Keputusan Kontroversial Trump yang Memicu Protes dari Bill Gates

  • Bagikan
Elon Musk dan Bill Gates memberikan pandangan mereka terkait keputusan kontroversial Trump tentang menutup USAID yang akan berdampak pada program bantuan global.

RAKYATSULSEL - Dunia teknologi dan politik kembali diguncang oleh keputusan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengumumkan rencananya untuk menutup Badan Pembangunan Internasional AS (USAID). Keputusan ini menjadi sorotan setelah Elon Musk melalui platform X menyebut USAID sebagai "organisasi kriminal" dan mengklaim bahwa sudah waktunya untuk menutup lembaga ini. USAID, yang dikenal sebagai lembaga yang mengelola bantuan kemanusiaan, pembangunan, dan keamanan di lebih dari 100 negara, kini terancam dibubarkan. Keputusan tersebut langsung memicu kekhawatiran besar, terutama terkait dampaknya terhadap program-program bantuan vital di seluruh dunia.

Bill Gates Kritik Keras Penutupan USAID

Bill Gates, pendiri Microsoft dan yayasan Bill & Melinda Gates Foundation, yang selama ini bekerja sama dengan USAID dalam berbagai program kesehatan, terutama vaksinasi dan gizi, menyatakan protes keras terhadap keputusan ini. Dalam sebuah wawancara, Gates menegaskan bahwa penutupan USAID berpotensi menyebabkan "jutaan kematian" jika tidak segera diatasi. Ia mengungkapkan bahwa meskipun banyak orang Amerika berpikir bahwa anggaran untuk bantuan luar negeri sangat besar, kenyataannya anggaran tersebut hanya sekitar 1% dari total anggaran nasional AS.

Gates juga menekankan bahwa USAID selama ini telah menjadi mitra penting dalam menangani berbagai masalah kesehatan global. Meskipun demikian, ia berusaha untuk tetap berkomunikasi dengan Trump, meskipun ada perbedaan pandangan mengenai kebijakan ini. "Saya merasa ia (Trump) bersemangat dan ingin membantu mendorong inovasi," ujarnya, meskipun kecewa dengan keputusan tersebut.

Elon Musk dan Peran Barunya dalam Pemerintahan Trump

Elon Musk, yang kini tidak hanya dikenal sebagai pengusaha teknologi tetapi juga bagian dari pemerintahan Trump, memainkan peran besar dalam keputusan ini. Musk kini menjabat sebagai pemimpin Department of Government Efficiency (DOGE), lembaga yang dibentuk pada masa jabatan kedua Trump untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam birokrasi federal.

Musk mengungkapkan bahwa setelah menyelidiki USAID, ia merasa bahwa lembaga tersebut sudah terlalu korup dan tidak efisien. "USAID bukan hanya 'apel dengan satu cacing', tapi lebih mirip 'sekumpulan cacing' tanpa apel sama sekali," ujar Musk. Ia menyatakan bahwa solusi untuk masalah ini bukanlah reformasi, melainkan penutupan total lembaga tersebut. DOGE kini tengah dalam proses menutup USAID secara permanen.

Dampak Penutupan USAID terhadap Program Global

Penutupan USAID berpotensi menghentikan sejumlah program penting yang telah berjalan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Beberapa program yang terancam terhenti antara lain:

  1. PEPFAR (President’s Emergency Plan for AIDS Relief) – Program utama AS dalam mengatasi HIV/AIDS secara global.
  2. Kesehatan Ibu dan Anak – Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil dan vaksinasi anak.
  3. Pengendalian Tuberkulosis (TB) – Kerja sama dengan organisasi global untuk mendeteksi dan mengobati TB.
  4. Program Vaksinasi Global – Dukungan terhadap vaksinasi penyakit menular seperti polio dan campak.
  5. Pengendalian Malaria – Termasuk distribusi kelambu berinsektisida dan pemeriksaan malaria.
  6. Kesehatan Mental – Dukungan psikososial bagi pengungsi dan masyarakat terdampak bencana.

Di Indonesia, USAID mendukung program IUWASH untuk menyediakan akses air bersih dan sanitasi. Penutupan USAID bukan hanya akan berdampak pada program-program ini di AS, tetapi juga akan mempengaruhi jutaan orang di negara berkembang yang bergantung pada bantuan internasional ini.

  • Bagikan