Peradaban Tiongkok di Tiongkok, Korea, Singapura, Taiwan, dan Vietnam. Kelompok ini juga mencakup diaspora Tionghoa, khususnya di Asia Tenggara. Peradaban Hindu, berpusat di India, Bhutan, dan Nepal, dan menjadi panutan diaspora India di seluruh dunia.
Jepang, dianggap sebagai campuran peradaban Tiongkok dan unsur-unsur Altaik tua. Peradaban Afrika Sub-Sahara di Afrika Selatan, Afrika Tengah (kecuali Chad), Afrika Timur (kecuali Ethiopia, Komoro, Mauritius, dan pesisir Swahili di Kenya dan Tanzania), Tanjung Verde, Ghana, Pantai Gading, Liberia, dan Sierra Leone. Huntington menganggapnya sebagai peradaban ke-8 yang potensial.
Bukannya menjadi bagian dari salah satu peradaban "besar", Ethiopia dan Haiti tergolong negara "Sendiri". Israel bisa saja dianggap sebagai negara unik dengan peradabannya sendiri, namun Huntington merasa Israel sangat mirip dengan peradaban Barat. Huntington juga percaya bahwa Karibia Anglofon, bekas koloni Britania di Karibia, merupakan peradaban terpisah.
Ada pula negara-negara yang tergolong "negara celah" karena dihuni oleh masyarakat yang memiliki peradaban berbeda. Contohnya, India ("celah" karena mayoritas Hindu dan minoritas Muslim yang besar), Ukraina ("celah" antara wilayah barat yang didominasi Katolik Ritus Timur dan wilayah timur yang didominasi Ortodoks), Prancis (celah antara peradaban Amerika Latin di Guyana Prancis dan peradaban Barat), Benin, Chad, Kenya, Nigeria, Tanzania, dan Togo (celah antara Islam dan Afrika Sub-Sahara), Guyana dan Suriname (celah antara Hindu dan Afrika Sub-Saharacleft), Tiongkok (celah antara peradaban Tiongkok dan Buddhisme di Tibet dan peradaban Barat di Hong Kong dan Makau), dan Filipina (celah antara peradaban Islam di Mindanao, peradaban Tiongkok, dan peradaban Barat). Sudan juga dianggap sebagai "celah" antara Islam dan Afrika Sub-Sahara; pembagian ini terwujud pada Juli 2011 setelah Sudan Selatan memutuskan merdeka melalui referendum pada Januari 2011.
Benturan peradaban menurut Huntington (1996) sesuai yang dipaparkan dalam bukunya. Artinya Samuel P Huntington jauh-jau hari telah mendarasnya dengan apik bagaimana dialog peradaban itu harus dibangun sebagai simbol meneguhkan skat-skat budayadan peradaban antar bangsa dan natar manusia.