan