Makassar Darurat Banjir

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Banjir yang melanda Kota Makassar memaksa Wali Kota Danny Pomanto mengeluarkan penetapan status tanggap darurat. Curah hujan yang tak pernah surut sejak beberapa hari terakhir ini membuat debit air terus bertambah. Ribuan rumah terendam air plus penghuninya terpaksa mengungsi. Penanganan cepat kepada korban banjir menjadi prioritas utama. Banjir kali ini yang paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat Bencana Banjir Kota Makassar Tahun 2025. Makassar dilanda cuaca ekstrem beberapa hari terakhir yang disebabkan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang. Akibatnya, lima kecamatan terendam banjir yaitu Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea, Tamalate, dan Panakkung.

Berdasarkan data dari Dinas Sosial Kota Makassar, per tanggal 12 Februari pukul 16.30 Wita, mencatat sebanyak 4.301 jiwa atau 1.003 kepala keluarga (KK) mengungsi di 39 titik pengungsian.

Danny Pomanto, mengatakan telah menginstruksikan kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) camat, dan lurah untuk memaksimalkan penanganan bencana di wilayah terdampak banjir.

"Terus semangat, bantu maksimal, antisipasi bencana lanjutan, siaga 24 jam," ujar Danny, Rabu (12/2/2025).
Danny mengaku banjir yang melanda Kota Makassar saat ini merupakan yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu, terlihat dari jumlah pengungsi saat ini.

"Banjir kali ini lebih parah dibanding tahun -tahun sebelumnya. Apalagi pengungsi sudah mencapai 3000 lebih," ujar Danny.

Dia meminta kepada warga yang terdampak banjir untuk segera mengungsi ke titik-titik pengungsian yang telah disiapkan.

"Karena kalau masih bertahan di rumah masing-masing dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, mereka juga tidak terdata sehingga sangat sulit memberikan bantuan logistik," tutup Danny.
Kondisi tanggap darurat diberlakukan sejak 10-17 Februari 2025.

"(Surat keputusan) SK tanggap darurat ini sudah biasa keluar saat kita mengalami kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana dalam hal ini banjir. Kemarin juga saat kekeringan keluar juga tanggap darurat bencana," ujar Kepala BPBD Makassar Hendra Hakamuddin.

"Pada intinya status tanggap darurat ini menetapkan status Kota Makassar dalam kondisi tanggap darurat bencana. Sebenarnya ada tahapannya, ada siaga, siaga itu sudah kita keluarkan bulan November kemudian diikuti tanggap darurat," sambung Hendra.

Menurut dia, dalam kondisi tanggap darurat, penanganan akan lebih intensif dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Status tanggap darurat selama satu pekan juga bisa diperpanjang tergantung perkembangan kondisi bencana.

"Operasi itu pencarian, penyelamatan dan evakuasi. Nah, itu yang diatur dalam SK tersebut, bahwa seluruh elemen di Kota Makassar ini, bukan hanya pemerintah kota, tapi dari TNI-Polri bahkan swasta terlibat dalam pengurangan terjadinya risiko korban, kerusakan atau kerugian," ujarnya.

Dia mengakui SK tanggap darurat ini berdasarkan usulan BPBD Makassar. Pihaknya mengusulkan hal itu usai adanya imbauan peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Data sudah menunjukkan bahwa kita memasuki musim hujan, data menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tertentu, dalam hal ini, kali ini tanggal 10-17 sesuai imbauan peringatan dini dari BMKG. Kemudian faktanya di lapangan sudah terjadi hujan lebat dan sangat lebat," imbuh dia.

Fakta berikutnya, kata dia, sejumlah warga sudah mengungsi akibat banjir. Hal itu menurutnya perlu perhatian serius semua pihak.

"Artinya harus ditolong, data-data inilah yang menjadi dasar BPBD untuk mengusulkan kepada wali kota menaikkan status kota Makassar tanggap darurat untuk bersama-sama mengurangi risiko. Makanya saat tanggap darurat itu TNI/Polri semua sudah terlibat. Kita sudah bersatu padu dalam operasi penyelamatan dan evakuasi," ujar Hendra.

Dia memastikan penanganan dampak banjir akan ditingkatkan usai keluarnya SK tanggap darurat ini. Termasuk akan melibatkan sumber daya lainnya seperti TNI-Polri dan swasta.

"Bahkan sebenarnya lebih besar kekuatannya secara hukum, misalnya jika ada pihak menghalangi bisa dihukum, seperti itu. jadi prioritas pada saat tanggap darurat bagaimana menanggulangi dari sisi korban maupun aset," tutur dia.

Sementara itu, Dinas Sosial Makassar telah mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi para pengungsi banjir yang berjumlah ribuan orang. Berdasarkan data Dinsos Kota Makassar, jumlah pengungsi per tanggal 12 Februari pukul 16.30 wita, sebanyak 4.301 jiwa.

Kepala Dinsos Kota Makassar, Ita Anwar, mengatakan satu dapur umum telah didirikan di Kecamatan Manggala. Selain itu, ada lima dapur mandiri yang dikelola Kampung Siaga Bencana (KSB) yang hingga kini telah melayani sekitar 3.700 pengungsi.

“Kami menyuplai kebutuhan makanan kelima dapur mandiri yang tersebar di beberapa titik,” kata Ita.

Untuk distribusi bantuan, Ita mengaku pihaknya menerapkan sistem satu pintu melalui lurah dan camat guna memastikan bantuan tepat sasaran.

"Karena banyak di dalam rumah mau dibantu, bagaimana caranya yang kita bisa mengcover yang mengungsi hampir 4.000. Tahun lalu saja, kita yang Desember 2.500 jiwa ini memang banyak sekali pengungsi," ucap Ita.

Dia mengimbau warga yang masih bertahan di rumah untuk segera mengungsi jika kondisi memburuk. Dia mengatakan, tim dari BPBD dan Damkar telah diterjunkan untuk mengevakuasi warga yang terisolasi.

"Jadi warga yang terisolasi itu, ada di lurah dan camat yang bisa melihat dan melaporkan ke kami, kami tinggal melihat data dan menyalurkan bantuan logistiknya," imbut Ita.

Selain makanan, Ita menyebut Pemkot Makassar juga menyalurkan bantuan berupa matras, selimut, dan kebutuhan logistik lainnya. Bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) juga telah diterima untuk mendukung penanganan pengungsi.

"Kami juga menyalurkan seperti matras, selimut dan juga makanan. Kami juga mendapat bantuan dari kemensos juga untuk korban bencana banjir," ujar dia.

Adapun, Wali Kota Makassar terpilih, Munafri Arifuddin menyatakan telah menyiapkan bantuan kepada korban banjir di empat kecamatan. "Ini tentang kemanusiaan. Saling membantu, kami tentu akan siapkan bantuan baik sembako, selimut, serta obat-obatan tim medis untuk warga yang terdampak banjir," ujar dia.

Appi menyatakan telah berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Sosial terkait data valid jumlah pengungsian di empat Kecamatan tersebut. Menurut dia, ini masih ada Wali Kota aktif, sehingga dirinya masih sebatas koordinasi dengan OPD terkait untuk mengetahui perkembangan, tanpa lebih jau ke hal teknis.

"Saya masih sebatas koordinasi BPBD dan SKPD terkait, saya minta data jumlah pengungsi banjir, jadi belum sampai komando. Kita pikirkan adalah bagaimana masyarakat tenang dan merasa aman di tempat pengungsian sementara," ujar dia.

Macet Total

Akibat banjir di Makassar, genangan air setinggi lutut orang dewasa menggenangi Jalan Perintis Kemerdekaan, utamanya di lampu merah pertigaan Jalan Dr. Leimena. Sulitnya kendaraan bergerak memicu Kemacetan panjang hingga kurang lebih 1,8 kilometer (KM).

Kemacetan terparah dari arah Jalan Pintu II Unhas menuju Makassar Town Square (MTOS). Ratusan kendaraan roda empat dan roda dua mengular karena terjebak kemacetan. Sementara arah sebaliknya mulai terlihat landai berdasarkan pantauan di lokasi sekitar pukul 15.30 Wita.

Sejumlah pengendara roda dua juga terlihat memilih melawan arus untuk menghindari kemacetan panjang. Meskipun tepat di pertigaan Jalan Perintis Kemerdekaan-Dr. Leimena mereka dihadang oleh anggota Polisi yang sedang mengatur lalu lintas dan menyarankan untuk tetap berada di jalur sebenarnya sebab bisa memicu kemacetan dari arah sebaliknya.

Akibatnya, para pengendara roda dua atau motor yang enggan memutar balik ke arah lampu merah pintu I Unhas memilih untuk mengambil jalan pintas menerobos taman pembatas jalan. Beberapa pengendara yang diarahkan Polisi untuk putar balik juga terlihat berusaha tawar menawar dengan sekelompok remaja tersebut.

Saat dikonfirmasi, salah seorang remaja bernama Rizal (17) yang menawarkan jasa menyebrangkan kendaraan tersebut mengaku kesehariannya adalah seorang juru parkir (jukir) di depan pertokoan sekitar lokasi kemacetan.
Rizal mengaku memanfaatkan momen tersebut dikarenakan parkiran yang biasanya ia jaga seharian ini sepi akibat kurangnya masyarakat yang beraktivitas dikarenakan cuaca buruk. Beberapa rekannya juga disebut berprofesi yang sama dengan dirinya, sebagian lainnya merupakan pak ogah.

Wakasatlantas Polrestabes Makassar Kompol Mahrus Ibrahim mengatakan, genangan air di Jalan Perintis Kemerdekaan-Dr. Leimena terjadi akibat meluapnya sungai Tello.

"Arus lalulintas terjadi peningkatan. Masyarakat yang menggunakan akses Jalan Perintis terhambat, tapi masih tetap bergerak," kata Mahrus.

Mahrus mengatakan, meskipun terjadi genangan yang cukup tinggi, namun arus dari barat ke timur tetap mengalir walaupun perlahan. Begitupun sebaliknya.

"Kami tetap melakukan giat pengaturan pengawasan di lokasi sehingga arus bisa berjalan dengan normal," ujar dia.

Ia juga mengungkapkan, akses dari Jalan Perintis ke Dr. Leimena saat ini belum bisa digunakan karena terjadi peningkatan genangan air. Meskipun beberapa pengedar terlihat tetap nekat menerobos genangan air tersebut.

"Untuk akses dari Perintis ke Leimena sampai saat ini belum bisa digunakan, bisa dilihat saat ini terjadi peningkatan genangan air sehingga masyarakat tidak berani melalui," imbuh Mahrus.

Sementara itu, banjir tak hanya melanda Makassar namun hujan lebat yang terjadi juga berdampak di Maros, Pangkep, dan Gowa.

Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Prof Fadjry Djufry saat melakukan peninjauan di 15 titik banjir di Kelurahan Manggala Kota Makassar mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan BPBD Sulsel, Dinas Sosial dan Pelayan kesehatan untuk membantu masyarakat . Khusus di Manggala, sebanyak 1098 korban banjir yang saat ini mengungsi.

Secara keseluruhan, banjir di Makassar berdampak pada 325 Kepala Keluarga (KK) atau 1.255 jiwa terdampak dan tersebar di Kecamatan Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea dan Tamalate.

"Hari ini saya bersama pak Camat dan Dinas Sosial dan teman teman kesehatan Pemprov melihat 15 titik di Manggala. ada kurang lebih 1098 korban banjir dan alhamdulillah sinergi dan kolaborasi bersama Dinas BPBD terus kita lanjutkan untuk membantu saudara kita yang terdampak ini," ujar Fadjry.

Selain kunjungan, pihaknya juga telah memberikan bantuan dasar yang dibutuhkan masyarakat. "Sejak kemarin kita sudah ada bantuan dapur umum, bantuan beras dan Indomie serta kebutuhan dasar untuk pengungsi," ungkap dia.

Fadjry mengatakan pihaknya bersama pemerintah kota akan duduk bersama untuk mencari solusi banjir yang selalu datang setiap Desember dan Januari ini.

"Insyaallah kami akan koordinasi, Pemprov dan Pemkot untuk sama sama memikirkan masalah ini. dan bagaimana masyarakat terhibur di tengah kondisi banjir ini," kata dia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan Amson Padolo menjelaskan untuk banjir Maros statusnya masih waspada sehingga rescue telah melakukan tindak darurat 24 jam terakhir.

“Saat ini (kemarin) Maros masih status awas, karena hujan sangat ekstrem mengakibatkan meluapnya air sungai ditambah kondisi pasang maksimum, sehingga beberapa kecamatan di Maros banjir parah sehingga lembaga rescue lainnya selama 24 jam melakukan tindakan kedaruratan untuk penyelamatan warga yang terdampak banjir," kata Amson.

Amson mengungkapkan saat ini pihaknya telah menyalurkan bantuan di setiap titik di daerah yang terdampak banjir. "Buffer stock yang salurkan ke titik itu BPBD setempat,"ucap dia.

Atas kondisi cuaca yang tak menentu tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat dan banjir di beberapa wilayah, terutama daerah yang memiliki riwayat rawan banjir.

Amzon mengimbau masyarakat untuk menunda atau membatalkan rencana perjalanan ke daerah-daerah yang berpotensi dilanda banjir. Imbauan ini bertujuan untuk meminimalisir risiko dan memastikan keselamatan masyarakat yang mungkin terdampak banjir.

"Kami sangat menghimbau kepada masyarakat sehubungan dengan peringatan dini yg telah dirilis beberapa waktu Lalu untuk Senantiasa Waspada, menjauhi tempat yang rawan bencana, dan apabila tidak begitu penting menghindari bepergian yg melewati daerah yg rawan bencana seperti banjir," kata Amson.

Amson menambahkan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan tim SAR dan logistik untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat.

“Mengikuti informasi yang update dan terpercaya,kita juga meminta kepada warga apabila berada di zona yang rawan bencana agar segera mengungsi ke tempat yg aman dan menyampaikan kepada pemerintah terdekat apabila membutuhkan pertolongan/penanganan khusus apabila ada usia rentan," ujar dia.

Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti imbauan dari pihak berwenang, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari dampak buruk banjir.

“Jaga anak-anak jangan sampai lepas dari pengawasan dan selamatkan dokumen serta barang berharga lainnya,"tutur dia.

Anggota DPRD Sulawesi Selatan, Andi Muhammad Irfan AB, berharap pemerintah provinsi bersama Pemkab Maros kolaborasi dengan pihak lain, agar percepatan penanganan banjir.

"Harapan kita kerja sama semua pihak. Utama pemerintah provinsi dan Pemkab Maros mencari solusi," ujar dia.
Irfan mengatakan, turun memantau kondisi banjir yang melanda beberapa titik dan kondisi warga di Kabupaten Maros. Sejumlah infrastruktur juga rusak akibat banjir dan mendorong pemerintah daerah agar segera mengambil langkah cepat dalam penanganan bencana ini.

"Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan penanganan banjir dilakukan dengan cepat dan tepat," imbuh dia.

Pemerintah Kabupaten Maros mencatat jumlah warga terdampak banjir mencapai 100 ribu jiwa lebih. Jumlah itu tersebar di 14 kecamatan. (shasa-nabila-suryadi-hikma-isak/C)

  • Bagikan