Menyoal tentang peradaban sebagai simbol dari kemajuan suatu bangsa, tentu selalu menarik untuk melihat serta menelitik lebih dalam bagaimana posisi peradaban dalam agama. Samuel P Huntington misalnya dalam tesisi Benturan peradaban atau clash of civilizations (CoC) adalah teori bahwa identitas budaya dan agama seseorang akan menjadi sumber konflik utama di dunia pasca-Perang Dingin.
Teori ini dipaparkan dalam pidatonya tahun 1992 di American Enterprise Institute, lalu dikembangkan dalam artikel Foreign Affairs tahun 1993 berjudul "The Clash of Civilizations" sebagai tanggapan atas buku karya mahasiswanya, Francis Fukuyama, berjudul The End of History and the Last Man (1992). Huntington kemudian mengembangkan tesisnya dalam buku The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order (1996).
Frasa ini pernah digunakan oleh Albert Camus pada tahun 1946, dan Bernard Lewis dalam artikel The Atlantic Monthly edisi September 1990 berjudul "The Roots of Muslim Rage" Frasa ini juga muncul di sebuah buku terbitan tahun 1926 tentang Timur karya Basil Mathews: Young Islam on Trek: A Study in the Clash of Civilizations.Istilah ini diambil dari konsep benturan budaya yang sudah pernah dipakai pada masa kolonial dan Belle Époque.
Peradaban Besar Menurut Huntington
Dalam tesisnya, Huntington membagi dunia menjadi "peradaban-peradaban besar": Peradaban Barat, terdiri dari Amerika Serikat dan Kanada, Eropa Barat dan Tengah, Australia dan Oseania. Layak tidaknya Amerika Latin dan bekas negara anggota Uni Soviet sebagai bagian dari peradaban Barat akan menjadi penilaian penting pada masa yang akan datang menurut Huntington. Sudut pandang tradisional Barat menganggap peradaban Barat terdiri dari negara dan kebudayaan Kristen Barat (Katolik-Protestan).
Amerika Latin, mencakup Amerika Tengah, Amerika Selatan (kecuali Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis), Kuba, Republik Dominika, dan Meksiko. Dapat dianggap sebagai bagian dari peradaban Barat. Banyak orang di Kerucut Selatan yang menganggap dirinya bagian dari peradaban Barat. Kawasan Ortodoks bekas Uni Soviet, bekas Yugoslavia (kecuali Kroasia dan Slovenia), Bulgaria, Siprus, Yunani, dan Rumania.
Negara yang mayoritas penduduknya non-Ortodoks biasanya tidak masuk (Azerbaijan Muslim Syi'ah, Albania dan sebagian besar Asia Tengah Muslim Sunni, Slovenia dan Kroasia Katolik Roma, negara-negara Baltik Protestan dan Katolik). Namun demikian, Armenia masuk meski agama terbesarnya, Gereja Apostolik Armenia, merupakan bagian dari Ortodoksi Oriental alih-alih Gereja Ortodoks Timur.
Dunia Timur adalah campuran peradaban Buddha, Tiongkok, Hindu, dan Jepang. Kawasan Buddhisme di Bhutan, Kamboja, Laos, Mongolia, Myanmar, Sri Lanka, dan Thailand dianggap sebagai peradaban terpisah, namun Huntington percaya bahwa kawasan ini tidak tergolong peradaban besar dalam sistem internasional.