Alternatif Terhadap PDB
Usaha merevisi PDB yang pertama dikenal adalah yang dilakukan oleh William Nordhaus dan James Tobin pada 1971, ketika mereka mengembangkan indeks yang disebut Measure of Economic Welfare (MEW). Dalam perhitungan mereka mengklasifikasi pengeluaran sebagai konsumsi, investasi, atau di antaranya guna mencapai pembedaan yang lebih presisi antara barang jadi dengan barang belum jadi.
Juga ada ekonom Robert Eisner yang memperjuangkan perlunya sebuah perombakan umum atas perhitungan neraca nasional di AS. Pencapaiannya yang paling terkenal di bidang ini disebut “total income system od account” atau disingkat TISA.
TISA antara lain mempertimbangkan porsi besar dari belanja pemerintah (untuk jalan, polisi, militer, dan pengadilan) sebagai sesuatu yang bersifat antara dan mencoretnya dari hasil akhir.
Namun usaha terpadu pertama untuk mengintegrasikan data ekonomi makro, sosial, dan lingkungan ke sebuah ukuran kesejahteraan manusia yang komperhensif dilakukan oleh pakar ekonomi-ekologi Herman Daly dan teolog Jhon Cobb pada akhir 1980-an.
Daly dan Cobb menyebut pengganti PDB rancangan mereka ini sebagai Index of sustainable Economic Welfare (ISEW). Pada pertengahan 1990an, sebutanya diganti menjadi Genuine Progress Index (GPI). Sementara itu sebuah negara kecil di antara India dan Cina yakni kerajaan Buthan memperkenalkan konsep “kebahagiaan Nasional Bruto” (KNB) pada tahun 1972.
Barangkali usaha paling tersohor untuk menolak hegemoni PDB dalam neraca nasional adalah apa yang kemudian disebut Human Developmen Index (HDI) atau indeks pembangunan manusia (IPM). Teori yang dikemukaan oleh ekonom India yang juga peraih nobel Amartya Sen penting dalam konstruksi metodologis IPM.
Pemikiran yang mendasari IPM adalah bahwa rakyat “merupakan kekayaan yang sebenar-benarnya dari sebuah negara dan bahwa tujuan dasar pembangunan adalah untuk menciptakan: lingkungan yang memungkinkan orang menikmati hidup panjang, sehat dan berdaya cipta. (*)