Kisah Indah, Heroik Plus Lucu-Lucu ber-HMI

  • Bagikan
M. Saleh Mude

Besoknya Gubernur juga membuat pernyataan yang sama ketika kami kembali diundang ke kantor Gubernur. Komandan Garnisun/Komandan Kodim waktu itu, Kol. A. Bustam langsung datangi saya. Sambil tepuk-tepuk bahu saya dan berkata, “laki-laki anaknya orang”.

Saya biasa saja karena yang ada dalam hati saya adalah harus menyelamatkan nama besar HMI dari cap hitam.

Makan kita di Wisma, tahulah. Kadang makan, kadang tidak apalagi kalau tdk ada training, hahaha.

Ada juga cerita receh-receh.

Suatu ketika saya bawakan buku “Sejarah HMI” karya Agus Sitompul kepada Kolonel Madonza (mertuanya Ihsan Yasin Limpo). Waktu itu beliau sebagai asisten 1 Kapolda. Saya sendirian bawakan buku tersebut.

Ketika saya serahkan buku itu sambil basa-basi saya katakan: “Ini Pak saya bawakan buku Sejarah HMI biar jadi referensi Bapak tentang HMI”. Pak Madonza bilang, “termasuk pengkhianatan HMI ada di dalam buku ini ya”.

Wah, langsung saya respon berdiri tolak pinggang di hadapan Madonza di ruangannya. Saya katakan, “Apa ada pengkhianatan HMI terhadap negara ini Pak. Kalau ada, coba sebutkan satu saja”.

Eh, rupanya Madonza ciut juga lihat reaksi saya dan langsung minta maaf. Saya kira HMI belum pernah berkhianat kepada negara Pak Rasyid. Akhirnya kami damai pulang jabat tangan sambil pelukan.

Waktu itu kita ada pertemuan dengan pimpinan mahasiswa seluruh Indonesia di Jakarta sehubungan dengan kedatangan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka. Ketika kami pulang ke Makassar, meledaklah demonstrasi besar itu termasuk di Makasaaar. Lalu kami ditahan dan seterusnya.

  • Bagikan

Exit mobile version