Perkuat Peran Masjid Sebagai Pusat Peradaban

  • Bagikan
NARASUMBER. Ketua DPP IMMIM, Dr. K.H. Muh Ishaq Samad, MA menjadi narasumber program podcast Harian Rakyat Sulsel, Kamis (9/1/2025).

MAKASSAR,RAKYATSULSEL – Ketua DPP IMMIM, Dr. KH Muh Ishaq Samad, MA, menekankan pentingnya penguatan fungsi masjid di era digital. Menurut dia, masjid tidak lagi hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan, pengembangan ekonomi, hingga kegiatan sosial dan kemanusiaan.

"Masjid sekarang bertransformasi. Selain tempat beribadah, masjid juga menjadi tempat pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan kegiatan kemanusiaan, seperti tanggap bencana," ujar Ishaq saat menjadi narasumber Podcast Harian Rakyat Sulsel, pada Kamis (9/1/2025).

"Saat bencana, masjid kerap menjadi tempat pengungsian sekaligus pusat distribusi bantuan," sambung dia.
Dia mencontohkan beberapa masjid di Makassar, seperti di Antang dan Katimbang, digunakan sebagai tempat pengungsian saat banjir.

"Masjid itu harus tidak hanya dimakmurkan oleh jamaahnya, tetapi juga mampu memakmurkan jamaah," ujar dia.
Sementara itu, peran strategis masjid dalam peradaban Islam, kata Ishaq, telah memegang peran strategis sejak zaman Rasulullah saw.

Ia menyebut pada masa Nabi Muhammad, masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat musyawarah, bahkan penyusunan strategi perang. Di Makassar, kata dia, beberapa masjid telah mengikuti jejak itu dengan memaksimalkan fungsi serbagunanya. Ia menyebut Masjid IMMIM dan Masjid Al-Markaz Al-Islami sebagai contoh.

Selain ruang ibadah, masjid-masjid ini juga menyediakan gedung serbaguna, Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA), hingga fasilitas modern seperti wifi gratis.

"Bahkan di luar negeri, masjid juga diintegrasikan dalam pusat perbelanjaan, sehingga menjadi tempat sosialisasi sekaligus beribadah," kata Ishaq.

Ia pun melanjutkan, sejumlah masjid di Makassar kini dilengkapi fasilitas modern, seperti WiFi gratis, layanan kesehatan, ambulans, hingga koperasi.

Dia Masjid Al-Amin di Perumnas Antang, misalnya, memiliki layanan pemotongan hewan kurban dan koperasi. Selain itu, beberapa masjid seperti Al-Markaz Alislamidan Masjid Raya Makassar juga menyediakan fasilitas untuk pelajar dan musafir.

"Ada masjid yang buka 24 jam untuk menyediakan tempat istirahat bagi musafir atau masyarakat yang membutuhkan," ungkap KH Ishaq.

Untuk mendukung pengembangan masjid, KH Ishaq, mengatskan IMMIM akan menggelar IMMIM Award 2025 mendatang. Penghargaan ini diberikan kepada masjid-masjid di Makassar yang unggul dalam berbagai kategori, mulai dari sarana prasarana, pendidikan, ekonomi, hingga ramah anak dan inklusif bagi disabilitas.

"Tahun ini, ada 100 masjid yang mendaftar, termasuk Masjid Jami, Masjid Perguruan Tinggi, Masjid Instansi, dan Masjid Mall. Penilaian dilakukan oleh tim assessor yang telah dilatih menggunakan instrumen khusus," jelasnya.

Pengumuman pemenang pada IMMIM Award 2025, akan dilakukan pada 24 Januari 2025. Pemenang diharapkan dapat menjadi percontohan bagi masjid lainnya.

Di era digitalisasi ini, KH Ishaq menyebut IMMIM memanfaatkan teknologi untuk mempermudah akses informasi dan layanan masjid. Melalui platform digital IMMIM.ID, masyarakat dapat mencari dan mengundang ustaz, serta mengetahui kegiatan masjid di Makassar.

"Platform ini mempermudah jamaah untuk memilih mubaligh sesuai kebutuhan mereka, misalnya ahli ekonomi Islam. Semua proses dilakukan secara otomatis, termasuk koneksi ke WhatsApp mubaligh," ungkap KH Ishaq.
Ia berharap digitalisasi ini dapat meningkatkan peran masjid dalam kehidupan masyarakat.

"Kami ingin masjid terus relevan dengan perkembangan zaman, menjadi pusat aktivitas sosial, pendidikan, dan ekonomi yang inklusif," imbuh dia.

Sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Masjid Musala Indonesia Muttahidah (IMMIM) menggelar pelatihan asesor untuk melakukan penilaian terhadap masjid. Upaya ini dilakukan untuk memperkuat peran aktivitas masjid sebagai pusat peradaban. Pelatihan ini diklaim sebagai kegiatan yang pertama kali dilakukan di Indonesia.

Puluhan peserta dari berbagai lembaga Islam mengikuti pelatihan Asesor penilaian masjid. Para peserta berasal dari Kementerian Agama Kota Makassar, Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Pemkot Makassar, pengurus masjid perguruan tinggi seperti Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar, Universitas Islam Negeri Alauddin, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Islam Makassar, dan Universitas Bosowa.
Tak hanya itu, ada pun utusan dari organisasi masyarakat (ormas) Islam, seperti Nadhlatul Ulama, Muhammadiyah, Muslimat NU, dan Aisyiah.

Ishaq Samad mengatakan pelatihan asesor penilaian masjid merupakan kali pertama diadakan di Indonesia.
“Selama ini penghargaan untuk masjid, seperti Masjid Award sudah sering dilakukan oleh ICMI, DMI, Kemenag, atau Baznas. Namun, pelatihan khusus untuk asesor baru pertama kali dilakukan,” ujar Ishaq, Minggu (5/1/2025).
Pelatihan ini, kata dia, bertujuan untuk membekali asesor dalam menilai dan memastikan pengelolaan masjid sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

“Penilaian masjid tidak hanya sebatas pada aspek fisik, tetapi juga menyangkut fungsi sosial, manajemen, dan nilai-nilai dakwah yang diembannya,” beber Ishaq.

Dia menambahkan, pelatihan ini merupakan upaya IMMIM untuk menjawab kebutuhan masjid di era modern. Menurut dia, peran masjid sangat penting sebagai pusat peradaban umat di era modern. Ishaq mengatakan, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pembinaan umat, pendidikan, dan pemberdayaan sosial ekonomi.

Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, Ishaq berharap para peserta mampu memahami prinsip dan standar penilaian masjid, mengembangkan kompetensi sebagai asesor profesional, serta berkontribusi menciptakan masjid yang sesuai tuntunan syariat dan kebutuhan umat.

Ishaq juga menyampaikan apresiasi kepada para pemangku kepentingan yang telah berpartisipasi, serta kepada peserta yang antusias mengikuti pelatihan. Ia berharap kegiatan ini menjadi awal yang produktif bagi pengembangan kapasitas para asesor masjid.

“Mari jadikan masjid sebagai pusat peradaban umat yang mampu membawa kemaslahatan bagi masyarakat luas,” imbuh Ishaq.

Pelatihan asesor penilaian masjid merupakan tindak lanjut dari workshop penyusunan instrumen penilaian masjid pada akhir Desember 2024. Kegiatan ini diikuti puluhan peserta, yang nantinya akan turun menilai masjid-masjid diperlombakan dalam IMMIM Award.

Ishaq menjelaskan bahwa penilaian masjid memiliki beberapa tujuan, diantaranya memberikan informasi tentang kelayakan masjid atau program yang dilaksanakan sesuai standar. Kemudian penilaian masjid juga untuk memberikan pengakuan peringkat kelayakan klasifikasi masjid dan IMMIM Award.

“Penilaian masjid juga untuk memetakan mutu layanan masjid, serta memberikan pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan sebagai bentuk akuntabilitas publik,” ujar Ishaq.

Ia menambahkan, nantinya proses penilaian akan dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai prinsip. Meliputi prinsip objektif, komprehensif, adil, transparan, akuntabel, dan profesional.

Ketua Umum Yasdic IMMIM, Nur Fadjri Fadeli Luran menyebut bahwa pelatihan ini akan melahirkan asesor penilaian masjid. Nantinya, data dikumpulkan asesor akan dimanfaatkan oleh berbagai kalangan untuk pengembangan dan pembinaan masjid.

“Untuk peserta ada 40 orang dari Makassar. Dalam teknis di lapangan, seorang asesor nanti akan turun ke masjid melakukan penilaian,” ujar dia.

IMMIM Award akan digelar bersamaan dengan perayaan Milda IMMIM pada pekan terakhir akhir Januari nanti.
IMMIM Award dirancang untuk memberikan penghargaan kepada masjid-masjid dengan kontribusi terbaik dalam bidang manajemen, dakwah, pendidikan, sosial.

Selain itu juga akan diberikan penghargaan masjid kategori Masjid Mal, Masjid Instansi, Masjid Jami/Raya, dan Masjid di Perguruan Tinggi.

Ketua Tim penilai IMMIM Award, Profesor M. Nasir Siola menyampaikan bahwa penghargaan ini akan diberikan berdasarkan penilaian menyeluruh terhadap masjid-masjid yang berpartisipasi, dengan harapan mendorong semangat inovasi dan keunggulan.

Acara Milad IMMIM dan IMMIM Award dijadwalkan berlangsung pada 24 Januari 2025 di gedung Islamic Centre IMMIM. Seluruh pihak diharapkan dapat memberikan kontribusi terbaik untuk menjadikan kegiatan ini sebagai momentum kebangkitan dan sinergi dalam mengembangkan peran masjid sebagai pusat peradaban.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Makassar H Irman mengapresiasi langkah IMMIM yang menghadirkan Pelatihan Asesor Penilaian Masjid. Menurut dia, IMMIM sangat dipercaya masyarakat dalam berbagai program yang dihadirkan.

“Dengan adanya pelatihan asesor ini, kita akan melihatnya pengembangan masjid selama ini,” kata dia.

Irman menambahkan, data yang terkumpul nantinya bermanfaat bagi pemangku kepentingan sebagai bahan acuan pengembangan masjid.

“Saya rasa ini luar biasa. Mudah-mudahan IMMIM terus eksis dalam hal-hal yang didambakan dan dibutuhkan masyarakat,” tambahnya.

Dia berharap agar para asesor dapat bekerja dengan profesional dan menghasilkan penilaian masjid yang obyektif dan transparan. (shasa anastasya/C)

  • Bagikan