Sementara itu, pengamat politik Muhammad Asratillah menilai PSU ini merupakan peluang emas bagi FKJ-Nur untuk membalikkan keadaan dan memenangkan pemilihan. Menurut dia, diskualifikasi Trisal menjadi keuntungan bagi FKJ-Nur yang sebelumnya hanya terpaut sedikit suara dari pesaingnya itu.
"Kalau saya, Farid (FKJ-Nur) mesti memanfaatkan kesempatan ini. Karena menurut saya ini kesempatan kedua baginya, ini semacam golden ticket," kata Asratillah.
Ia menegaskan bahwa dengan keluarnya Trisal dari kompetisi, FKJ-Nur dan timnya harus segera mengambil langkah strategis untuk meraih suara pemilih yang sebelumnya mendukung Trisal-Akhmad. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah membangun narasi yang menguatkan posisi mereka di mata masyarakat.
"Tim Farid mesti membangun isu bahwa pihak Trisal, atau siapapun nanti yang akan menggantikannya, adalah pihak yang kemarin menang karena melanggar aturan. Bahwa kompetitornya itu sebelum menjadi calon wali kota sudah melakukan pelanggaran, apalagi kalau misalnya duduk menjadi wali kota," ujar Asratillah.
Mengingat, kata Asratillah, bahwa meskipun Trisal sudah tidak bisa maju lagi dalam pertarungan lima tahun ini, tapi pendukungnya masih bisa memainkan narasi bahwa mereka dizalimi dalam proses hukum. Apalagi ada kemungkinan besar istri Trisal, Naili, akan maju menggantikan posisinya.
"Saya yakin juga gerbong Trisal akan menciptakan semacam isu tandingan di internal timnya, bahwa pihak mereka dizalimi, dikerjai di MK. Karena biasanya tim pendukung itu tidak mau tahu dengan fakta hukum yang sebenarnya. Kalau kalah, mereka langsung simpulkan bahwa mereka dikerjai," ujar dia.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar tim FKJ-Nur lebih dahulu membangun opini yang bisa merontokkan citra Trisal di mata pemilih. Jika dibiarkan, simpatisan Trisal disebut bisa kembali solid dan membuat pertarungan kembali ketat.
Selain membangun strategi komunikasi yang tepat, Asratillah juga menekankan pentingnya analisis berbasis data untuk mengidentifikasi kelemahan dalam pemilihan sebelumnya. Tim FKJ-Nur harus mengevaluasi di wilayah mana suara mereka lemah dan mencari tahu penyebabnya.
"Kemarin, kan, ada hasil pemilihan, pihak Farid harus menggunakan data pemilihan kemarin sebagai bahan evaluasi bagi timnya. Kira-kira di kelurahan mana, di desa mana, atau di kecamatan mana tim Farid itu lemah, capaian suara tidak maksimal keluar dari target," ujar dia.
Dia menambahkan, dalam strategi pemenangan, target suara biasanya ditetapkan mulai dari tingkat kota, kecamatan, kelurahan, hingga Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dengan pemetaan yang baik, tim FKJ-Nur bisa lebih fokus dalam meningkatkan suara di daerah-daerah yang sebelumnya kurang optimal.
Selain itu, keberadaan dua pasangan calon lainnya juga harus diperhitungkan dalam PSU ini. Menurut Asratillah, tim FKJ-Nur perlu membuka komunikasi dengan mereka untuk kemungkinan kerja sama elektoral.
"Keberadaan pasangan lain pasti mempengaruhi jalannya permainan pemilihan wali kota, jadi tim Farid mesti membuka komunikasi dengan dua pasangan kandidat yang lain. Bisa saja mereka berbagi peran atau berkolaborasi secara elektoral," imbuh dia.
Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah meminta kandidat lain untuk menggalang suara di basis-basis pemilih Trisal. Jika berhasil, suara yang sebelumnya terpecah bisa bergabung dan memperbesar peluang kemenangan bagi Farid.
Tak hanya itu, Asratillah menekankan bahwa kualitas tim kampanye juga akan menjadi faktor penentu dalam PSU ini. Jika tim pemenangan tidak solid atau strategi kampanye tidak maksimal, hasil yang diperoleh kemungkinan besar tidak akan jauh berbeda dari pemilihan sebelumnya.
"Karena biasanya kemenangan kandidat itu tergantung kekuatan infrastruktur dan kualitas SDM tim. Semakin militan tim, akan semakin bagus capaian suara," imbuh dia. (suryadi-isak pasa'buan/C)