Mengenang Ibu Lewat Kriya, Ungatawwa Handmade Tembus Pasar Australia

  • Bagikan
Owner Unga Tawwa Handmade, Tenripakkua Bungawalia memamerkan hasil karyanya yang saat ini mampu tembus pasar Australia, Senin (24/3/2025).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Tenripakkua Bungawalia (40) tak pernah menyangka bahwa hobinya merajut sebagai cara mengenang mendiang sang ibu justru membawanya menuju kesuksesan.

Bagi Unga, sapaan akrabnya, ibunya, Neni, adalah sosok yang bersahaja dan tabah dalam menghadapi cobaan. Bahkan saat divonis kanker pada 2013, Neni tetap semangat menjalani hidup. Alih-alih larut dalam kesedihan, ia mengisi hari-harinya dengan merajut.

Dari tangannya yang mulai melemah, berbagai karya sulaman benang berwarna-warni tercipta. Kegiatan ini menjadi rutinitasnya hingga akhir hayat.

Sepeninggal ibunya, Unga pun mengikuti jejak sang bunda dengan menekuni seni merajut. Ia menciptakan beragam karya seperti gelang, tas rajut, gantungan ponsel, boneka amigurumi, hingga payung bersulam benang. Baginya, merajut adalah cara mengobati kerinduan kepada ibunya.

"Ibu saya terkena kanker pada 2013. Sejak saat itu, beliau menghabiskan waktunya untuk merajut hingga akhir hayatnya. Saya pun mencoba meneruskan peninggalannya dan bergabung dengan berbagai komunitas untuk meningkatkan keterampilan merajut," ucap Unga, Senin (24/3/2025).

Kecintaan Unga terhadap ibunya berkembang menjadi passion dalam seni kriya. Ia pun mengambil keputusan besar, meninggalkan pekerjaan kantoran untuk fokus mengembangkan kerajinan tangan yang membawanya lebih dekat dengan kenangan sang ibu.

Tak sekadar menyalurkan hobi, Unga juga terus mengasah kemampuannya dalam merajut. Setelah merasa cukup percaya diri, ia mulai memasarkan produknya dan mengubah rumah ibunya menjadi rumah produksi dengan brand "Ungatawwa Handmade". Tak disangka, minat masyarakat terhadap produknya sangat besar.

  • Bagikan

Exit mobile version