MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Dinamika politik di Sulawesi Selatan kembali memanas pasca tahun politik. Salah satu isu yang mencuat adalah rumor kepindahan Ketua DPW NasDem Sulsel, Rusdi Masse Mappasessu (RMS), ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI), partai berlambang bunga mawar.
Tidak hanya RMS, belakangan juga beredar kabar bahwa istrinya, Fatmawati Rusdi, disebut-sebut akan bergabung dengan PSI dan menjadi Ketua DPW PSI Sulsel.
Spekulasi ini menguat setelah pelaksanaan Pilkada Serentak pada 27 November lalu, di mana NasDem dan PSI membangun koalisi di hampir semua daerah, termasuk pada Pilgub Sulsel.
Selain itu, RMS dan Fatmawati beberapa kali terlihat mendampingi Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, dalam kunjungannya ke Sulawesi Selatan.
Pengamat politik dari Profetik Institut, Asratillah, menyebut bahwa isu kepindahan RMS ke PSI menimbulkan tanda tanya besar. Sebab, RMS dinilai telah meraih kesuksesan di Partai NasDem, termasuk menjadi Anggota DPR RI.
"Pertama, dia adalah anggota DPR RI. Kedua, dia memimpin partai besar, bukan partai menengah ke bawah," ujarnya, Selasa (7/1/2025).
Asratillah menilai, jika isu ini benar, keputusan RMS untuk pindah ke PSI adalah langkah berisiko tinggi.
"Pak RMS secara pribadi mungkin punya kapasitas politik besar, tapi PSI belum bisa menjadi kendaraan politik yang sekuat partai besar lainnya," ungkap akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) tersebut.
Ia menambahkan bahwa keputusan ini harus dilihat lebih mendalam, apakah ada motivasi besar atau tekanan politik yang signifikan di baliknya.
Jika RMS benar bergabung dengan PSI, dampaknya kemungkinan besar hanya akan terasa di Sulsel. Namun, efek tersebut belum tentu berpengaruh terhadap PSI secara nasional.
"Di tingkat Sulsel, dampaknya bisa besar, tapi secara nasional belum tentu. Apalagi, kita tahu bahwa meskipun Kaesang Pangarep diangkat secara aklamasi sebagai Ketua Umum PSI, partai ini tetap gagal menembus parlemen," tutupnya. (Yadi/A)