MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dugaaan kuat uang palsu (Upal) dimungkinkan tersebar di momen politik 27 November lalu. Itu, usai nama Annar Salehuddin Sampetoding (ASS), dalang sindikat pembuatan uang palsu di UIN Alauddin Makassar. Tersangka ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1A Makassar.
Uang palsu UIN Makassar diduga beredar pada saat Pilkada 2024 lalu. Hal ini terungkap dari hasil pemeriksaan para tersangka pembuat uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.
Syahruna, salah satu tersangka utama di kasus ini mengungkapkan adanya pesanan pembuatan uang palsu untuk keperluan Pilkada 2024.
"Ada pesanan katanya berapa miliar untuk Pilkada. Saya tidak menanggapi begitu serius," ungkap oknum sindikat tersebut, saat dicecar polisi, lewat video YouTube kanal Tv One yang beredar.
Syahruna sendiri merupakan pria kelahiran 1973, asal Ujung Pandang Baru, Makassar. Ia merupakan otak penting dalam mempelajari percetakan Upal yang dimotori AAS.
Pengakuan mengenai adanya orderan uang palsu untuk keperluan Pilkada 2024, masih dalam pendalaman kepolisian.
Pria yang kini berusia 52 tahun tersebut menceritakan keahliannya dalam memproduksi uang palsu. Awalnya Syahruna belajar dari otak kasus ini bernama Annar Salahuddin Sampetoding (ASS). Keahlian tersebut lalu didalami secara otodidak oleh Syahruna.
"Awalnya saya diajarin sama (bos ASS). Terus disuruh belajar sendiri lewat berbagai sumber di google," katanya
Syahruna mengaku menyesal ditangkap polisi sebelum mahir betul mengoperasikan mesin pencetak uang palsu.
Padahal menurutnya, ia bisa memproduksi uang palsu hingga Rp 50 triliun dalam waktu 3 hari.
"Sayangnya saya belum sempat mahir untuk mempergunakan alat itu. Andaikan itu bisa berjalan (tidak terbongkar, red). Kemungkinan 2-3 hari bahan uang palsu 40 dus bisa habis (jadi uang palsu sebanyak Rp 50 triliun)," jelasnya.
Syahruna turut membongkar tahapan produksi uang palsu. Ada 19 tahapan yang harus dilewati agar uang palsu siap untuk diedarkan.
Satu saja tahapan tidak lolos, maka uang palsu akan cacat dan terpaksa dibuang.
"Ada 19 tahapan, kalau ada salah satu tahapan rusak, maka gagal dan dibuang. Dari 19 tahapan itu harus lulus semua," urai Syahruna.
Syahruna lantas menguraikan secara garis besar tahapan produksi uang palsu. Semua dimulai dari tahapan mencetak benang pengaman dan tanda air.
"Jadi, Pembuatan kedua item itu menggunakan mesin sablon. Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu)," tambahnya.
Syahruna menceritakan, di awal pembuatan uang palsu, ia dan kawan-kawan tidak memproduksi banyak. Awalnya hanya ada satu rim atau 500 lembar uang palsu.
"Sedikit dulu karena itu butuh proses. Terus dari 200 lembar komplotannya mampu memproduksi uang palsu sebanyak Rp 100 juta," jelasnya.
Sedangkan bahan-bahan sebelumnya sudah disimpan digudang. Lokasinya berada di lantai dua gedung perpustakaan. Syahruna menjelaskan, semua bahan berasal dari China.
"Yang kami lakukan, semua bahan dipesan di China semua," tambahnya.
Syahruna dalam kasus ini berperan sebagai operator mesin pecetak uang. Ia dibantu tersangka lain bernama Ibrahim.
"Ibrahim dia koordinator tempat dan situasi," ujar Syahruna.
Syahruna juga mengaku pabrik uang palsu berada di perpustakaan UIN Makassar. Tepatnya berada di lantai bawah dekat sudut kamar mandi yang sengaja disekat untuk menaruh mesin pencetak uang palsu.
"Dikasih peredam agar nggak kedengeran. Jendela semua ditutup," timpalnya.
Syahruna menguraikan, produksi uang palsu dimulai dari jam 11.00 menjelang siang hingga 17.00 sore. Seminggu sebelum terbongkar, pabrik semakin menggenjot produksinya.
Bahkan, Syahruna harus lembur hingga pagi. Para pencetak uang palsu ini diperintahkan agar bekerja sesuai jam kantor. Mereka takut ketahuan karena ada sekuriti yang patroli secara rutin.
"Saat produksi mesin mengeluarkan suara sehingga bisa menimbulkan kecurigaan," tuturnya.
Belakangan terungkap, mesin pencetak uang palsu di UIN Makassar berasal dari China. Mesin dibeli dengan harga Rp 600 juta.
"Mesin memiliki tingkat presisi yang tinggi dibandingkan mesin cetak pada umumnya," tukasnya.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto. Ia berharap agar masyarakat yang mendapatkan atau menerima uang palsu untuk segera di laporkan ke aparat penegak hukum (APH) dan Bank Indonesia.
"Pertama kita harus membantu aparat hukum dan Bank Indonesia dengan cara kita memeriksa uang sendiri. Yang palsu segera lakukan pelaporan," ucap Danny.
Wali Kota Makassar dua periode itu, menyampaikan bagi mereka (Pedagang) atau masyarakat korban uang dapat melaporkan ke Bank Indonesia (BI).
"Kalau saya tidak salah baca BI akan menukar uang palsu. Bila masyarakat korban uang palsu untuk melaporkan dan menukar uang palsu di BI. Itu kalau saya tidak salah baca seperti itu," saran Danny.
Ahli arsitek nasional itu, menekankan pentingnya ketelitian sehingga bila kedapatan di lapangan, maka masyarakat akan menyampaikan laporan kepada pihak kepolisian.
"Saya berharap masyarakat dapat membantu aparat kepolisian dengan masif," katanya singkat.
Menurut Danny, Makassar sebagai kota ekonomi terbesar dan transaksi keuangan terbesar diduga sebagai pasar terdekat lokasi pembuatan uang palsu.
Apalagi, kota Makassar inikan kota dengan ekonomi terbesar dan transaksi keuangan terbesar diduga sebagai pasar terdekat lokasi pembuatan uang palsu.
"Sehingga kita harus berhati hati. Kita harus mempercayai pemerintah, Kita bantu aparat kepolisian sepenuhnya untuk menuntaskan kasus peredaran uang palsu," beber Danny.
Menurutnya, peredaran uang palsu berdampak merusak perekonomian kota Makassar dan Sulawesi Selatan. Hal ini, tidak bisa dibiarkan.
Sehingga bagi orang orang yang memegang uang palsu akibat Pilkada agar segera melaporkan ke aparat penegak hukum dan Bank Indonesia.
"Dan seperti apa yang saya dapat dari rilis beberapa media bahwa peredaran uang palsu itu diduga marak dan dicurigai beredar saat Pilkada 2024," kunci Danny.
Salah satu juru kunci terlibat adalah nama Annar Salahuddin Sampetoding (ASS). Bahkan viral di berbagai media sosial. Sosok berlatar pengusaha fan politikus itu, kini jadi sotoran publik karena masih buronan pihak Kepolisian.
Annar Salahuddin Sampetoding dikabarkan mangkir dari pemeriksaan polisi terkait sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar.
ASS tercatat sebagai salah satu dewan penasehat dalam Tim Pemenangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi pada Pilkada Sulsel 2024.
Nama Annar Salahuddin Sampetoding tercatat dalam Surat Keputusan (SK) bernomor: IST/KPTS/ANDALAN-HATI/IX/2024, Tanggal 17 Agustus 2024 yang ditanda tangani calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi.
Nama Annar S Sampetoding berada diurutan 24. Namanya masuk dalam jajaran Dewan Penasehat. Dikutip dari surat keputusan itu terdapat 26 nama dewan penasehat.
Saat dimintai tanggapan, mewakili tim sukses Andalan Hati, yakni Juru Bicara ASS-Fatma, Muhammad Ramli Rahim membatah keterlibatan Annar Salahuddin Sampetoding dalam struktur tim pemenangan Andalan Hati di Pilgub.
Salah satu dalil yang disampaikan adalah tidak pernah terlibat sosok ASS dalam skala pergerakan atau pertemuan oleh tim pemenangan selama tahapan Pilgub Sulsel berlangsung.
"Kami tidak tahu soal masuknya nama
Annar Salahuddin Sampetoding di tim Andalan Hati. Saya tidak pernah tahu keterlibatan Annar di lapangan selama proses pilgub berjalan," ujar Ramli.
Meskipun nama ASS di dalam daftar tim di KPU Sulsel. Namun, pihak Andalan Hati tetap kukuh membatah Annar Sampetoding berada di barisan paslon 02 Pilgub Sulsel.
Saat ditanya soal tercantumnya nama Annar dalam SK tim pemenangan ASS-Fatma sebagaimana tertera dalam situs KPU Sulsel, Ramli mengaku tak pernah melihat SK itu. Dia juga menduga SK itu telah diubah.
Pria yang akrab disapa MRR itu mengaskan, Annar tidak terlibat dalam tim pemenangan. Dia juga memastikan Annar tidak sekalipun turun mengampanyekan ASS-Fatma selam kurang lebih dua bukan masa kampanye paslon.
"Kami harus luruskan bahwa, selama masa kampanye bahkan sebelum pencalonan hingga penetapan KPU, saya tidak pernah melihat dan mendengar Annar Sampetoding terlibat dalam pemenangan atau kampanye Andalan Hati selama kurang lebih dua bulan masa sosialisasi," tegasnya. (suryadi/C)