Cinta dalam Sujud

  • Bagikan

Oleh: Ahmad Razak
Dosen Fak. Psikologi UNM

RAKYATSULSEL - Malam Al Qadr, adalah saat yang istimewa disepuluh terakhir ramadhan. Ia hadir sebagai anugerah terindah dari Sang Maha Pencipta. Di keheningan malam yang sunyi, hati yang rindu akan dekapan cinta Ilahi, bersujud diatas tikar sajadah, duduk sembari menengadahkan tangan, memohon ampunan dan rahmat-Nya. Malam itu, langit seakan turun lebih dekat, menyelimuti bumi dengan kedamaian dan ketenangan yang tak terhingga.

Dalam setiap sujud, terucap doa-doa tulus, harapan-harapan yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan. Tanpa terasa, air mata penyesalan membasahi pipi, memohon ampunan atas segala dosa dan khilaf yang telah diperbuat. Malam Al Qadr menjadi saksi, ketika hati yang rapuh menemukan kekuatan dalam dekapan cinta Ilahi.

Dikeheningan malam, dunia seakan berhenti berputar, yang ada hanyalah kekhusyukan, dan keagungan. Setiap detik terasa berharga, setiap hembusan napas menjadi zikir yang mengalun merdu. Malaikat-malaikat turun membawa keberkahan, menebarkan rahmat ke seluruh penjuru bumi.

Di malam Al Qadr, setiap hati yang terluka menemukan obat penawar, setiap hati yang gundah menemukan ketenangan, dan hati yang rindu menemukan cinta sejati. Malam itu, batas antara hamba dan Sang Pencipta seakan menipis, menyatu dalam keagungan cinta yang tak terhingga.

Malam Al Qadr adalah malam penuh keajaiban, malam di mana doa-doa dikabulkan, dan ampunan dilimpahkan. Malam itu, setiap amal kebaikan dilipatgandakan lebih baik dari 1000 bulan, setiap langkah menuju kebaikan akan diberkahi. Malam itu, harapan-harapan yang terpendam menemukan jalan keluar, impian-impian yang terukir dalam hati menjadi nyata.

Di malam Al Qadr, setiap hati yang bersujud menemukan cinta dan kedamaian yang hakiki, kedamaian yang tak dapat ditemukan di dunia fana. Malam itu, hati yang merindu cinta Ilahi merasakan kebahagiaan yang tak terhingga, kebahagiaan yang bersumber dari cinta Sang Ilahi.

  • Bagikan

Exit mobile version