MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Peristiwa kebakaran di Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar menjadi perhatian publik. Perspektif di masyarakat munculkan pertanyaan, kebakaran atau dibakar. Bahkan, tak sedikit warga berspekulasi ada dugaan pidana berupa data atau berkas bersemayam di kantor Disdik Kota Makassar.
Penyebab pasti kebakaran yang terjadi pada pukul 02.10 WITA tersebut belum terungkap, meskipun beberapa saksi telah diperiksa oleh pihak kepolisian. Spekulasi mengenai adanya unsur kesengajaan pun mencuat, mengingat insiden ini terjadi di tengah polemik internal Disdik Makassar.
Kebakaran terjadi hanya beberapa hari usai pencopotan Muhyiddin, mantan Kepala Disdik Makassar, akibat pelanggaran berat, termasuk pelanggaran netralitas ASN dan masalah kedisiplinan.
“Wajar saja jika ada yang mengaitkan kebakaran ini dengan polemik di Disdik. Namun, semua itu belum tentu benar,” ujar Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, saat dimintai tanggapan, Minggu (19/1).
Dalam kebakaran tersebut, sejumlah ruangan penting ikut terbakar. Seperti ruang keuangan, ruang perencanaan, dan sebagian aula.
Yang paling krusial adalah ruang keuangan yang menyimpan server Data Pokok Pendidikan (Dapodik), yang turut hangus dilalap api. Akibatnya, terungkap ada 1.323 siswa dari 16 SMP di Kota Makassar tidak terdaftar dalam sistem dapodik.
Hal ini, kata Danny Pomanto--sapaan akrabnya berpotensi membuat siswa yang tidak terdaftar dapodik tersebut, tidak mendapatkan ijazah meskipun telah mengikuti pendidikan secara resmi.
Ia pun menjelaskan, informasi tersebut ia peroleh dari salah satu kepala sekolah SMP di Makassar pada Desember 2024.
Danny pun mengaku terkejut mengetahui hal ini karena dampaknya sangat serius bagi para siswa.
"Salah satunya soal dapodik, anak anak yang tidak terdaftar dapodik. Itukan bisa bisa anak anak tidak dapat ijazah itu. Di anggap anak illegal, padahal resmi," ungkap Danny.
Ia menjelaskan, laporan tersebut baru diterimanya setelah diminta menandatangani dokumen dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar. Namun, Danny menolak karena tidak pernah diberi penjelasan sebelumnya terdokumen yang disodorkannya.
"Desember lalu, baru dapat infonya karena disodorkan saya tandatangan. Saya tidak mau karena saya tidak dilapori, tidak pernah tahu semua," ujar Danny.
Selain masalah dapodik, Danny Pomanto menyoroti konflik internal di Disdik. Ia menyebut adanya ketidakkompakan di antara kepala bidang (kabid) di instansi tersebut, yang menurutnya perlu segera dibenahi.
"Masalah ini tetap menjadi tanggung jawab saya secara keseluruhan, meskipun ada pembagian tanggung jawab di tiap level. Kalau ada yang tidak beres, ya harus diperbaiki," tegas Danny.
Oleh karena itu, Danny pun meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas penyebab kebakaran Kantor Disdik Kota Makassar.
Di mana, salah satu ruangan yang terbakar yakni ruang keuangan yang di dalamnya terdapat server dapodik yang hangus terbakar.
"Saya sudah suruh dalami semuanya," tutup Danny.
Sementara itu, Pelaksana harian (Plh) Disdik Kota Makassar, Nielma Palamba mengungkapkan 1.323 siswa SMP yang tak terdaftar didapodik merupakan siswa tahun ajaran 2023/2024 dan berasal dari jalur solusi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Sebagai solusi, Nielma Palamba mengatakan disdik Kota Makassar akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar siswa yang belum terdata dapat segera diinput ke dalam sistem Dapodik sebelum batas waktu 31 Januari 2025.
“Kalau kita cepat mengurus, maka masalah ini bisa segera diselesaikan. Namun, jika tidak, siswa yang tidak terdaftar di Dapodik tidak bisa mendapatkan rapor,” ujar Nielma.
Selain itu, Nielma juga mengusulkan solusi lain berupa pemindahan siswa ke sekolah terdekat dalam zonasi yang masih memiliki kapasitas.
“Solusi kedua adalah memindahkan siswa ke sekolah lain yang masih dalam satu zonasi. Tapi ini juga perlu persetujuan wali siswa,” tambah Nielma.
Nielma melanjutkan kondisi tersebut, disebabkan oleh kelebihan kapasitas rombongan belajar (rombel) di beberapa sekolah negeri. “Para siswa ini diakomodir meskipun seharusnya tidak diperbolehkan karena melebihi kapasitas rombel. Idealnya, satu rombel untuk SMP berisi 32 siswa, tapi saat ini ada yang sampai 50 siswa per rombel,” jelas Nielma.
Oleh karena itu, Nielma mengaku dirinya telah melaporkan persoalan ini kepada Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto.
“Daerah lain juga mengalami hal serupa, tetapi mereka lebih cepat berkonsultasi ke pusat. Kita harus segera menyelesaikan ini agar tidak ada siswa yang dirugikan,” tutup Nielma.
Hasil Labfor Belum Keluar, Alasan Polrestabes Makassar Tak Bisa Ungkap Penyebab Kebakaran Kantor Disidik
Memasuki hari keenam pasca kebakaran Kantor Dinas Pendidikan (Disidik) Kota Makassar di Jalan Anggrek, Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakkukang, pada Sabtu (11/1/2025) dini hari lalu, penyebabnya belum juga terungkap.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran tersebut mengingat pihaknya hingga saat ini masih menunggu hasil Olah TKP Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulsel.
"Hasil Labfor juga tidak cepat, karena detail. Nanti setelah Labfor menjelaskan kepada kita, kita juga akan lakukan pemeriksaan," ujar Arya saat diwawancara, Jumat (17/1) petang.
Saat ditanya berapa lama Tim Labfor mengeluarkan hasil penyelidikannya, Arya enggan memberikan informasi pasti karena menurutnya bukan kewenangannya.
"Paling cepat dua minggu, tergantung dari hasil pemeriksaan Labfor. Nanti sudah ada itu kita analisa," tukasnya.
Mantan Kapolrestabes Depok itu bilang, sejauh ini pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi dan mengamankan barang bukti.
"Alat bukti yang diamankan Labfor itu seperti kabel, benda-benda yang terbakar, dan CCTV," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, tim Labfor Polda Sulsel bersama penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar kembali melakukan Olah TKP di bekas kebakaran Kantor Disidik Kota Makassar di Jalan Anggrek, pada Selasa (14/1/2025) sore.
Dari pantauan Rakyat Sulsel di TKP, beberapa orang berpakaian Labfor Polda Sulsel sedang berada di ruangan bekas kebakaran, sementara dua orang lainnya berada di belakang kantor, tepatnya di sekitar perumahan warga terlihat sedang melakukan pengamatan dari balik tembok pagar Kantor Disdik Kota Makassar.
Sementara di area parkiran Kantor Disdik Kota Makassar, tempatnya di bawah tenda berwarna merah yang didirikan terlihat ada delapan orang sementara mengobrol. Dua diantaranya berpakaian dinas, sementara lainnya menggunakan baju kaos dan jaket.
Adapun Tim Labfor Polda Sulsel diketahui tiba di Kantor Disdik Kota Makassar sekitar pukul 13.30 WITA. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu anggota Labfor Polda Sulsel yang ditemui di lokasi.
"Kurang lebih setengah dua tadi (melakukan olah TKP), tapi kalau keterangan nanti sama pimpinanku yah," ujarnya.
Dalam Olah TKP ini awak media yang datang di lokasi dilarang untuk masuk ke area sekitar gedung Kantor Disdik Kota Makassar, termasuk dilarang untuk mengambil gambar dari belakang tembok pada saat Tim Labfor Polda Sulsel melakukan penyelidikan.
Sekuriti Kantor Disdik Kota Makassar yang juga merupakan salah satu saksi dalam kasus ini, Aldi mengatakan anggota Tim Labfor Polda Sulsel yang datang melakukan Olah TKP sedikitnya empat orang. Mereka Dipimpin oleh Kasubbid Fisika dan Digital Forensik Bidang Labfor Polda Sulsel, AKBP Wiji Purnomo.
"Kalau tidak salah empat orang Labfor tadi masuk menyelidiki, satu perempuan, untuk sementara akses pintu gerbang ditutup, dilarang katanya masuk, maaf ya pak," ujar Aldi dari balik pagar.
Proses pengambilan sampel di TKP terbilang lama, memakan waktu kurang lebih tiga jam. Di mana Tim Labfor Polda Sulsel baru meninggalkan lokasi kebakaran sekitar pukul 16.41 WITA.
Saat keluar dari area yang terbakar, Tim Labfor Polda Sulsel terlihat membawa sebuah boks berwarna hitam diduga berisi peralatan kerja mereka, disusul oleh seorang anggota Labfor lainnya yang ikut membawa sebuah bungkusan atau paper bag coklat yang belum diketahui isinya. Barang-barang tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam bagasi mobil.
AKBP Wiji Purnomo saat hendak meninggalkan lokasi juga irit bicara. Kepada wartawan, ia hanya menyampaikan masih dalam proses penyelidikan.
"Masih minta data keterangan," kata AKBP Wiji Purnomo sambil berlalu masuk ke dalam mobilnya.
Dalam Olah TKP ini, Purnomo mengatakan selain melakukan penelitian terhadap sampel yang terbakar, pihaknya juga mengambil keterangan Kasubag Keuangan Disdik Kota Makassar di lokasi kejadian.
"Tadi tanya-tanya Pak Ardi, Kasubag Keuangan (Disdik Makassar)," lanjutnya. (Isak-Sasa/C)