Jumriani Raih Gelar Doktor dengan Riset Pendidikan Kesetaraan di Gowa

  • Bagikan
Jumriani resmi meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor di Program Studi Dirasah Islamiyah, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Rabu, 26 Februari 2025.

MAKASSAR,RAKYATSULSEL – Jumriani resmi meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor di Program Studi Dirasah Islamiyah, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Rabu, 26 Februari 2025.

Dalam disertasinya yang berjudul "Implementasi Program Kerja Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Melalui Pendidikan Kesetaraan Paket C di Kabupaten Gowa", Jumriani meneliti efektivitas program PKBM dalam meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat yang tidak dapat menempuh jalur pendidikan formal.

Penelitian ini mengungkap implementasi program PKBM di Kabupaten Gowa cukup berhasil dalam menyediakan pendidikan kesetaraan bagi masyarakat yang putus sekolah. Program ini dirancang melalui tahap perencanaan yang melibatkan survei kebutuhan masyarakat oleh aparat desa dan tokoh masyarakat.

Dalam pelaksanaannya, PKBM mengadopsi kurikulum nasional dengan tambahan muatan lokal serta menerapkan metode pembelajaran yang fleksibel. Monitoring dan evaluasi program dilakukan secara rutin untuk memastikan efektivitas serta mengidentifikasi kendala yang dihadapi.

"PKBM tidak hanya menyediakan akses pendidikan, tetapi juga mengakomodasi kebutuhan warga belajar melalui metode pembelajaran berbasis komunitas," ujar Jumriani.

Namun, ia juga menemukan berbagai tantangan yang dihadapi dalam implementasi program ini. Faktor pendukung keberhasilan PKBM meliputi dukungan kebijakan pemerintah, tenaga pendidik yang kompeten, serta partisipasi aktif masyarakat.

Di sisi lain, keterbatasan sarana dan prasarana, minimnya pendanaan, serta partisipasi warga belajar yang bervariasi akibat kendala sosial dan ekonomi menjadi hambatan utama.

Jumriani menekankan bahwa penguatan kebijakan yang lebih inklusif sangat diperlukan agar pendidikan nonformal dapat berjalan lebih efektif. Selain itu, peningkatan kapasitas tenaga pendidik, penyediaan sarana yang memadai, serta penguatan kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci keberlanjutan program PKBM.

"Dengan strategi yang lebih adaptif dan berbasis kebutuhan lokal, pendidikan kesetaraan diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan angka partisipasi sekolah dan mengurangi kesenjangan akses pendidikan, terutama di daerah terpencil," tuturnya.

Melalui penelitian ini, Jumriani berharap hasil temuannya dapat menjadi dasar penguatan kebijakan pendidikan nonformal serta mendorong inovasi dalam pembelajaran berbasis komunitas di Indonesia.

  • Bagikan