Perginya sang Penyabar Royal

  • Bagikan
Nurmal Idrus

Oleh: Nurmal Idrus

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Berita duka, Rabu, 15 Januari 2025 pagi terasa menggetarkan. Nurhasan, nama yang amat populer terutama di kalangan aktivis Makassar, telah wafat. Kabarnya, ia menghembuskan napas terakhirnya kala berolahraga di apartemen tempat tinggalnya di Jakarta. Memang, sejak beberapa bulan terakhir untuk urusan bisnis, pria yang akrab disapa Kak Cacang ini pulang balik Makassar-Jakarta.

Kepergiannya menghidupkan banyak kenangan terhadap dirinya. Dia dikenal amat bersahabat dengan rekan-rekannya. Cacang tak pernah mau melihat ada sahabatnya yang kesusahan sehingga selalu ringan tangan dalam memberi.

Cacang boleh dianggap pemberi 'hidup', terutama urusan 'kampung tengah'. Dia dikenal sangat royal dalam urusan makan. Di warkop, Cacang tak pernah mundur dalam urusan menyelesaikan tagihan kasir.

Jika waktu makan siang, Cacang selalu aktif menghubungi karibnya untuk diajak cari tempat makan. Dia paham semua tempat terbaik untuk mengisi "kampung tengah" di Jakarta, Makassar, dan Maros.

Urusan membantu, jangan ditanya. Para juniornya menjadikan dirinya sebagai referensi paling pertama untuk jadi sasaran proposal jika ada kegiatan. Namanya selalu ada di lis teratas dalam daftar nama penyumbang.

Dia humoris sehingga dikenal tak pernah marah. Kesenangannya main gaple di Warkop Megazone yang dekat dengan Masjid Barakatul Ilham di kawasan Topas. Saat waktu salat tiba, dia kerap meminta semua rekannya yang main gaple berhenti untuk salat.

Latar belakang aktivis mahasiswa membentuk jiwa petarungnya yang tak kenal menyerah. Lihatlah bagaimana sepak terjang politiknya.

Pada tahun 2024, dia maccaleg di Partai Amanat Nasional (PAN). Ia maju Dapil 2 Sulsel meliputi Maros, Pangkap, Barru, Soppeng, Wajo, Bulukumba, Selayar, Parepare, dan Sinjai.

Sebelum bergabung di PAN, Nurhasan beberapa kali pindah partai. Ia pernah maccaleg 2009 melalui Partai Bintang Reformasi. Kemudian bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Maros pada 2010.

Pada tahun 2014, Cacang maccaleg lagi melalui Partai Hanura. Begitupun pada Pileg 2019 ia maju melalui Partai Solidaritas Indonesia. Dia tak surut meski selalu gagal.

Hari ini, Nurhasan telah pergi selamanya dengan tenang. Dia selalu tampil dengan performa ceria sehingga teman-temannya yang mengenalnya secara dekat shock dengan berita kepergiannya. Tak ada yang menyangka jika pria tambun ini menyimpan sakit di dalam dirinya. Tetapi, Allah swt selalu punya alasan untuk mengambil nyawa hamba yang dicintainya, kapanpun.

“Tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Luqman [31]: 34). Selamat Jalan Kak Cacang! (*)

  • Bagikan