Menurut peningkatan kebutuhan Rupiah di Ramadan dapat dipahami karena meningkatnya aktivitas ekonomi selama bulan suci tersebut. "Masyarakat cenderung meningkatkan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makanan dan minuman, serta untuk kegiatan keagamaan dan sosial," jelas Lukman.
Meski terjadi peningkatan kebutuhan masyarakat, Lukman menilai ini hal positif karena menunjukan perputaran ekonomi
Dalam konteks ini, peningkatan kebutuhan,"Rupiah di Ramadan dapat dianggap sebagai indikator positif bagi perekonomian Indonesia, karena menunjukkan meningkatnya aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat," ujarnya
Meski demikian Lukman juga mengingatkan agar peningkatan belanja ramadan harus diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang baik dan stabilisasi ekonomi untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi. (Hikmah/B)