MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap sejumlah kader yang dinilai gagal dalam kontestasi politik sepanjang 2024.
Upaya itu dilakukan untuk mencermati performa dan sumbangsih kader dalam meningkatkan elektorat baik dalam pemilihan legislatif maupun pada perhelatan pemilihan kepala daerah serentak.
Di Sulsel, prestasi PDIP terbilang anjlok. Perolehan kursi di legislatif menurun dan kader potensial yang maju di pilkada tak meraih hasil signifikan.
Wakil Ketua PDIP Sulsel, Andi Ansyari Mangkona menyatakan, perlu ada evaluasi secara total dalam melihat capaian pada kontestasi politik pada tahun 2024. Menurut dia, partai berlambang banteng ini sejak dini akan melakukan penataan menuju perhelatan politik lima tahun mendatang.
"Mengevaluasi total atas pelaksanaan pemilu legislatif dan eksekutif, khususnya atas pelaksanaan pemilu 2024 sebagai titik pijak perubahan menuju Pemilu 2029," ujar Ansyari, Kamis (16/1/2025).
Menurut dia, yang akan dievaluasi adalah kader internal PDIP dari jajaran ketua, sekretaris, dan bendahara di tingkat daerah pada 24 kabupaten dan kota. Ansyari menegaskan, evaluasi dilakukan agar proses demokrasi elektorat berjalan lebih berkualitas. Apalagi pihaknya ingin mengetahui apa saja yang menjadi kendala atau penyebab sehingga target pileg atau pilkada tahun lalu tidak tercapai.
"Jadi, evaluasi nanti lebih ke pengurus inti. Kami akan mengevaluasi, dilanjutkan mengkonsolidasikan secara maksimal," tutur dia.
Bekas anggota DPRD Sulsel itu menegaskan proses evaluasi baru akan dimulai pada Maret atau April secara serentak di 24 daerah.
Pada pemilu dan Pilkada 2024 PDIP Sulsel anjlok di beberapa daerah. Perolehan di DPRD Provinsi menurun menjadi enam kursi. Sedangkan di pilkada, jagoan-jagoan PDIP kalah, termasuk di Pilgub Sulsel.
Sekretaris PDIP Sulsel, Rudy Pieter Goni mengatakan, dua bulan pascapencoblosan pilkada serentak, pihaknya terus melakukan pemantapan dan pembenahan di dalam internal partai.
"Kami melakukan evaluasi kinerja kader, apa capaian dan apa yang belum. Banyak hal yang dievaluasi, khususnya evaluasi kader dalam memenangkan paslon Pilkada 2024," ujar Rudy.
Evaluasi tersebut, kata dia, dilakukan guna menghadapi pelaksanan musyawarah nasional. Nantinya, semua ketua DPC PDIP kabupaten/kota dan anggota DPRD dari PDIP akan kumpulkan. Mantan anggota DPRD Sulsel itu menuturkan, dari hasil evaluasi tersebut akan terlihat kader yang dipertahankan dan mana yang akan diganti.
"Tentu saja, bahwa ada kader sudah bekerja sesuai dengan arahan partai. Namun meskipun demikian masih ada beberapa hal yang harus dibenahi. Apalagi, masih harus ada juga yang harus dikuatkan lagi," tutur Rudy.
Rudy mengatakan, salah satu yang menjadi fokus evaluasi yakni soliditas kader dan komitmen untuk kerja gotong royong.
"Kader-kader kami sangat militan. Menghadapi Pemilu 2029 harus ditambah lagi militansinya. Sebab, yang mau kami menangkan ini adalah kader terbaik PDIP, butuh komitmen dan gotong royong," beber dia.
Sebagai pengurus provinsi, RPG mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh kader yang telah bekerja keras untuk kemenangan partai, khususnya di Kabupaten/kota masih-masing di Sulsel.
"Meski ada evaluasi nantinya, tapi kami menyampaikan terima kasih kepada kader bekerja keras saat Pileg dan Pilkada. Kami kompak, rukun, bersatu, dan menyongsong 2029 agar lebih baik lagi," imbuh Rudy.
Rudi mengutip pesan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri tentang pentingnya menjaga solidaritas dan komunikasi dengan masyarakat. Dia mengatakan, Megawati menegaskan bahwa PDIP harus terus memperjuangkan aspirasi masyarakat dengan tegas, sekaligus menjaga silaturahmi dengan masyarakat.
"Terkait dengan evaluasi kader, DPC PDIP Sulsel atau daerah lain, kami mendukung penuh langkah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP untuk menindak tegas kader yang tidak tegak lurus dengan keputusan partai," imbuh dia.
Memang, posisi PDIP Sulsel terus tergerus oleh sejumlah parti lainnya, seperti NasDem dan Gerindra. Meskipun, secara nasional, PDIP tetap menjadi pemenang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, dengan perolehan suara sah sebanyak 25.384.673.
Bahkan dalam Pileg 2024, PDI Perjuangan Sulsel juga masih berhasil meloloskan satu kadernya ke DPR RI yakni Ridwan Andi Wittiri. Petahana itu berhasil kembali lolos ke Senayan mengendarai partai berlogo banteng moncong putih tersebut dengan perolehan suara dari Dapil Sulsel I sebanyak 80.364.
Posisi PDI Perjuangan Sulsel yang dinilai banyak pihak sudah diujung tanduk kepopulerannya ternyata masih patut untuk diperhitungkan. Apalagi mereka masih punya banyak basis massa di wilayah Sulsel.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Profesor Sukri Tamma mengatakan untuk melihat kekuatan suatu partai politik tidak bisa dilihat dari sudut pandang wilayah tertentu saja, termasuk PDIP Sulsel. Melainkan, kata dia, kekuatan parti politik diukur dari tingkat nasional.
"Kalau melihat partai politik, partai itu, kan, tidak parsial hanya pada satu tempat saja seperti provinsi maupun kabupaten/kota. Tapi bisa dilihat aspirasi dalam konteks nasional, karena bagaimanapun partai itu dari pusat ke daerah. Artinya harus dilihat secara keseluruhan," ujar Sukri.
Menurut Sukri, kekuatan partai di daerah tertentu bisa saja dibandingkan dengan partai lainnya, namun pencapaian secara nasional belum tentu sebanding.
"Mungkin pada satu tempat pencapaiannya barangkali kurang dibandingkan partai lain, tapi dalam konteks lain barangkali dia terlihat sebagai partai besar. Untuk PDIP, betul bahwa untuk Sulsel kalah bersaing dengan NasDem, Gerindra, Golkar. Tapi dalam konteks nasional PDIP tetap jadi perebut suara terbesar," ujar Sukri.
Dengan begitu, kata dia, isu-isu tingkat provinsi juga harus dilihat secara nasional. Bahkan PDIP dinilai masih menjadi salah satu partai yang diperhitungkan secara nasional, terlebih mencuatnya isu rencana pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dari isu ini, Sukri menyebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa PDIP masih diperhitungkan secara nasional, meskipun di daerah-daerah tertentu seperti Sulsel, PDI Perjuangan mengalami penurunan jumlah pemilih.
"Sehingga memang secara parsial pada isu-isu provinsi itu kita bisa menganggap bahwa PDI Perjuangan saat ini masih akan kalah bersaing dengan beberapa partai lain. Kita bisa melihat upaya pertemuan Prabowo dengan Megawati itu masih terus dijajaki. Kenapa PDI Perjuangan (yang ingin ditemui Prabowo), itu kita melihatnya dalam rangka nasional," imbuh Sukri.
Begitu juga dengan isu mengenai evaluasi besar-besaran pengurus PDI Perjuangan Sulsel pada HUT ke-52 PDI Perjuangan nantinya. Menurut Sukri, evaluasi partai politik itu merupakan suatu hal yang wajar dan juga dilakukan oleh partai politik lainnya.
Evaluasi pada tubuh partai politik, utamanya PDI Perjuangan disebut memang sudah harus dilakukan untuk persiapan menghadapi pesta politik mendatang.
"Saya melihat itu sebuah hal yang wajar kalau melihat partai politik, karena partai politik manapun melakukan itu (evaluasi). Kalau PDI Perjuangan melakukan evaluasi hingga ke daerah itu tentu sebuah hal yang wajar dilakukan oleh partai untuk melihat langkah strategis selanjutnya," kata dia.
Sukri menjelaskan Pemilu, Pileg, dan Pilkada masih akan berlangsung pada lima tahun yang akan datang. Untuk itu, partai politik seperti PDI Perjuangan tentu akan mempersiapkan langkah strategis sejak tahun ini agar bisa meraih kemenangan nantinya. Adapun pokok-pokok yang paling sering dievaluasi partai politik adalah mengenai strategi, termasuk dalam melakukan penyegaran kepengurusan.
Dia menjelaskan, meskipun nantinya ada evaluasi pengurus PDI Perjuangan Sulsel, ujung-ujungnya akan bergantung pada kondisi politik di nasional.
"Jadi kurang signifikan, kurang seperti diharapkan dan kalah bersaing dengan partai lain itu yang mungkin yang akan dievaluasi, apakah ini karena kepengurusannya kurang maksimal dalam bekerja atau ada isu-isu lain. Kan ujung-ujungnya hasil evaluasinya akan dibawa ke nasional untuk dijadikan dasar membuat strategi baru," ujar Sukri.
Dengan begitu, Sukri menyimpulkan bahwa evaluasi yang dilakukan oleh partai politik semuanya dilakukan demi memenangkan pertarungan politik yang akan datang. Bahkan di tingkat nasional pun evaluasi partai politik juga akan dilakukan. Terlebih, kata dia, dalam Pilkada 2024, beberapa basis PDI Perjuangan mengalami kekalahan seperti di Jawa Tengah yang selama ini diklaim sebagai "kandang banteng". Namun di beberapa daerah juga disebut masih tetap jadi pemenang Pilkada 2024.
"Saya kira apa pun yang akan dilakukan adalah untuk melihat partai menjadi pemenang. Secara nasional juga saya kira tentu akan melakukan evaluasi besar-besaran, meskipun tetap menjadi pemenang karena di Pilkada yang dianggap basis PDI Perjuangan itu kalah seperti Jawa Tengah.Tapi di tempat lain seperti di Bali tetap menang. Misalnya di Bali juga selama ini dianggap basisnya masih menang, tentu akan ada yang dievaluasi mengapa di tempat tertentu itu hasilnya kurang, tentu itu yang akan jadi bahan evaluasi untuk kebijakan PDIP paling tidak sampai lima tahun ke depan," ujar Sukri. (suryadi-isak pasa'buan/C)