MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Agus Sukrisman resmi menyandang gelar doktor setelah mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor di Program Studi Dirasah Islamiyah, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Jumat, 21 Februari 2025.
Sidang promosi ini dipimpin oleh Direktur Program Pascasarjana (PPs) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Abustani Ilyas MA, serta pendamping internal salah satunya Prof Amir Imbaruddin, Ph.D.

Dalam disertasinya yang berjudul "Peranan Guru dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMP Islam Terpadu Kota Sorong", Agus menyoroti peran strategis pendidik dalam membentuk karakter peserta didik sesuai dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Dimensi tersebut meliputi beriman dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, berkebinekaan global, serta gotong royong.
Agus menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dalam penelitiannya. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi langsung di sekolah, serta analisis dokumen. Subjek penelitian mencakup guru, kepala sekolah, peserta didik, dan orang tua di SMP Islam Terpadu Al-Izzah Kota Sorong.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memainkan peran utama dalam penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui empat aspek kompetensi: pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Penerapan nilai-nilai Pancasila dilakukan melalui pembelajaran berbasis proyek, keteladanan moral, serta penciptaan lingkungan belajar yang inklusif.
“Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan dalam membentuk karakter siswa. Penerapan pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi dengan orang tua menjadi faktor pendukung utama dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila,” ujar Agus dalam paparannya.
Namun, penelitian ini juga menemukan beberapa tantangan dalam implementasi program. Keberagaman latar belakang siswa, beban administratif guru, serta kurangnya pelatihan intensif menjadi kendala dalam optimalisasi penguatan karakter siswa. Sebagai solusi, Agus merekomendasikan pelatihan berkelanjutan, digitalisasi administrasi, serta peningkatan pengawasan dan evaluasi program.
Disertasi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi sekolah dan pemangku kebijakan dalam memperkuat pendidikan berbasis nilai Pancasila. Agus menegaskan bahwa peran guru yang optimal serta strategi pembelajaran yang terintegrasi menjadi kunci dalam menciptakan generasi yang berkarakter, mandiri, dan memiliki semangat kebersamaan.
“Pendidikan karakter harus terus dikembangkan agar peserta didik tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat dan nilai-nilai kebangsaan yang kokoh,” tutupnya. (*)