- “Kamu terlalu tua untuk melakukan itu”
Frasa ini dapat langsung mematahkan semangat anak dewasa dalam sekejap.
Memberitahu mereka bahwa terlalu tua untuk mencoba sesuatu yang baru—seperti memulai bisnis, berolahraga, atau kembali kuliah—mengirimkan pesan jelas: kamu tidak percaya pada kemampuan mereka.
Hal ini menciptakan batasan daripada peluang dalam pikiran mereka. Kita tidak pernah terlalu tua untuk belajar, berkembang, atau berubah arah.
Efikasi diri (keyakinan akan kemampuan kita sendiri) sangat memengaruhi bagaimana kita menghadapi tantangan.
Mendorong anak dewasa untuk mengejar minat mereka, di usia berapapun, menunjukkan bahwa kamu mempercayai penilaian dan potensi mereka.
- “Mengapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?”
Perbandingan antarsaudara menyakitkan jauh melampaui masa kanak-kanak dan jarang berakhir baik.
Membandingkan anak-anak—terutama saat dewasa—dapat menciptakan dendam berkepanjangan.
Sebagai alternatif, mengakui kekuatan individu masing-masing anak dapat membangun jembatan daripada penghalang.
Tanyakan tentang tujuan pribadi mereka dan biarkan mereka mendefinisikan kesuksesan dengan istilah mereka sendiri.
Rayakan kemajuan yang mereka buat, sekecil apapun itu, dan tekankan keunikan jalan masing-masing anak.
- “Saya mengorbankan segalanya untukmu”
Setiap kali kita menyinggung pengorbanan dengan cara ini, hal itu dapat memberikan beban berat pada anak dewasa kita.
Mereka mungkin merasa bersalah, tertekan untuk membalas, atau merasa tidak bisa memenuhi harapan kita.
Ya, orangtua membuat banyak pengorbanan—itu bagian dari mengasuh anak, tetapi mengingatkan mereka akan hal itu dapat membebani hubungan.
Lebih baik berbicara secara terbuka tentang kasih sayang dan pengorbanan dengan cara yang seimbang tanpa menggunakannya sebagai alat untuk membuat mereka merasa bersalah.