Sanksi Menanti SMA 17 Makassar Usai 148 Siswa Terancam Absen SNBP 2025

  • Bagikan
KECEWA. Orang tua dan siswa SMA 17 Makassar saat datang di Kantor Dinas Pendidikan Sulsel, Rabu (5/2/2025). Mereka kecewa atas kelalaian pihak sekolah sehingga terancam tidak bisa mendaftar SNBP 2025.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sebanyak 148 siswa SMA 17 Makassar terancam tak bisa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Pemicunya, pihak sekolah diduga lalai dalam input data nilai ke aplikasi yang telah disiapkan. Ratusan siswa tersebut tak terdaftar dalam dalam Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Kepala SMA Negeri 17 Makassar Abu Hanafi menjelaskan masalah ini disebabkan karena kelalaian saat penginputan data siswa oleh operator. Jadwal pengisian PDSS dilakukan oleh sekolah pada 6-31 Januari 2025.

"Kemarin kendala di akhir, dari operator memilah nilai secara manual dari rapor dari peserta eligible karena dibagi semester 1 sampai 5. Pada hari Jumat lalu, mereka tidak sadar bahwa deadline-nya sampai pukul 4 sore," ujar Abu, Rabu (5/2/2025).

Abu mengakui proses penginputan data siswa berlangsung lambat. Apalagi hanya satu operator yang ditugaskan melakukan penginputan.

"Lambatnya itu karena nilai dimasukkan per semester. Diinput secara manual. Satu orang operator. Kalau menginput itu semua 142 siswa karena satu kesatuan. Sementara diinput manual waktunya habis, server semua tutup," jelasnya.

Dia juga mengakui kejadian ini merupakan kelalaian pihak sekolah. Pihaknya kini hanya berharap solusi perpanjangan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen).

"Sebenarnya kami tingga menunggu akses dibuka, habis itu di-upload, tidak sampai satu jam. Mudah-mudahan bisa selesai," imbuh dia.

Dalam video beredar, sejumlah siswa SMAN 17 Makassar menggelar aksi demonstrasi di Kantor Disdik Sulsel di Jalan Perintis Kemerdekaan, Rabu pagi. Mereka menuntut kejelasan nasib mereka untuk ikut SNBP ke perguruan tinggi.

Juru bicara SMA Negeri 17 Makassar, Karina mengatakan kepala sekolah, operator, dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan telah berangkat ke Jakarta untuk mencari solusi di Kementerian Pendidikan.

"Kami berusaha mencari solusi di Kementerian," ujar Karina.

Karina menceritakan persoalan ini bermula dari kendala teknis dalam penginputan nilai siswa ke sistem PDSS. Proses tersebut awalnya menginput nilai rapor para siswa, tetapi data tersebut tidak sepenuhnya masuk dalam sistem.

Akibat kondisi tersebut, kata Karina, pihak sekolah melakukan upaya penginputan ulang secara manual. Di mana, itu memakan waktu hingga pihak sekolah tidak berhasil menyelesaikan seluruh proses tepat waktu.
Tenggat waktu penginputan data siswa dalam PDSS itu berlangsung mulai 15 Januari hingga 31 Januari 2025.
Dari total siswa yang terdampak, Karina menyebut sebanyak 119 siswa berasal dari jurusan IPA dan 29 dari jurusan IPS.

“Kami sudah melakukan penginputan nilai, tetapi saat mendekati batas waktu, masih ada kendala teknis yang membuat data siswa tidak masuk ke sistem. Akibatnya, saat batas waktu berakhir, data mereka masih belum tercatat,” kata Karina.

Meski demikian, pihak sekolah masih berupaya mencari solusi agar siswa tetap bisa mengikuti SNBP. Karina mengatakan, sekolah telah mengajukan permohonan resmi kepada Dinas Pendidikan untuk diteruskan ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

“Kami sudah melaporkan hal ini ke Dinas Pendidikan dan mengikuti prosedur yang ditetapkan,” ujar Karina.

Tak hanya itu, Karina menyebut pihak SMA Negeri 17 Makassar juga telah melakukan mediasi dengan orang tua siswa. “Kami berharap ada kebijakan khusus yang bisa memberikan solusi bagi siswa yang terdampak,” tutup Karina.

Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Iqbal Najmuddin menyayangkan insiden data di SMA 17 Makassar akibat kelalaian operator. Menurut Iqbal, kelalaian yang mengakibatkan siswa tak dapat mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi Negeri ini sebelumnya telah disosialisasikan, bahkan Dinas Pendidikan memiliki target peningkatan setiap tahunnya.

Selain itu, Dinas Pendidikan Pemprov juga telah memberikan arahan bagi sekolah di Sulsel untuk melakukan persiapan pendaftaran SNBPTN.

"Sudah kami ingatkan lewat surat melalui cabang Dinas di 12 wilayah. Kmai sayangkan ini karena setiap tahun ditargetkan peningkatan siswa yang masuk PTN dari semua jalur penerimaan bahkan SNPBP. Kami punya target peningkatan dari tahun 2024," ucap Iqbal.

Solusi yang bisa ditempuh Dinas Pendidikan Sulsel saat ini adalah meminta Kemendikti memperpanjang pendaftaran jalur SNMPTN.

"Dengan kejadian ini kita bersurat ke Kemendikti agar bisa diberikan penambahan waktu untuk bisa semua sekolah di Sulsel yang belum bisa daftar siswanya, bisa diberi kesempatan kembali," ujar dia.

Sedangkan sanksi akan dikenakan bagi SMA 17 Makassar setelah melakukan evaluasi.
"Kita akan evaluasi, jangan lagi terulang hal-hal yang demikian," imbuh Iqbal.

Sementara itu, perwakilan orang tua siswa, Azhar Gazali, mengatakan masalah ini cukup fatal karena menyangkut pendataan dari pihak SMA 17 Makassar.

"Mereka kami anggap lalai karena rentang waktu yang diberikan cukup lama dari pemerintah ya, dari Kementerian Pendidikan untuk bisa meng-input data mulai awal Januari sampai akhir Januari, tapi itu tidak dipenuhi oleh mereka. Saya kurang paham apa yang menjadi penyebabnya, tapi kami dari orangtua, siswa, mengklaim bahwa mereka melakukan kesalahan yang sangat fatal sekali," ujar dia.

Azhar juga mengungkapkan pihak orang tua saat ini tengah melakukan berbagai upaya seperti bertemu pihak sekolah, Kadis Pendidikan dan menyampaikan permasalahan ke DPRD.

"Kami sebagai orang tua siswa melakukan langkah-langkah strategis didahului pertemuan dengan pihak sekolah tadi, yang setelah kami lakukan pertemuan dengan pihak sekolah, ternyata pihak sekolah mengakui kesalahannya dan mengaku lalai dalam melaksanakan tugasnya," imbuh Azhar.

"Tapi tidak cukup sampai di situ saja, kami tentu saja harus berkoordinasi dengan instansi terkait, makanya kami datang di sini (Dinas Pendidikan Sulsel), tadi juga mau ke DPRD, tapi setelah pertemuan di sini cukup lengkap, ada dari mewakili Dinas Pendidikan, ada juga dari komisi terkait dari DPRD Provinsi Selatan, ada dari Komisi E. Bahkan kami sudah berkoordinasi dengan seluruh pihak yang memang bisa membantu memberikan solusi," sambung dia.

Menurut keterangan pihak Sekolah, saat ini keseluruhan jumlah siswa yang sudah terdata ada 119 orang dari IPA dan 29 siswa IPS yang masuk dalam daftar siswa eligible di SMAN 17 Makassar. Namun, data ini masih harus diinput kembali dan diatur ulang karena adanya kemungkinan siswa yang mengundurkan diri untuk mengikuti SNBP 2025. (shasa anastasya-hikmah/C)

  • Bagikan