Selain itu, industri nikel juga menghadapi tekanan dari perang dagang China-AS yang semakin memperumit situasi.
"Penundaan kenaikan royalti akan menjadi insentif penting agar industri nikel tetap bertahan dan berdaya saing di tengah ketidakpastian global," kata Alexander.
Menurut FINI, jika industri nikel tetap sehat, maka akan ada multiplier effect yang menguntungkan, seperti:
- Menjaga daya saing produk hilirisasi nikel Indonesia
- Memastikan iklim investasi tetap kondusif
- Meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) secara maksimal
"Kami siap berdiskusi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya agar industri nikel tetap eksis dan mampu bersaing di pasar global," tambahnya.
Pemerintah Tengah Susun Aturan Kenaikan Royalti
Sebelumnya, pemerintah sedang merancang draf Peraturan Pemerintah (PP) yang akan mengatur kenaikan tarif royalti minerba.
Namun, pelaku industri menilai bahwa kebijakan ini keluar di saat yang tidak tepat, karena harga komoditas global sedang turun dan tekanan ekonomi semakin besar.
Pengusaha berharap pemerintah mempertimbangkan kondisi industri sebelum mengambil keputusan, agar hilirisasi tetap berjalan tanpa hambatan. (*)