MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Pemungutan Suara Ulang (PSU) Kota Palopo mewaspadai potensi mobilisasi pemilih di perbatasan daerah menjelang hari pencoblosan.
Untuk mengantisipasi pemilih "siluman," Ketua KPU Sulsel, Hasbullah, menegaskan bahwa potensi tersebut menjadi perhatian khusus bagi KPU serta menjadi sorotan serius bagi jajaran KPU dan Bawaslu.
"Kami selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi tersebut. Terlebih lagi menjelang hari H, KPU dan Bawaslu akan semakin intens dalam berkoordinasi," jelas Hasbullah, Selasa (25/3/2025).
Ia mengakui bahwa peluang terjadinya mobilisasi pemilih memang kecil, tetapi kewaspadaan tetap harus ditingkatkan, terutama bagi pemilih yang memiliki jarak cukup jauh ke TPS.
"Akan ada pengawasan khusus bagi wilayah yang pemilihnya memiliki jarak jauh ke TPS, sebab kondisi ini rawan dimanfaatkan oleh tim sukses untuk melakukan mobilisasi dan praktik politik uang," tegasnya.
Hasbullah menekankan bahwa keberhasilan pemilihan sangat bergantung pada sinergi antara penyelenggara, dalam hal ini KPU dan pengawas pemilu.
Oleh karena itu, ia menilai pentingnya kesamaan persepsi dan pemahaman terkait tugas serta tanggung jawab masing-masing dalam pelaksanaan PSU.
Selain itu, PPK dan Panwascam sejak dini juga harus berkoordinasi guna mencegah potensi pelanggaran, terutama pada tahapan pemungutan suara hingga proses rekapitulasi.
"Kami dari KPU Provinsi dan Kota Palopo mengimbau kepada generasi muda serta pemilih luar daerah untuk menjadi pemilih yang cerdas dan tidak terlibat dalam mobilisasi pemilih yang tidak sah," tutupnya. (Yadi/A)