MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Nasdem Sulawesi Selatan sejatinya tengah "menikmati" puncak kejayaan politik seusai menjadi jawara di pemilu dan bersiap mengadakan "pesta" setelah memenangkan pertarungan di pemilihan gubernur-wakil gubernur di daerah ini.
Namun, semua itu bisa buyar bila desas desus yang mengemuka belakangan ini menjadi kenyataan. Pentolan Nasdem yang merupakan pasangan suami istri, Rusdi Masse-Fatmawati dikabarkan akan hengkang ke partai lain. Meski baru sekadar isu, namun bukan tidak mungkin hal itu bisa terjadi.
Rumors mengenai hijrahnya Ketua NasDem Sulsel, Rusdi Masse dan Fatmawati Rusdi ke partai lain , yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membuat sejumlah pengurus Partai NasDem Sulsel buru-buru melakukan klarifikasi.
Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin mengatakan, isu yang muncul tersebut hanya sebatas opini.
"Itu opini yang berkembang di warung kopi. Sejauh ini orang hanya menilai mungkin karena NasDem juga bersama PSI saat pemilihan gubernur. Namanya sesama partai pengusung pasti selalu sama-sama," kata Tobo, Selasa (7/1/2025).
Tobo mengatakan, sejauh ini wacana hengkangnya Rusdi Masse maupun Fatmawati ke partai lain belum menjadi pembicaraan serius di internal partai. Meski begitu, dia mengakui ada kedekatan NasDem Sulsel dengan PSI karena satu perahu dalam pilkada serentak.
"Opini itu bisa saja kalau dikembangkan. Semua orang berhak beropini. Tapi sejauh ini belum ada pembahasan itu di dibicarakan di internal partai," ujar Tobo.
Tobo mengatakan, di tangan Rusdi Masse, NasDem menorehkan hasil memuaskan dengan mendominasi perolehan kursi di DPRD Sulsel pada pemilu lalu dengan raihan 17 kursi dan 142 kursi di DPRD kabupaten dan kota. Di DPR RI, NasDem meloloskan lima kader ke Senayan.
Pada pilkada serentak lalu, ada delapan kader NasDem yang terpilih, termasuk Fatmawati Rusdi yang menang sebagai calon wakil gubernur.
Respons juga datang dari Ketua NasDem Kota Makassar, Andi Rachmatika Dewi. Dia mengatakan, kabar kepindahan Fatmawati masih berupa isapan jempol belaka.
"Tidak benar Ibu Fatma ke PSI, itu hanya isu yang diembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," ujar Rachmatika.
Ketua DPRD Sulsel itu mengatakan, kader NasDem solid bersama Fatmawati Rusdi sejak pemilu hingga Pilkada Serentak 2024. Bahkan hingga kini Fatma menjadi pengurus DPP dan akan fokus mempersiapkan diri untuk menjalankan tugas pemerintahan di Provinsi Sulsel.
"Kader NasDem akan solid mengawal wakil gubernur terpilih. Saat itu, kami tidak terpengaruh dengan isu-isu tersebut," imbuh Rachmatika.
Kedekatan NasDem Sulsel, khususnya Rusdi Masse dengan PSI terjalin akrab di masa-masa Pilkada Serentak. PSI melalui Ketua Umum, Kaesang Pangarep menjalin koalisi di hampir seluruh kabupaten dan kota, termasuk Pilgub Sulsel. Rusdi dan Fatma juga tka pernah absen mendampingi Kaesang bila berkunjung ke Sulsel.
Spekulasi hengkangnya Rusdi juga menguat setelah anggota Komisi III DPR RI itu tak lagi dipercaya sebagai pengurus NasDem di tingkat pusat. Sebelumnya, Rusdi Masse menjabat sebagai Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPP NasDem.
Ikhwal pindahnya Rusdi-Fatma ke PSI turut direspons Ketua PSI Sulsel, Muhammad Surya. Menurut dia, pihaknya belum mendengar dan membicarakan informasi tersebut.
"Saya tidak pernah dengar itu dan saya tidak tahu. Banyak yang telepon saya. Jawaban sya tegas sebagai Ketua PSI Sulsel, tidak pernah tahu dan tidak pernah dengar,” ujar Surya.
Dia mengatakan, isu tersebut terkesan sebagai lelucon saja. Apalagi, kata dia, komunikasi dengan Rusdi Masse terus terjalin.
"Kami malah ketawa-ketawa mendengar informasi ini. Kalaupun informasi itu ada, saya semestinya duluan yang tahu karena saya Ketua PSI Sulsel. Saya dekat (dengan Rusdi( karena sama-sama di partai koalisi mengusung 20 pasangan kandidat di pilkada. Tapi itu soal pindah partai itu tidak pernah kami bicarakan," beber Surya.
Surya juga menepis isu Fatmawati akan mengambil alih posisi sebagai ketua PSI Sulsel.
"Pertanyaannya siapa yang menggulirkan ini? Siapa yang menggoreng ini persoalan?," ujar dia.
Ia mengakui PSI dan NasDem di Sulsel memiliki kedekatan khusus saat Pilkada. PSI dan NasDem sama-sama mengusung pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi pada Pilgub Sulsel 2024.
"Kebersamaan PSI dan NasDem selama ini dimulai dari kedua partai ini sama-sama mengusulkan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati di Pilgub kemarin. Sama-sama partai pengusul," kata Surya.
Sebelumnya, Fatmawati juga menepis isu kepindahan ke PSI. "Saya tidak tahu kabar itu. Kabar dari mana itu?" ujar Fatma.
Fatmawati yang juga mantan Wakil Wali Kota Makassar itu, kini mencetak sejarah sebagai wakil gubernur perempuan pertama di Sulawesi Selatan (Sulsel) setelah memenangkan Pilgub Sulsel 2024 bersama pasangannya, Andi Sudirman Sulaiman.
Duet dengan slogan Andalan Hati kini akan memimpin Sulsel lima tahun ke depan. Keberhasilan ini sekaligus menegaskan perjalanan politik Fatmawati sebagai salah satu tokoh perempuan berpengaruh di Sulsel. Apalagi sebelumnya menjadi wakil wali kota perempuan pertama di Makassar pada 2020.
Mantan Ketua TP PKK Kabupaten Sidrap itu mengungkapkan rasa syukurnya dan dedikasinya kepada masyarakat Sulsel.
"Sekarang bagaimana kami jalankan amanah rakyat, kami siap bekerja, membangun Sulsel yang maju dan berkarakter," jelas dia.
Fatmawati bukan nama baru dalam dunia politik. Pada Pilwalkot Makassar 2020, dia memenangkan hati warga Makassar dan mencetak sejarah sebagai wakil wali kota perempuan pertama.
Di masa jabatannya, sosok yang pernah duduk sebagai legislator DPR RI tersebut dikenal dengan berbagai program pemberdayaan perempuan, kesehatan, dan pendidikan yang berfokus pada inklusivitas dan kesejahteraan masyarakat.
Langkahnya di Pilgub Sulsel membawa tantangan baru. Karier politiknya menunjukkan konsistensi dan keberanian untuk menghadirkan perubahan. Fatmawati dipandang sebagai simbol kesetaraan gender dan bukti bahwa perempuan mampu mengambil peran penting dalam kepemimpinan politik.
Sementara itu, pengamat politik dari Profetik Institut, Asratillah menilai, isu kepindahan Rusdi Masse dan Fatmawati ke PSI menjadi pertanyaan besar. Sebab, Rusdi dianggap sukses di Partai NasDem dan terpilih sebagai anggota DPR RI.
"Dia anggota DPR RI, kemudian dia ketua partai, partai yang dipimpinnya itu bukan partai menengah ke bawah tapi papan atas," ujar Asratillah.
Bila isu tersebut benar terjadi, Asratillah menilai, ada sesuatu yang luar biasa. Menurut dia, keputusan Rusdi pindah ke PSI punya risiko besar. "Barangkali Rusdi secara pribadi punya kapasitas politik yang besar. Tetapi PSI, belum bisa menjadi kendaraan politik yang sekencang partai-partai lain," kata dia.
"Ini memang harus ditahu apa motivasi besarnya, atau apa tekanan politiknya yang besar," sambung Asratillah.
Menurut dai, seandainya Rusdi Masse dan Fatmawati RMS hijrah ke PSI, efeknya akan signifikan. Akan tetapi, efek tersebut hanya berlaku pada tingkat Sulsel saja dan belum tentu berdampak terhadap PSI secara nasional. Bisa saja, kata dia, PSI akan besar di Sulsel, tapi skala nasional belum menjamin.
"Karena kita tahu kan, ya, kemarin anaknya Pak Jokowi, Kaesang Pangarep diangkat secara aklamasi sebagai Ketua Umum PSI pusat, tapi gagal juga membawa PSI ke parlemen," imbuh Asratillah. (suryadi/B)